Analisa Scenic Beauty Estimation
Tabel 11. Kriteria kesesuaian lokasi untuk wisata pantai
Parameter Bobot
S Skor
N Skor
Tipe pantai 5
Pasir Putih, 3
Pasir hitam, Lumpur, berbatu, terjal
1 Lebar Pantai
m 5
10 3
10 1
Material Dasar Perairan
5 Pasir, Karang
berpasir 3
Lumpur 1
Kecepatan arus mdet
3 0-0,34
3 0,34
1 Kemiringan
Pantai° 3
25 3
25 1
Kecerahan Perairan m
1 5
3 5
1 Penutupan
Lahan Pantai 1
Kelapa, lahan terbuka
3 Hutan bakau,
pemukiman pelabuhan 1
Biota Berbahaya
1 Tidak ada
3 Bulu babi, ikan pari, hiu,
lepu 1
Ketersediaan Air Tawar
jarakm 1
500 3
500 1
Ket. Nilai maksimum = 75. S = Sesuai, dengan nilai 33. N = Tidak sesuai, dengan nilai 33. Sumber: Modifikasi Yulianda 2007
Setelah dilakukan penentuan matriks kesesuaian yangdisesuaikan dengan peruntukan, kemudian dilanjutkan pada langkah kedua yakni penghitungan nilai
yang sesuai dengan peruntukkannya dengan rumus menurut Yulianda 2007 sebagai berikut :
IKW = ∑ NiN
maks
x 100 ………………………………………. 5 Dimana: IKW= indeks kesesuaian wisata. Ni = nilai parameter ke-i bobot x skor.
Nmaks = nilai maksimum dari suatu kategoriwisata. Selanjutnya dilakukan pembagian kelas lahan sesuai dengan nilainya.
Kelas kesesuaian kawasan wisata dibedakan berdasarkan kisaran nilai indeks kesesuaiannya. Nilaiindeks pada setiap kelas kesesuaian interval, I ditentukan
melalui titik tengah dari selisih nilai indeks tertinggi dengan nilai indeks terendah rentang, R dibagi dengan banyaknya kelas kesesuaian K atau dapat
dirumuskan sebagai I= RK. Kelas-kelas kesesuaian pada matriks yaitu menggambarkan tingkat
kecocokan dari suatu bidang untuk penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian dalam penelitian ini dibagi atas 2 dua kelas yang didefinisikan sebagai berikut :
Kelas S : Sesuai Daerah ini tidak mempunyai pembatas yang serius untuk menetapkan pelakuan
yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti atau berpengaruh secara nyata terhadp penggunaannya dan tidak akan menaikan
tingkatan perlakuan yang diberikan. Kelas N : Tidak sesuai
Daerah ini mempunyai pembatas permanen, sehingga mencegah segala kemungkinan perlakuan pada daerah tersebut.
Setelah dilakukan pembagian kelas maka dilakukan perbandingan nilai lahan dengan nilai masing-masing kelas lahan. Dengan cara ini, maka dapat
ditentukan kelas kesesuain lahan untuk penggunaan tertentu diperoleh. Dan pada tahapan selanjutnya dilakukan basis data untuk masing-masing parameter
kesesuaian kawasan PPK disusun dalam bentuk tema layer dalam bentuk digital yang dapat didigitasi on screen menggunakan software Arc View menjadi peta
digital. Tahapannya meliputi: 1 registrasi, koordinat peta analog disamakan terlebih dahulu dengan koordinat peta yang akan didigitasi; 2 digitasi, merubah
peta analog menjadi peta digital digitasi on screen; 3 editing, memperbaiki hasil digitasi; 4 anotasi, untuk memasukkan data atribut; 5 tipologi; 6
transparansi untuk mengubah koordinat derajat menjadi koordinat meter UTM dan; 7 edgematching untuk mengembangkan peta jika terdiri atas beberapa
lembar Wahyudi 2006. Penggunaan perangkat lunak Er Mapper untuk merubah posisi geometri. Hasilnya berupa terklasifikasi yang dapat digitasi on screen
sehingga menghasilkan peta digital yang dipakai sebagai peta tematik atau layer. Peta hasil digitasi dan peta hasil klasifikasi diintegrasikan untuk menghasilkan
peta awal atau peta dasar. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan per stasiun digunakan untuk interpolasi data yaitu memasukkan setiap data parameter melalui
titik-titik pengamatan menjadi suatu area polygon dengan menggunakan metode Nearest Neighbour
. Data dalam bentuk spasial peta digital inilah yang siap dipakai sebagai tematiklayer dalam analisis kesesuaian.
Proses penyusunan peta kesesuaian lahan untuk kawasan pemanfaatan di Pulau Lingayan disajikan pada Gambar 8.
Gambar 8. Proses Penyusunan Peta Kawasan Pemanfaatan.