Pengelolaan Ekowisata Ekowisata .1 Definisi Ekowisata
untuk menyerap limbah material yang dihasilkan oleh manusia, menggunakan rencana pengelolaan dan teknologi ekstraksi. Penghitungan BC dari suatu wilayah
diawali dengan mengetahui jumlah total lahan yang secara bioproduktif tersedia GFN 2008. Secara singkat dapat dikatakan bahwa penghitungan BC dilakukan
untuk mengukur kemampuan lahan terseterial dan perairan yang tesedia untuk menyediakan jasa lingkungan. Penghitungan BC dari suatu area dilakukan dengan
mengalikan area yang aktual tersedia dengan yield faktor YF dan equivalencefaktor
EF yang tepat. BC biasanya digambarkan dalam global hektar gha.
Hasil penghitungan ecological footprint untuk dunia dan Indonesia pada tahun 2005 adalah seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Ecological footprint Dunia dan Indonesia tahun 2005 Negara
Population Total Ecological
Footprint Biocapacity
Eclogical deficit
milions global haperson
global haperson
global haperson
Dunia 6.476
2,7 2,1
- 0,6 Indonesia
222,8 0,9
1,4 0,4
Sumber : WWF 2008
Menurut Wackernagel and Rees 1996 menyatakan bahwa metode perhitungan EF suatu negara melalui tiga tahapan. Tahapan Pertama adalah
menduga rata-rata konsumsit tahunan per orang dari item tertentu berdasarkan data agregat regional atau atau nasional dengan membagi konsumsi total dengan
ukuran populasi, yaitu : konsumsi= produksi + impor-ekspor. Tahap kedua adalah dengan menduga area lahan layak per kapita aa untuk produsi setiap konsumsi
utama ‘i’, dengan cara membagi rata-rata untuk konsumsi tahunan item c tersebut c dalam kgkapita dengan produktifitas tahunan rata-rata p, p
dalam kgha, yaitu : aa
i
= c
i
p
i.
Tahap ketiga adalah menghitung total ecological footprint dari rata-rata orang footprint percapita atau ‘ef’ dengan menjumlahkan
seluruh ekosistem yang memadai aa
i
dari seluruh item yang telah dibeli selama setahun yaitu : ef =
∑ aa
i
. Akhirnya diperoleh EF dari populasi N, yaitu: Efp=Nef.
Ecological footprint dunia adalah 2,7 global ha per orang. Satu global hektar
artinya satu hektar produktifitas biologis sama dengan rata-rata secara global. Secara global terdapat deficit sumberdaya alam sebesar-0.6 global hektar per
orang. Hal ini merupakan selisih dari total ecological footprint sejumlah 2,7 global haorang dengan biocapacity yang hanya 2,1 global haorang. Nilai EF
Indonesia masih jauh di bawah dunia yaitu 0,9 global haorang tetapi biocapacity Indonesia masih berada di bawah nilai dunia yaitu 1,4 global haorang. Hal ini
menggambarkan bahwa walaupun Indonesia telah mengeksploitasi sumberdaya alam jauh lebih rendah dari pada negara-negara lain, akan tetapi suplay
bioproduktif atau cadangan sumberdaya masih banyak ini disebabkan oleh penggunaan sumberdaya alam relative lebih rendah dibandingkan negara lain
sehingga jumlah cadangan sumberdaya alam masih relative lebih banyak. Tetapi hal ini dapat berubah apabila penggunaan sumberdaya alam dilakukan secara
tidak bijaksana.