Analisis Daya Dukung Air

Secara umum mangrove tumbuh dalam empat zona yaitu pada daerah terbuka, daerah tengah, daerah yang memiliki sungai berair payau sampai hampir mendekati tawar, serta daerah ke arah daratan yang memiliki air tawar, yakni sebagai berikut : a Mangrove Terbuka. Berada pada bagian yang berhadapan dengan laut. Komposisi floristic dari komunitas di zona terbuka sangat tergantung pada substratnya, misalnya : Sonneratia alba yang mendominasi daerah berpasir dan Rhizophora mucronata cenderung mendominasi daerah yang berlumpur. b Mangrove Tengah. Terletak dibelakang mangrove zona terbuka. Di zona ini biasanya didominasi oleh jenis Rhizophora mucronata, Xylocarpus granatum dan Xylocarpus moluccensis. c Mangrove Payau.Berada disepanjang sungai berair payau hingga hampir tawar. Di zona ini biasanya didominasi dari komunitas nypa atau sonneratia. d Mangrove Daratan.Terletak di zona perairan payau atau hampir tawar dibelakang jalur hijau mangrove sebenarnya. Zona ini memilki kekayaan jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan zona lannya. Jenis-jenis yang umum ditemukan pada zona ini termasuk ficus microcarpus Lumnitza racemoza, Pandanus sp dan Xylocarpus moluccensis. Sampai dengan saat ini pemanfaatan hutan mangrove yang dilakukan oleh masyarakat setempat adalah sebagai bahan konstruksi bangunan, kayu bakar dan untuk pembuatan arang. Selain itu manfaat dari hutan mangrove adalah jasa perlindungan terhadap abrasi pantai, perlindungan terhadap banjir akibat terpaan angin dan ombak, perlindungan terhadap intrusi air laut, perlindungan terhadap berbagai jenis flora dan fauna yang bernilai ekonomis tinggi, perlindungan terhadap keanekaragaman hayati dan sebagai penyerap karbon dan penghasil oksigen yang sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas lingkungan hidup.

4.2.2 Ekosistem Terumbu karang

Terumbu karang di Pulau Lingayan merupakan tipe terumbu tepi yang tumbuh di sekeliling perairan dan melingkari pulau pada kedalaman 1 – 10 meter. Rataan terumbu karang ini tehampar hingga mencapai kurang lebih 1500 meter dari garis pantai hingga tubir terumbu, khususnya dibagian barat pulau. Dasar terumbu pada umumnya adalah patahan karang, pasir dan bongkahan karang mati. Lereng terumbu relatif landai namun pada titik tertentu sangat curam pada sisi yang berhubungan dengan laut lepas. Luas terumbu karang yang berada di perairan pulau Lingayan 2 069.54 ha. Pemanfaatan terumbu karang terutama sebagai habitat produktif karena merupakan fishing ground ikan karang, pelindung pantai dari gelombang dan badai, merupakan sumber plasma nuftah dan biodiversity yang sangat diperlukan bagi industri pangan serta habitat bagi berbgai sumbedaya ikan, sebagai kawasan wisata karena memiliki keindahan yang alami dan khas. Namun juga beberapa kegiatan yang sangat mengancam dan memabahayakan kelestarian terumbu karang seperti penambangan karang untuk bahan bangunan dan penangkapan ikan dengan bahan dan alat yang merusak terumbu karang seperti bahan peledak dan potasium.

4.2.3 Ekosistem Lamun Seagrass

Lamun seagrass merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga yang tumbuh di perairan dangkal dan dapat membentuk kelompok-kelompok kecil dari beberapa tegakkan tunas hingga berupa hamparan padang lamun yang luas yang masih dapat dijangkau oleh cahaya matahari yang memadai bagi pertumbuhannya. Lamun hidup di perairan yang dangkal dan jernih pada kedalaman antara 2-12 meter dengan sirkulasi yang baik. Hampir semua tipe substrat dapat ditumbuhi lamun, mulai substrat berlumpur sampai dengan berbatu. Namun padang lamun yang luas lebih sering dijumpai pada substrat lumpur berpasir antara hutan mangrove dan terumbu karang. Berdasarkan hasil survey ekosistem lamun di perairan Pulau Lingayan sebanyak enam jenis yaitu Enhallus acoroides, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Syrringodium isotifoliu, Thalasia hemprichii dan Halophylla ovalis. Padang lamun di perairan pulau Lingayan memiliki luas 150.48 ha.

4.2.4 Sumberdaya Perikanan a Potensi Ikan Karang

Ikan karang merupakan biota biota yang berasosiasi dalam ekosistem terumbu karang yang keberadaannya lebih tinggi dibanding biota lainya. Dari hasil survey di perairan pulau Lingayan terdapat 64 jenis ikan karang. Jenis ikan karang tersebut dikelompokkan dalam family Acanthuridae,Serranidae, Balitstidae, Caesionidae, Carangidae, Chaetodontidae, Labridae,Lutjanidae, Haemulidae, Siganidae, Scaridae, Pomacanthidae dan Muliidae. Beberapa jenis ikan karang konsumsi yang banyak dijumpai adalah dari jenis kerapu Chomileptes altivelis, Ephinephelus fuscogulatttus, ikan kakap Lutyannus decussatus, ikan beronang Siganus coralinus, S. siganus, S.dolainus , ikan ekor kuning Caesio kuning, dan beberapa jenis ikan konsumsi lainnya Lampiran 2.

b. Potensi Biota Yang dilindungi

Biota yang dilindungi seperti burung maleo,penyu hijau Chelonia midas dan penyu sisik Eretmochelys imbricatum, kima raksasa Tridacna gigas, Lola Trochus niloticus, kerang kepala kambing Cassis cornuta dan ikan Napoleon ikan napoleon Cheilinus undulates sering dijumpai di Pulau Lingayan Berdasarkan informasi dari masyarakat bahwa penyu sisik maupun penyu hijau seringkali didapati oleh nelayan yang memancing disekitar perairan Pulau Lingayan dan oleh masyarakat sering ditemukan naik ke daratanpantai sisi barat Pulau untuk bertelur terutama pada saat bulan purnama dengan intensitas 30 ekor6 bulan. BRKP 2006 bahwa di Pulau Lingayan juga dijumpai kima besar Tridacna maxima, kima sisik Tridacna squamosa, kima lubang Tridacna crocea dan kima pasir Hippopus hippopus.

4.3 Karakteristik Pantai

Berdasarkan jenis pantai unit-unit geomorfologi serta litologi penyusunnya, karakteristik pantai disekitar Pulau Lingayan dapat dibedakan atas tiga jenis pantai meliputi : 1 Pantai Berbatu Tipe pantai berbaturock coast merupakan pantai yang terbentuk dari batuan yang memiliki resistansi tinggi yaitu batuan granit dan batuan gamping terumbu. Jenis pantai ini dicirikan oleh garis pantai yang dibatasi oleh batuan baik landai hingga berlereng terjal. Tebing pantai yang terjal mempunyai kemiringan lereng di atas 30”. Batuan granit memiliki warna segar abu-abu, warna lapuk kecoklatan, keras hingga sangat keras, telah mengalami pengkekaran yang terisi oleh mineral kalsit dan kuarsa. Pada beberapa bagian pantai, hasil pelapukan batuan ini menghasilkan pantai yang berpasir kasar yang berasal dari mineral kuarsa yang dikandungnya. Batuan granit ini merupakan batuan tertua dipulau ini dan merupakan sebagai batuan utama yang membentuk Pulau Lingayan serta membentuk perbukitan rendah di bagian barat daya. Shepart 1973 in BRKP 2006, tipe pantai ini termasuk dalam kategori pantai primer yang disebut sebagai rock coast. 2 Pantai Berpasir Pantai ini dicirikan oleh garis pantai yang memiliki kemiringan lereng yang landai hingga sedang kurang dari 6” hingga 10” dengan material penyusun berupa pasir. Lebar pantai 10-19 m, sebagian sebagai pantai kantung berpasir sandy pocket beach. Pada wilayah pantai yang diapit oleh batuan gamping terumbu, pasir pantai yang membentuk pantai memiliki pasir berwarna putih berukuran pasir halus hingga sedang yang berasal dari hasil pelapukan batuan ini. Morfologi pesisir berupa dataran pantai yang sempit, ditumbuhi vegetasi kelapa dan semak belukar, dan pada bagian selatan pulau dimanfaatka sebagai lahan pemukiman. Berdasarkan pada Peta Geologi Lembar Tolitoli Nana Ratman 1976 in BRKP 2006, material pasir ini temasuk dalam satuan aluvium dan endapan pantai, material ini terendapkan diatas satuan batuan granit yang berumur lebih tua dan merupakan materail sekunder pembentuk pulau. Shepart 1973 in BRKP 2006, tipe pantai ini termasuk dalam kategori pantai sekunder yang disebut sebagai sandy beach . 3 Pantai Mangrove Tipe pantai ini dicirikan dengan adanya hutan bakaumangrove yang berakar pada perairan yang dangkal. Disebelah timur laut pulau, vegetasi mangrove terlihat cukup rapat bila dibandingkan yang tumbuh disebelah tenggara pulau. Morfologinya yang landai dan terdapatnya vegetasi mangrove mengakibatkan wilayah pantai disekitarnya mengandung lumpur dan tipe pantai ini lebih