Daya Dukung Kawasan DDK

dan berperan penting bagi pendidikan masyarakat berkaitan dengan pentingnya konservasi laut dan dampak aktifitas manusia terhadap keanekaragaman hayati. 5. Memberikan manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat pesisir ; Kawasan kindung dapat membantu masyarakat pesisir dalam mempertahankan basis ekonominya melaui pemanfaatan sumberdaya dan jasa-jasa lingkungan secara optimal dan berkelanjutan. Sasaran utama penetapan kawasan konservasi di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil adalah untuk mengkonservasi ekosistem dan sumberdaya hayati, agar proses-proses ekologis di suatu ekosistem dapat terus berlangsusng dan tetap dipertahankan produksi bahan makanan dan jasa-jasa lingkungan bagi kepentingan manusia. Dan untuk mencapai sasaran tersebut, menurut Kelleher dan Kenchington; Jones; Barr et al. in Bengen 2002maka penetapan kawasan konservasi di pesisir, laut dan pulau-pulau kecil harus ditujukan untuk : 1 Melindungi habitat-habitat kritis 2 Mempertahankan keanekaragaman hayati 3 Mengkonservasi sumberdaya ikan 4 Melindung garis pantai 5 Melindungi lokasi-lokasi yang bernilai sejarah dan budaya 6 Menyediakan lokasi rekreasi dan pariwisata. 7 Merelokasi daerah-daerah yang tereksploitasi 8 Mempromosikan pembangunan kelautan yang berkelanjutan. Untuk merencanakan pengalokasian kawasan konservasi diperlukan empat tahapan dalam pemilihan proses lokasi Agardy in Bengen 2002 yaitu : 1 Identifikasi habitat atau lingkungan kritis ; distribusi sumberdaya ikan dan bila memungkinkan lokasi proses-proses ekologis kritis, dan dilanjutkandengan memetakan informasi-informasi tersebut dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis 2 Teliti tingkat pemanfaatan sumberdaya dan identifikasi sumber-sumber degradasi di kawasan ; petakan konflik pemanfaatan sumberdaya, berbagai ancaman langsung misalnya over eksploitasi dan tidak langsung misalnya pencemaran terhadap ekosisem dan sumberdaya. 3 Tentukan lokasi dimana perlu dilakukan konservasi misalnya lokasi yang didentifikasi oleh pengambil kebijakan menjadi prioritas untuk dilindungi 4 Mengkaji kelayakan suatu kawasan prioritas yang dapat dijadikan kawasan konservasi berdasarkan proses perencanaan lokasi.

2.5.3 Zonasi Kawasan Konservasi

Pengelolaan zona dalam kawasan konservasi didasarkan pada luasnya berbagai pemanfaatan sumberdaya kawasan. Aktivitas di dalam setiap zona ditentukan oleh tujuan kawasan konservasi, sebagaimana ditetapkan dalam rencana pengelolaan. Undang-Undang 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil pada pasal 29, yang kemudian diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor: 17Men 2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil pada pasal 31 ayat 2melakukan pembagian zona disuatu kawasan konservasi yang dikelompokkan atas beberapa zona : 1 Zona Inti Zona inti merupakan bagian dari Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang dilindungi yang ditujukan untuk perlindungan habitat dan populasi sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil serta pemanfaatannya hanya terbatas untuk penelitian. 2 Zona Pemanfaatan Terbatas Zona pemanfaatan terbatas merupakan bagian dari zona konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang pemanfaatannya hanya boleh dilakukan untuk budidaya pesisir, ekowisata dan perikanan tradisional. 3 Zona Lain Sesuai Peruntukan Kawasan Zona lainnya merupakan zona di luar zona inti dan zona pemanfaatan terbatas yang karena fungsi dan kondisinya ditetapkan sebagai zona penentu antara lain zona rehabilitasi dan sebagainya. Secara umum zona-zona di suatu kawasan konservasi dapat dikelompokkan atas tiga zona yaitu : 1 Zona inti Habitat di dalam zona ini memiliki nilai konservasi yang tinggi, sangat rentan terhadap gangguan atau perubahan, dan hanya dapat ditolerir sangat sedikit