a. Pulau-pulau kecil memiliki infrastruktur yang sangat terbatas sehingga sulit mengundang kegiatan bisnis dari luar pulau diseeconomies of scale.
b. Pulau-pulau kecil memiliki pasar domestik dan sumberdaya alam yang kecil, sehingga iklim usahanya kurang kompetitif. Hal ini akan mempersulit
terjalinnya kerjasama melalui perdagangan internasional yang sangat kompetitif.
c. Kegiatan ekonomi di pulau-pulau kecil sangat terspesialisasi, yakni eksport dan tergantung import.
d. Pulau-pulau kecil biasanya sangat tergantung pada bantuan luar meskipun memiliki potensi yang bernilai strategis.
e. Jumlah penduduk yang ada di pulau-pulau kecil tidak banyak dan biasanya saling mengenal satu sama lainnya, serta terikat oleh hubungan persaudaraan.
Pulau kecil memiliki karakteristik yang menonjol yaitu: 1 tangkapan air yang terbatas dan sumberdayacadangan air tawar yang sangat rendah dan
terbatas; 2 peka dan rentan terhadap berbagai tekanan stressor dan pengaruh eksternal baik alami maupun akibat kegiatan manusia, seperti badai dan
gelombang besar serta pencemaran; 3 mempunyai sejumlah besar jenis-jenis organisme endemik dan kanekaragaman yang tipikal dan bernilai tinggi; 4 dan
beberapa pulau kecil yang berada jauh dari jangkauan pusat pertumbuhan ekonomi, pembangunannya tersendat akibat sulitnya transportasi laut dan
terbatasnya ketrampilan masyarakat setempat Bengen 2000; Ongkosono 1998; Sugandhy 1998.
2.1.3 Potensi Sumberdaya Pulau Kecil
Potensi sumberdaya alam di kawasan pulau-pulau kecil terdiri dari tiga kelompok: 1 sumberdaya alam yang dapat pulih renewable resources, antara
lain : ikan, plankton, benthos, moluska, krustasea, mamalia laut, rumput laut, lamun, bakau, terumbu karang; 2 sumberdaya alam yang tidak dapat pulih non-
renewable resources , antara lain: minyak dan gas, bijih besi, pasir, timah,
bauksit, dan mineral; 3 jasa-jasa lingkungan environmental services. Kawasan pulau-pulau kecil menyediakan sumberdaya alam yang produktif baik sebagai
sumber pangan dari kekayaan ekosistemnya, seperti ekosistem mangrove, lamun, dan terumbu karang, beserta biota yang hidup di dalamnya Dahuri 2003.
1 Sumberdaya dapat pulih
a Mangrove
Ekosistem mangrove merupakan ekosistem utama pulau-pulau kecil yang sangat berperan sekali baik bagi sumberdaya ikan di kawasan tersebut maupun
bagi kelangsungan hidup ekosistem lainnya, selain bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Dahuri et al. 1996, hutan mangrove memiliki fungsi ekologi dan
ekonomi. Fungsi ekologi hutan mangrove adalah sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan bagi berbagai macam biota, penahan
abrasi pantai, amukan angin taufan dan tsunami, penyerap limbah, pencegah instrusi air laut, dan sebagainya. Sedangkan fungsi ekonominya adalah penyedia
kayu sebagai kayu bakar, arang, bahan baku kertas, daun-daunan sebagai obat- obatan. Di kawasan pulau-pulau kecil jenis mangrove yang banyak dijumpai
adalah jenis Avicennia karena wilayah pulau-pulau kecil merupakan daerah yang ketersediaan air tawarnya terbatas, pasokan sedimen relatif rendah dan memiliki
substrat pasir.
b Terumbu Karang
Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang subur dan mempunyai produktifitas organik yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan terumbu untuk menahan nutrien dalam sistem dan berperan sebagai kolam untuk menampung segala masukan dari luar. Perairan ekosistem terumbu
karang juga kaya akan keragaman spesies ini adalah karena variasi habitat yang terdapat di terumbu dan ikan merupakan organisme yang jumlahnya terbanyak
yang dapat ditemui Dahuri et al. 1996. Lebih lanjut dikatakan, selain mempunyai fungsi ekologis yakni sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan,
pelindung fisik, tempat pemijahan, tempat bermain dan asuhan bagi berbagai biota; terumbu karang juga menghasilkan berbagai produk yang mempunyai nilai
ekonomi penting seperti berbagai jenis ikan karang, udang karang. Dari segi estetika, terumbu karang yang masih utuh menampilkan
pemandangan yang sangat indah, jarang dapat ditandingi oleh ekosistem lain. Keindahan yang dimiliki oleh terumbu karang merupakan salah satu potensi wista
bahari seperti selam, layar maupun snorkling.
c Padang Lamun
Lamun seagrass adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup di bawah permukaan air laut. Lamun hidup di
perairan dangkal agak berpasir dan sering dijumpai di ekosistem terumbu karang. Sama halnya dengan rerumputan di daratan, lamun juga membentuk padang yang
luas dan lebat di dasar laut yang dangkal dan masih terjangkau oleh cahaya matahari. Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas
organiknya, dengan keanekaragaman biota yang juga tinggi. Pada ekosistem ini hidup beranekaragaman biota laut seperti ikan, crustacea, moluska, echinodermata
dan cacing. Secara ekologis padang lamun mempunyai beberapa fungsi penting bagi wilayah pesisir, yaitu 1 produsen detritus dan zathara; 2 mengikat
sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak, dengan sistem perakaran yang padat dan saling menyilang; 3 sebagai tempat berlindung, mencari makan,
tumbuh besar, dan memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati masa dewasanya di lingkungan ini; 4 sebagai tudung berlindung yang
melindungi penghuni padang lamun dari sengatan matahari. Disamping itu padang lamun dapat dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan berbagai jenis ikan, kerang-
kerangan dan tiram, tempat rekreasi dan sumber pupuk hijau. Di kawasan pulau- pulau kecil banyak dijumpai dari jenis Enhalus dan Thalassia, karena di kawasan
ini kandungan sedimen organiknya relatif rendah dan didominasi oleh substrat pasir Bengen, 2000.
d Rumput Laut
Sumberdaya rumput laut seaweeds banyak dijumpai di pulau-pulau kecil, hal ini karena kebanyakan wilayah pesisir perairannya dangkal, gelombangnya
kecil, subur dan kaya akan bahan organik terutama wilayah dekat pantai dan muara sungai. Rumput laut merupakan sumberdaya alam yang mempunyai nilai
komersial yang tinggi, disamping sumberdaya perikanan. Sumberdaya rumput laut ini banyak dibudidayakan oleh penduduk sekitar sebagai mata pencaharian
mereka.