Pendidikan Kondisi Sosial Ekonomi .1 Kependudukkan
Tabel 24. Presentase Tutupan Karang
Lokasi Kedalaman
m AC NC DC Abiotik Others Kategori
Stasiun 1 5
27,70 17,30
- 50,00
5,00 Sedang
Stasiun 2 10
13,20 4,60
- 82,00
0,20 Buruk
Stasiun 3 3
19,60 10,40
15,00 15,00
40,00 Sedang
Stasiun 4 10
10,70 4,30
40,00 25,00
20,00 Buruk
Stasiun 5 3
31,20 35,20
- -
33,60 Baik
Stasiun 6 5
35,60 39,50
- -
24,90 Sangat baik
Stasiun 7 3
25,80 20,30
36,90 12,90
4,10 Sedang
Stasiun 8 10
2,60 2,00
2,00 90,40
3,00 Buruk
Stasiun 9 5
11,16 10,30
10,40 56,20
11,94 Buruk
Stasiun 10 5
7,60 18,10
4,80 29,50
40,00 Sedang
Berdasarkan hasil pengamatan di 10 stasiun yang berlokasi di Pulau Lingayan maka terlihat bahwa pada stasiun 2, 4, 8 dan 9 memiliki kategori buruk.
Hal ini terlihat dari presentase dari abiotik yang sangat tinggi di bandingkankan dengan kriteria lainnya. Pada stasiun pengamatan di lokasi 2,4 dan 8 dengan
kedalaman 10 meter substrat perairan sepanjang 50 m di dominasi oleh patahan karang rubble yang tidak beraturan bahkan pada stasiun 4 dijumpai dead coral
40, hal ini disebabkan karena dilokasi ini sering dilakukan pemboman ikan oleh nelayan. Pemboman dilakukan pada kedalaman 10 meter karena pada kedalaman
ini banyak dijumpai ikan target atau ikan konsumsi seperti ikan selar, kembung maupun ikan ekor kuning. Menurut Fox et al. 2006 bahwa bahan peledak yang
digunakan untuk melakukan pemboman ikan tidak hanya membunuh ikan tetapi juga menghancurkan kerangka karang, menghasilkan patahan karang yang tidak
seimbang. Sedangkan di stasiun 9 kondisi terumbu karangnya masuk kategori buruk, hal ini disebabkan pada saat surut stasiun ini menjadi tempat yang sangat
menarik bagi masyarakat secara beramai-ramai mencari kerang kima dan kerang kepala kambing dengan cara mencungkil karang-karang di lokasi tersebut.
Demikian pula pada pengamatan 1, 3, 7 dan 10 diperoleh kondisi presentase terumbu karang kategori sedang, namun di stasiun 1 terlihat komposisi abiotiknya
sangat tinggi yang didominasi oleh rubble 40, dimana pada waktu pengamatan pada lokasi tersebut dijumpai patahan karang sepanjang 20 meter hal ini
disebabkan karena dilokasi ini sering dilakukan pelemparan jangkar oleh nelayan yang melakukan penangkapan ikan disekitar lokasi 8. Menurut Glynn 1994
berpendapat bahwa jangkar dapat merusak karang dengan cara menjatuhkan dan menyeret jangkar. Ternyata bahwa jenis lifeform yang mendominasi patahan
karang tersebut adalah dari jenis acropora branching, hal ini sesuai dengan pendapat dari Riegl and Riegl 1996, yang menyatakan bahwa kerusakan akibat
pelemparan jangkar lebih mudah dialami oleh jenis acropora dibandingkan dengan jenis karang massive. Akan tetapi pada stasiun 7 banyak dijumpai dead
coral 36,90 hal ini diakibatkan terumbu karang dilokasi ini yang berada pada
kedalaman 3 mpada surut terendah maka karang-karang yang berada di rataan terumbu terexpose di udara dan terkena sinar matahari langsung atau pada saat
hujan sehingga air hujan langsung mengenai terumbu karang akan menyebabkan kematian pada karang tersebut namun ada sebagian yang mampu untuk
beradaptasi. Kondisi terumbu karang di Pulau Lingayan bervariatif yakni mulai dari
kategori rusak sampai pada kategori baik dengan nilai terendah 4,6 sampai 75,1, dimana pada stasiun 8 memiliki kondisi terumbu karang buruk dengan nilai
4,6, disusul pada stasiun 4 dengan nilai sebesar 15, stasiun 2 dengan nilai sebesar 17,8 dan stasiun 9 memiliki karang hidup sebesar 21,46 sedangkan
yang tergolong kondisi sedang terdapat pada stasiun 10 dengan nilai sebesar 25,7 , stasiun 3 dengan nilai sebesar 30, stasiun 1 dengan nilai sebesar 45
dan stasiun 7 yang memiliki presentase tutupan karang sebesar 46,1 dan yang temasuk dalam kondisi baik terdapat pada stasiun 5 dengan nilai sebesar 66,4,
sedangkan yang memiliki kondisi sangat baik terdapat pada stasiun 6 yakni sebesar 75,1. Jadi secara keseluruhan persentase tutupan karang hidup di Pulau
Lingayan sebesar 34,7termasuk dalam kondisi sedang. Kondisi terumbu karang
yang baik ditentukan dengan besanya persentase tutupan karang hidup. Kondisi karang yang sangat baik berada pada stasiun 6, dan yang masuk kategori baik
berada pada stasiun 1, 3, 5, 7 dan 10. Sedangkan yang termasuk dalam kondisi buruk terdapat pada stasiun 2, 4, 8 dan 9. Adapun kondisi karang yang baik dan
baik berada pada kedalamam 3-5 m tetapi yang kondisi buruk umumnya berada pada kedalaman 10 m, hal ini disebabkan karena pada kedalaman 10 m banyak