Selanjutnya jika frekuensi kunjungan dihubungkan dengan tipe ekosistem maka terlihat hutan primer dan sekunder lebih sering digunakan pada siang hari, sedangkan
di semak dan kebun lebih sering pada malam hari. Hasil uji Chi square menunjukkan adanya perbedaan signifikan frekuensi kunjungan pada berbagai tipe ekosistem
χ
2
hitung =46,9χ
2
tabel
α=0,05, df=3
=9,5. Perbedaan ini diduga karena pada siang hari gajah cenderung menghindari manusia dan sengatan sinar matahari. Stevenson dan Walter
2006:14 menyatakan bahwa gajah mempunyai masalah fisiologi jika terlalu lama kontak langsung dengan sinar matahari. Kondisi ini dapat dijadikan sebagai penjelasan
mengapa konflik antara gajah dan manusia umumnya terjadi pada malam hari. Berdasarkan pengamatan di lapangan, masyarakat selalu berjaga-jaga ronda di menara
pengintainya masing-masing pada malam hari; mulai dari matahari tenggelam hingga matahari terbit.
4. Hubungan Intensitas Kunjungan Gajah dengan Keanekaragaman Tumbuhan
Hasil studi menunjukan bahwa keanekaragaman tumbuhan yang tinggi tidak diikuti dengan tingginya kunjungan gajah. Hutan primer memiliki nilai
keanekaragaman yang tinggi H’= 4.3 dibandingkan dengan hutan sekunder H’=3.5
tetapi kunjungan gajah pada siang hari di hutan sekunder lebih tinggi 46,2 dari pada hutan primer 27.9. Kemudian keanekaragaman di semak
H’= 2.8 lebih tinggi dari pada di kebun
H’=2,0, tetapi kunjungan gajah lebih sering di kebun 50.5 sedangkan di semak hanya 24.4. Fenomena tersebut dapat menjelaskan tentang
peranan gajah dalam proses pemulihan hutan setelah terjadinya gangguan oleh kegiatan manusia. Selama perjalanan, gajah menyebarkan benih yang dimakan dari hutan, dan
kemudian disebar melalui fesesnya di area terbuka. Menurut Wijeyamohan 2003:62, setiap jam gajah mengeluarkan feses dung basah sebanyak 4 kg yang mengandung
benih tumbuhan. Jarak antar feses diperkirakan 118 meter pada malam hari dan 153 meter pada siang hari. Campos-Arceiz dan Blake 2011:542 melaporkan bahwa gajah
hutan di Afrika juga berperanan dalam memelihara keanekaragaman beberapa jenis pohon di dalam jangkauan area yang luas; yaitu melalui penyebaran feses sepanjang
perjalanannya. Dijelaskan bahwa Gajah Afrika menyebarkan benih sebanyak 355
spesies dari 213 genus di dalam 65 famili. Sedangkan Gajah Asia menyebarkan benih 122 spesies dari 92 genus di dalam 39 famili.
5. Intensitas Keberadaan Gajah Berdasarkan Grid
Intensitas keberadaan gajah berdasarkan grid dapat dijadikan petunjuk untuk membuat focal point baru bagi wisatawan yang berfungsi sebagai titik pengamatan
gajah liar. Berdasarkan overlay data intensitas keberadaan gajah dan grid di dalam home range gajah diperoleh 189 grid. Hanya ada 81 grid yang terisi titik-titik aktivitas
gajah. Berdasarkan grid ini terlihat bahwa sekitar 42,8 dari home range yang dijelajahi gajah.
Grid aktivitas ini memuat titik-titik yang dilalui gajah tiap bulan ataupun yang rutin dilalui gajah setiap tahun. Selama rentang 1 tahun di beberapa grid tertentu selalu
didatangi kembali oleh gajah. Tercatat sebanyak 30 grid yang didatangi gajah pada bulan yang sama. Grid yang setiap tahun dikunjungi gajah dapat dikatakan grid
strategis. Grid tersebut merupakan lokasi yang disukai gajah. Aktivitas gajah di grid tersebut biasanya digunakan gajah untuk makan, mandi dan minum serta lokasi
interaksi sosial. Analisis grid berdasarkan jumlah frekuensi kunjungan dan bulan kunjungan
dapat disusun indeks nilai penting grid. Indeks ini menggambarkan prioritas grid yang paling tinggi hingga terendah yang disukai gajah. Informasi ini penting dalam rangka
penentuan prioritas lokasi menara pandang pengunjung untuk melihat gajah liar.
Adapun urutan grid dengan INP tertinggi hingga terendah disajikan pada Tabel 5.7.
Tiap grid memiliki nilai indeks preferensi yang berbeda. Menurut Bibby et al. 1998, jika nilai indeks preferensi lebih dari satu w1 maka habitat tersebut disukai
sedangkan jika kurang dari satu w1 maka habitat kurang disukai. Berdasarkan data frekuensi kunjungan grid maka diperoleh jumlah grid yang disukai gajah seperti pada
Tabel 5.7.
Grid yang disukai gajah pada umumnya berada dekat dengan sungai dan di perbatasan kawasan dengan lahan milik warga. Lekagul dan McNeely 1977; di dalam