dapat memberikan alternatif tambahan penghasilan dan peluang usaha baru bagi masyarakat sekitar.
2. Motivasi Wisatawan.
Gajah liar di habitatnya menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Hal tersebut
dilihat dari motivasi tertinggi wisatawan untuk melihat gajah liar di habitatnya Gambar 5.16
. Motivasi ke dua adalah mempelajari perilaku gajah liar. Kedua motivasi ini mendapat nilai tinggi, sedangkan pada 5 aspek lainnya agak tinggi.
Gambar 5.16. Skor kumulatif motivasi wisatawan melihat atraksi gajah liar.
Selama ini wisatawan hanya melihat gajah di kebun binatang atau di penangkaran gajah. Gajah berada di dalam kandang dan diberi pagar atau dirantai. Pada kondisi
tersebut akan sangat berbeda tingkat kepuasan dan pengalamannya jika dibandingkan dengan melihat gajah liar langsung di habitatnya. Untuk mewujudkan motivasi wisatawan
agar dapat melihat gajah liar, maka informasi keberadaan gajah liar menjadi penting dimiliki pengelola ekowisata gajah. Hal tersebut menjadi bagian dari jaminan kepuasan
wisatawan dan keberlanjutan ekowisata. Dalam konteks habitat gajah, motivasi tertinggi wisatawan tertuju pada kegiatan
menikmati pemandangan alam, sedangkan motivasi ke dua adalah untuk menikmati
suasana segar. Wisatawan menyatakan setuju skor 6 atas semua opsi kegiata ekowisata
di habitat gajah Gambar 5.17. Menurut Kozak 2002 motivasi ditinjau dari dinamika
konsep, mungkin bervariasi dari satu orang ke orang lain, dari satu segmen pasar ke segmen pasar lainnya, dari satu destinasi ke destinasi lainnnya sebagai mana juga dari satu
proses keputusan kepada keputusan selanjutnya. Pemandangan alam di habitat gajah khsususnya di Resort Pemerihan-Way Haru
sangat indah dan bervariasi, mulai dari hutan alam dengan pepohonan besar dan faunanya, sungai yang jernih hingga pantai yang sangat indah dengan udara yang bersih patut
menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang ke Resort Pemerihan-Way Haru, TNBBS.
Wisatawan menyatakan bahwa keinginan mereka menikmati pemandangan alam dan udara segar adalah karena selama ini mereka sibuk dengan aktivitas rutin di kota yang
menjenuhkan. Untuk mengatasi kejenuhan tersebut, mereka mencari suasana yang berbeda dan pergi ke hutan untuk menikmati pemandangan alam dan udara segar.
Gambar 5.17. Skor kumulatif motivasi wisatawan terhadap habitat gajah
.
Menurut Akama dan Keiti 2003: di dalam Beh dan Bruyere, 2007:1465 motivasi utama wisatawan di Kenya adalah untuk melihat hidupan liar dan budaya masyarakat.
Menurut Beh dan Bruyere 2007:1465, berdasarkan 8 faktor motivasi, ternyata wisatawan di Kenya sebagian besar tergolong pada 3 segmen yaitu Escapists, Leaners dan
Spiritualists, Escapists adalah wisatawan yang ingin membebaskan diri dari rutinitas harian dan ingin merasakan petualangan di alam bebas. Leaners adalah mereka yang
ingin mendapatkan informasi dan pengetahuan dari staf taman nasional. Informasi tersebut berupa sejarah taman nasional, elemen-eleman spesifik dari flora dan fauana,
Adapun Spiritualists adalah dalam rangka melakukan refleksi diri.
3. Motivasi Pengelola.
Motivasi pengelola terlibat aktif dalam ekowisata gajah terutama untuk
menambah wawasan pengetahuan dan melestarikan habitat gajah Gambar 5.18.
Berbagai motivasi tersebut mereka nyatakan karena selama ini kegiatan mereka cenderung penuh dengan rutinitras berupa kegiatan-kegiatan konservasi gajah saja; seperti
penanaman pohon, pengusiran gajah liar, pemadaman kebakaran hutan, penangkapan pemburu liar, pengusiran perambah hutan, dan penyuluhan masyarakat sekitar hutan.
Menurut mereka, melalui kegiatan ekowisata gajah nantinya mereka berharap dapat melakukan kegiatan yang berbeda; seperti pelayanan wisatawan, kerjasama pemasaran
wisata dengan pihak terkait, pengelolaan obyek dan atraksi wisata. Mereka percaya semua aktivitas tersebut akan dapat menambah wawasan dan gairah
kerja mereka dalam mengelola taman nasional. Mereka juga percaya bahwa kegiatan ekowisata tersebut bukan saja memberikan keuntungan bagi taman nasional, namun juga
mereka yakiniakan lebih melestarikan habitat dan populasi gajah. Menurut Osterloh dan Frey 2000:538, motivasi sebagai subyek manajemen perlu
dikelola dan mempunyai manfaat yang sangat penting untuk menemukan solusi atas dilema sosial serta dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan kompetensi
karyawannya. Dikemukakan bahwa terdapat dua macam motivasi kerja, yaitu Motivasi Kerja Extrinsik berupa kepuasan kebutuhan tidak langsung seperti kompensasi uang, dan
Motivasi Kerja Intrinsik berupa kepuasan kebutuhan segera seperti kepuasan dalam
melakukan aktivitas. Motivasi Intrinsik ini berbasis pada tugas yang diemban atau kesenangan melakukan aktivitasnya, serta menjadi bernilai untuk dirinya sendiri.
Gambar 5.18. Skor kumulatif motivasi pengelola untuk terlibat dalam kegiatan
ekowisata gajah. Preferensi Stakeholder Terhadap Ekowisata Gajah
1. Pengelolaan Gajah Liar
Preferensi 5 kelompok stakeholder atas pengelolaan gajah menunjukkan kondisi yang pada umumnya berbeda nyata atau tidak selaras atas pengelolaan gajah liar
Gambar 5.19. Masyarakat Pemerihan memberikan skor tinggi pada aspek pengusiran
gajah dari lahan mereka, dilaporkan kepada petugas, dipindahkan dan dijadikan sebagai obyek wisata. Masyarakat Sumberejo memberikan skor tinggi agar gajah liar dijadikan
obyek wisata atau dilaporkan petugas bila masuk lahan mereka, sedangkan Masyarakat Way Haru memberikan skor tinggi agar gajah dijadikan obyek wisata atau dilaporkan ke
petugas bila masuk lahan mereka. Ketiga kelompok masyarakat tersebut selalu memilih ekowisata gajah sebagai salah satu alternatif pengelolaan gajah. Namun preferensi utama
pengelola dan wisatawan terhadap gajah liar yang sering masuk lahan masyarakat adalah agar segera dilaporkan pihak kehutanan untuk diusir kembali masuk hutan.