. Analisis Data
1. Analisis karakteristik habitat dan pemetaan obyek ekowisata
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode Land Surveying. Posisi titik pengamatan ditandai dengan menggunakan Global Positioning System
GPS dan data ini disebut sebagai Ground Control Points GCP. Adapun data yang dicatat meliputi : tipe vegetasi, posisi geografis obyek wisata dan ketinggian
tempat. Data-data GCP digunakan sebagai salah satu bahan dalam interpretasi citra landsat dengan klasifikasi terbimbing. Kemudian untuk pengolahan data
landsat TM dengan menggunakan software ERDAS Imagine. Penentuan lokasi penelitian cropping dilakukan yaitu pada lokasi
penelitian TNBBS. Tahap selanjutnya adalah melakukan klasifikasi secara digital dengan menggunakan klasifikasi tak terbimbing dan klasifikasi terbimbing
berdasarkan kunci interpretasi penutupan lahan telah dimodifikasi. Analisis lokasi obyek wisata dan akses jalur juga melibatkan masyarakat sekitar sehingga
diharapkan lebih efisien dan efektif. Umumnya masyarakat sekitar lokasi akan lebih mengetahui kondisi jalan setapak masuk ke dalam hutan. Setelah dilakukan
survey lapangan bersama masyakarat sekitar dilanjutkan dengan pemetaan dan evaluasi dengan mereka.
2. Analisis Vegetasi dan Pakan Gajah
Penempatan petak berada di dalam home range gajah yang dibedakan berdasarkan tipe vegetasi terdiri dari; hutan primer, hutan sekunder, semak, dan
kebun. Petak ditempatkan pada berbagai intensitas pergerakan gajah yang diketahui berdasarkan Kernel Methode. Analisis vegetasi meliputi kekayaan
spesies, keanekaragaman, kemerataan, kesamaan spesies, kerapatan, frekuensi dan dominasi tumbuhan pada tingkat semai, pancang, tiang dan pohon. Jumlah
petak sebanyak 100 buah yang tersebar di dalam 8 jalur berpetak sepanjang 1 km 10 petakjalur dan 4 jalur sepanjang 500 m 5 petakjalur yang tersebar di dalam
home range gajah seluas 15 301.20 ha. Jumlah petak di hutan primer sebanyak 30 petak, di hutan sekunder 30 petak, semak 20 petak dan kebun 20 petak. Jarak
antar petak sejauh 100 m. Tiap petak terdiri dari 4 sub petak yang ukurannya dibedakan berdasarkan tingkat pertumbuhan sebagai berikut :
a. Tingkat semai : 2 x 2 ,m
b. Tingkat pancanag : 5 x 5 m
c. Tingkat tiang : 10 x 10 m
d. Tingkat pohon : 20 x 20 m
Data tumbuhan yang diambil menggunakan kriteria untuk tiap fase pertumbuhan yaitu :
a. Semai Seedlings yaitu jenis tumbuhan yang tingg inya ≤ 1,5 m
b. Sapihan atau pancang Saplings yaitu jenis pohon yang tingginya 1.5 m dengan diameter batang kurang dari 10 cm
c. Tiang Poles yaitu jenis pohon dengan diameter batang 10 – 19 cm
d. Pohon Trees yaitu pohon dengan diameter batang ≥ 20 cm
Gambar 3.1. Peta sebaran jalur pengamatan vegetasi di dalam home range gajah
Kekayaan spesies atau Species Richness S adalah total jumlah spesies pada tiap tipe vegetasi. Kekayaan spesies dihitung berdasarkan 4 tingkat
pertumbuhan; pohon, tiang, pancang dan semai. Adapun keanekaragaman spesies dianalisis dengan menggunakan
Diversity Index H’ dikenal dengan Shannon-Weiner Diversity Index
Magurran, 2004:107 atau dikenal dengan Indeks Shannon.
s H’ = - Pi ln Pi
i=1
H ’ = Indeks keanekaragaman Shannon
Pi = Proporsi jumlah spesies ke i terhadap jumlah total spesies. Nilai H’ dikategorikan sebagai berikut :
1. H
’ 0 - 2 : Keanekaragaman rendah. 2.
H ’ 2 - 3 : Keanekaragaman sedang
3. H
’ 3 : Keanekaragaman tinggi Indeks Nilai Penting INP tiap spesies adalah adalah penjumlahan dari
kerapatan relatif, frekuensi relatif dan dominansi relatif tiap spesies. Rumus INP dapat disajikan sebagai berikut :
INP = KR+FR+DR Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :
K Kerapatan
=
jumlah individu suatu spesies dari seluruh petak KR Kerapatan Relatif
=
kerapatan suatu spesieskerapatan seluruh spesies x 100
F Frekuensi
=
jumlah petak contoh ditemukan suatu spesies FR Frekuensi Relatif
=
frekuensi suatu spesiesfrekuensi seluruh spesies x 100
D Dominansi
=
basal area suatu spesies DR Dominasi Relatif
=
basal area suatu spesiesbasal seluruh spesies x 100
Evenness E’ atau kemerataan spesies dihitung untuk mengetahui apakah
setiap spesies tumbuhan mempunyai jumlah yang relatif sama pada sampel area.
Analisis kemerataan spesies dengan menggunakan Shannon ’s Evenness or
Equitability Index Magurran, 2004:109. Kemerataan spesies mempunyai rentang nilai mulai dari 0 tidak merata sampai 1 merata. Indeks Kemerataan
spesies E ’ dihitung dengan rumus sebagai berikut :
E = H’
LnS H’ = Indeks Keanekaragaman
S = Jumlah Spesies Jika nilai E = 1 maksimal menunjukkan bahwa setiap spesies mempunyai
jumlah yang sama pada suatu ekosistem. 3. Pola Pergerakan Gajah, Tipe Tutupan Lahan dan Obyek Wisata
Studi dilakukan dengan menggunakan pendekatan ecotourism scientific planning Avenzora, 2008. Perencanaan dilakukan secara terukur, sistematis dan
obyektif untuk mendapatkan potensi aktivitas ekowisata gajah. Untuk menyusun out put potensi aktivitas ekowisata gajah yang menjadi tujuan akhir dari
penelitian ini maka ada 3 aspek penting yang menjadi fokus dari penelitian ini yaitu pola pergerakan gajah, tipe tutupan lahan dan obyek wisata yang terkait
dengan home range gajah. Pola pergerakan gajah berguna untuk menentukan keberadaan gajah bagi wisatawan dan bermanfaat sebagai rute perjalan ekowisata
gajah berdasarkan ruang dan waktu. Adapun karakteristik tutupan lahan digunakan untuk membangun aktivitas ekowisata gajah berdasarkan tipe-tipe
tutupan lahan. Selanjutnya, obyek ekowisata yang terkait dimanfaatkan untuk melengkapi kepuasan wisatawan.
Pengukuran pola pergerakan gajah menggunakan metode MCP Minimum Convex Polygon dan metode Kernel; pengukurannya dilakukan oleh WWF
Lampung pada tahun 2009 sampai dengan 2011. Row and Blouin-Demers 2006: 797 menyatakan MCP sebagai salah satu metoda yang paling sering digunakan
dalam pengukuran home range. Adapun Kernel Home-range Estimator adalah metode yang paling luas digunakan karena paling konsisten dan akurat. Kernel