Kemerataan Spesies Pengembangan Ekowisata Gajah di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Provinsi Lampung
Hasi studi Supartono 2007:33 di Hutan Produksi Bengkulu Utara, tercatat pakan gajah pada fase pohon sebanyak 29 jenis, kemudian 24 spesies fase tiang, 26
spesies fase pancang dan 29 spesies fase semai. Sedangkan Samansiri dan Weerakoon 2007:29 di Sri Lanka mengidentifikasi 116 spesies tumbuhan yang tergolong ke dalam
35 famili, dan yang termasuk pakan gajah sebanyak 27 spesies; dimana lebih dari 25 pakan gajah termasuk Family Fabaceae dan 19 Poaceae.
Untuk fase pohon dan tiang, jumlah spesies pakan gajah paling tinggi ditemukan di hutan primer 28 spesies dan paling rendah di kebun sebanyak 3 spesies. Data ini
menunjukkan semakin tinggi pemanfaatan habitat gajah oleh manusia maka cenderung semakin rendah jumlah spesies pakan gajah. Namun demikian jumlah individunya
menjadi semakin banyak. Kondisi ini terlihat dari tingkat kerapatan pakan gajah per hektar di hutan primer 67 pohonHa, sedangkan di kebun 85 pohonHa. Rasio jumlah
spesies pakan terhadap jumlah individu pakan adalah 1:2.4 di hutan primer sedangkan di kebun 1:28.3.
Berdasarkan perbandingan jumlah spesies pakan gajah dengan jumlah spesies total ternyata di hutan primer lebih sedikit dibandingkan dengan tipe ekosistem lainnya.
Proporsi jumlah spesies pakan pada fase pohon di hutan primer sebesar 25, di semak 26.1 dan di kebun 39.1, Kemudian pada fase tiang di hutan primer proporsi pakan
sebesar 23.4, di hutan sekunder 29.4, di semak 61.1 dan kebun 63.6. Pada fase pancang di hutan primer 38.2, di hutan sekunder 38.6, di semak 43.29 dan di
kebun 50. Pada fase semai di hutan primer 28.3, di hutan sekunder 29.0, di semak 38.9 dan di kebun 30.2, sehingga rata-rata proporsi pakan di hutan lebih
rendah dari pada di tipe ekosistem semak dan kebun Gambar 5.9.
Banyaknya pakan gajah di semak diduga karena telah terjadi penyebaran benih oleh gajah. Gajah mendatangi semak kemudian menyebarkan benih yang dimakan dari
hutan melalui fesesnya. Sehingga jenis-jenis yang tumbuh sebagai pakan gajah juga menjadi banyak.
Menurut Campos-Arceiz dan Blake 2011:542, gajah hutan di Afrika berfungsi memelihara keanekaragaman beberapa jenis pohon di dalam jangkauan area yang luas
melalui penyebaran feses sepanjang perjalanannya. Dijelaskan bahwa Gajah Afrika
menyebarkan benih sebanyak 355 spesies dari 213 genus di dalam 65 famili. Sedangkan Gajah Asia menyebarkan benih 122 spesies dari 92 genus di dalam 39
famili.
Gambar 5.9. Rata-rata proporsi jumlah spesies pakan gajah di hutan primer, hutan sekunder, semak dan kebun, dalam home range gajah di TNBBS
Menurut Campos-Arceiz dan Blake 2011:542, gajah hutan di Afrika berfungsi memelihara keanekaragaman beberapa jenis pohon di dalam jangkauan area yang luas
melalui penyebaran feses sepanjang perjalanannya. Dijelaskan bahwa Gajah Afrika menyebarkan benih sebanyak 355 spesies dari 213 genus di dalam 65 famili.
Sedangkan Gajah Asia menyebarkan benih 122 spesies dari 92 genus di dalam 39 famili. Ditekankan juga bahwa implikasi dari kondisi tersebut adalah apabila gajah
punah maka akan berdampak negatif sangat penting terhadap banyak spesies, juga berdampak pada komunitas ekologi secara keseluruhan. Mempertimbangkan hal
tersebut, maka banyaknya pakan gajah di semak Pemerihan diduga kuat karena telah terjadi penyebaran benih oleh gajah. Gajah mendatangi semak kemudian menyebarkan
benih yang dimakan dari hutan melalui fesesnya. Sehingga jenis-jenis yang tumbuh sebagai pakan gajah juga menjadi banyak.
Apabila proporsi jumlah spesies pakan yang kecil di hutan dikaitkan dengan perilaku makan gajah, maka akan berimplikasi pada seleksi pemilihan pakan yang lebih