Keanekaragaman Spesies H’ Pengembangan Ekowisata Gajah di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Provinsi Lampung
Adapun diantara 10 spesies dominan pada fase pohon di hutan primer yang tergolong menjadi pakan gajah adalah Saccopetalum horsfieldii, Dipterocarpus
kunstleri dan Eugenia sp., Sedangkan di hutan sekunder adalah Glochidion arborescens, Cananga odorata dan Bridelia monoica, dan di semak meliputi Cananga
odorata, Dipterocarpus kunstleri, Crotton argyratus. Adapun di kebun adalah Erythrina
letosperma, Michelia champaca dan Ceiba pentandra Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Sepuluh spesies dominan pakan gajah di hutan primer, hutan sekunder, semak dan kebun di dalam home range gajah, TNBBS.
Fase Hutan Primer
Hutan Sekunder Semak Kebun
Pohon
Saccopetalum horsfieldii Dipterocarpus kunstleri
Eugenia sp Archidendron bubalinum
Dracontomelon dao Pterospermum javanicum
Glochidion arborescens Planchonia valida
Polyalthia grandiflora Cananga odorata
Glochidion arborescens Cananga odorata
Bridelia monoica Dillenia excelsa
Diospyros macrophylla Archidendron
bubalinum Platymitra siamensis
Ficus sp. Croton argyratus
Ficus hispida Cananga odorata
Dipterocarpus kunstleri Crotton argyratus
Pterospermum javanicum
Glochidion arborescens Diospyros macrophylla
Erythrina letosperma Michelia champaca
Ceiba pentandra Durio zibetinus
Terminalia citrina Paraserianthes
falcataria Cananga odorata
Arthocarpus integra
Tiang
Polyalthia grandiflora Croton argyratus
Archidendron bubalinum Eugenia sp
Litsea umbellate Stelechocarpus burahol
Diospyros korthalsiana Diospyros macrophylla
Diospyros daemona Drypetes sp
Bridelia monoica Croton argyratus
Glochidion arborescens Cananga odorata
Ficus hispida Lagerstroemia ovalifolia
Leea indica Pterospermum
javanicum Eugenia clavimyrtus
Adina polycephala Cananga odorata
Crotton argyratus Ficus hispida
Pterospermum javanicum
Mallotus sp Dracontomelon dao
Teobroma cacao Glochidion arborescens
Bridelia monoica Michelia champaca
Erythrina letosperma Teobroma cacao
Michelia champaca Durio zibetinus
Alstonia scholaris Tectona grandis
Havea braziliensis Tectona grandis
Shorea javanica
Pancang
Popowia bancana Pseuduvaria reticulata
Saccopetalum horsfieldii Drypetes laevis
Polyalthia grandiflora Drypetes longifolia
Eugenia clavimyrtus Drypetes mucronata
Drypetes mucronata Litsea umbellata
Leea indica Croton argyratus
Glochidion arborescens Pterospermum
javanicum Eugenia sp
Diospyros macrophylla Drypetes laevis
Saccopetalum horsfieldii Cananga odorata
Pterospermum diversifolium
Leea indica Bridelia monoica
Glochidion arborescens Crotton argyratus
Pterospermum javanicum
Breynia microphylla Teobroma cacao
Ficus hispida Eugenia sp.
Popowia bancana Teobroma cacao
Havea braziliensis Durio zibetinus
Semai
Popowia bancana Saccopetalum horsfieldi
Leea indica Croton argyratus
Pseuduvaria reticulate Eugenia sp
Polyalthia lateriflora Eugenia clavimyrtus
Archidendron bubalinum Dilenia excelsa
Leea indica Croton argyratus
Bridelia monoica Archidendron bubalinum
Pterospermum javanicum Saccopetalum horsfieldii
Planchonia valida Eugenia sp.
Diospyros macrophylla Ficus sp.
Alstonia scholaris Bridelia monoica
Cananga odorata Crotton argyratus
Diospyros macrophylla Drypetes sp
Eugenia sp. Ficus hispida
Leea indica Polyalthia grandiflora
Ceiba pentandra Cananga odorata
Pterospermum diversifolium
Bridelia monoica Ficus hispida
Pterospermum javanicum
Saccopetalum horsfieldii
Hasi studi Supartono 2007:33 di Hutan Produksi Bengkulu Utara, tercatat pakan gajah pada fase pohon sebanyak 29 jenis, kemudian 24 spesies fase tiang, 26
spesies fase pancang dan 29 spesies fase semai. Sedangkan Samansiri dan Weerakoon 2007:29 di Sri Lanka mengidentifikasi 116 spesies tumbuhan yang tergolong ke dalam
35 famili, dan yang termasuk pakan gajah sebanyak 27 spesies; dimana lebih dari 25 pakan gajah termasuk Family Fabaceae dan 19 Poaceae.
Untuk fase pohon dan tiang, jumlah spesies pakan gajah paling tinggi ditemukan di hutan primer 28 spesies dan paling rendah di kebun sebanyak 3 spesies. Data ini
menunjukkan semakin tinggi pemanfaatan habitat gajah oleh manusia maka cenderung semakin rendah jumlah spesies pakan gajah. Namun demikian jumlah individunya
menjadi semakin banyak. Kondisi ini terlihat dari tingkat kerapatan pakan gajah per hektar di hutan primer 67 pohonHa, sedangkan di kebun 85 pohonHa. Rasio jumlah
spesies pakan terhadap jumlah individu pakan adalah 1:2.4 di hutan primer sedangkan di kebun 1:28.3.
Berdasarkan perbandingan jumlah spesies pakan gajah dengan jumlah spesies total ternyata di hutan primer lebih sedikit dibandingkan dengan tipe ekosistem lainnya.
Proporsi jumlah spesies pakan pada fase pohon di hutan primer sebesar 25, di semak 26.1 dan di kebun 39.1, Kemudian pada fase tiang di hutan primer proporsi pakan
sebesar 23.4, di hutan sekunder 29.4, di semak 61.1 dan kebun 63.6. Pada fase pancang di hutan primer 38.2, di hutan sekunder 38.6, di semak 43.29 dan di
kebun 50. Pada fase semai di hutan primer 28.3, di hutan sekunder 29.0, di semak 38.9 dan di kebun 30.2, sehingga rata-rata proporsi pakan di hutan lebih
rendah dari pada di tipe ekosistem semak dan kebun Gambar 5.9.
Banyaknya pakan gajah di semak diduga karena telah terjadi penyebaran benih oleh gajah. Gajah mendatangi semak kemudian menyebarkan benih yang dimakan dari
hutan melalui fesesnya. Sehingga jenis-jenis yang tumbuh sebagai pakan gajah juga menjadi banyak.
Menurut Campos-Arceiz dan Blake 2011:542, gajah hutan di Afrika berfungsi memelihara keanekaragaman beberapa jenis pohon di dalam jangkauan area yang luas
melalui penyebaran feses sepanjang perjalanannya. Dijelaskan bahwa Gajah Afrika