Spesies tumbuhan pada fase semai di tipe ekosistem semak didominasi oleh Bridelia monoica INP=9.77, Actinodaphne borneensis INP=7.31, Aglaia sp
INP=3.06., Cleistanthus myrianthus INP=1.53. Syarifuddin 2008:30 melaporkan bahwa di Bengkulu Utara spesies dominan di semak adalah Angiopteris
avecta INP=15.63 ; sehingga atas hal itu kondisi INP yang relatif kecil di Pemerihan ini dapat dikatakan menunjukkan pertumbuhan fase semai di Pemerihan
lebih merata di bandingkan dengan tipe semak di Bengkulu Utara. Adapun jenis yang sama dengan fase pancang terdapat 2 spesies yaitu Bridelia monoica dan Actinodaphne
borneensis.
d. Kebun
Spesies tumbuhan di kebun pada fase pohon didominasi oleh Erythrina letosperma INP=89.77, Michelia champaca INP=23.68 dan Randu Ceiba
pentrandra; INP=23.08. Spesies pada fase pohon di kebun pada umumnya dianggap bernilai ekonomi oleh masyarakat lokal. Michelia champaca, Swietenia mahagoni dan
Pterospermum javanicum kayunya sangat cocok untuk pertukangan. Hasil penelitian Wijayanto 1993; di dalam Budidarsono et al. 2000:19 pada kebun damar di Lampung
Barat menunjukan ada 39 spesies fase pohon; yang didominasi oleh Shorea javanica atau damar mata kucing 78 dari total spesies, Durio zibethinus atau durian 12,
Lansium domesticum atau duku 2 dan lainnya 8. Keberadaan spesies asing yang pertumbuhannya adalah karena ditanam oleh
masyarakat seperti mahoni dan randu kiranya perlu untuk dijaga agar tidak menginvasi ke dalam taman nasional yang secara ekologis akan sangat merugikan
ekosistem taman nasional. Pihak taman nasional perlu waspada untuk mengontrol tanaman tersebut agar tidak meluas masuk ke dalam taman nasional.
Jika dikaitkan dengan fase pohon di hutan primer maka tidak satu pun spesies di kebun sama dengan 10 jenis dominan di hutan primer. Sedangkan pada hutan sekunder
tercatat 1 spesies yang sama yaitu Cananga odorata. Spesies fase pohon di ekosistem kebun yang sama dengan di ekosistem semak tercatat 3 spesies, yaitu Erythrina
letosperma, Cananga odorata dan Anthocephalus chinensis. Kondisi ini
memperlihatkan bahwa komposisi jenis vegetasi di hutan primer, hutan sekunder, semak dan kebun semakin berbeda jauh yang disebabkan oleh adanya pengaruh
manusia dalam mengelola hutan. Spesies tumbuhan pada fase tiang didominasi oleh Erythrina letosperma dengan
INP=149.95, coklat Teobroma cacao;INP=60.32, dan Michelia champaca INP=17.05. Tanaman coklat sering dirusak dan dimakan gajah, sehingga
menimbulkan konflik dengan masyarakat setempat. Spesies fase tiang yang sama dengan fase pohon sebagai calon generasi untuk
fase pohon adalah Erythrina letosperma, cempaka Michelia champaca dan Durio zibethinus. Jenis tersebut sengaja ditanam untuk dipertahankan menjadi pohon karena
dianggap bermanfaat untuk diambil kayunya cempaka, buah durian dan tiang rambatan tanaman lada dadap.
Untuk fase pancang di kebun tercatat hanya 6 spesies tumbuhan, dan didominasi oleh Coffea robusta INP=108.46. Teobroma cacao INP=95.70 dan Havea
braziliensis INP=42.88 atau karet. Tanaman kopi, coklat, karet, durian, kayu manis Cinnamomum burmanii dan mangga Mangifera odorata merupakan hasil tanaman
masyarakat pada area kebun. Menurut masyarakat tanaman tersebut nantinya akan membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka.. Jenis lainnya yang tumbuh alami
adalah Calicarpa tomentosa, Alstonia scholaris dan Morinda citrifolia. Keberadaan 2 jenis pertama dipertahankan masyarakat adalah berkaitan dengan kebutuhan
pemanfaatan kayunya, dan jenis terakhir dapat digunakan sebagai obat. Tanaman yang sama dengan fase tiang adalah coklat, karet, durian dan mangga yang oleh masyarakat
selama ini tanaman tersebut dipertahankan dan dipelihara untuk menjadi fase tiang
hingga pohon. Data sepuluh spesies dominan dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Spesies tumbuhan
pada fase
semai didominasi
kopi Coffea
arbica;INP=50.57, Ceiba pentandra INP=27.88 dan Strombosia javanica INP=20.56. Berbagai jenis vegetasi pada fase semai ini bukan hanya berasal dari
tanaman manusia tetapi juga diduga kuat karena pengaruh aktivitas satwa. Sebagai contoh, jenis Strombosia javanica yang merupakan spesies dominan pada fase pohon di