Pengelolaan Gajah Liar Pengembangan Ekowisata Gajah di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Provinsi Lampung
Masyarakat, pengelola dan wisatawan menyatakan setuju adanya pemberian pagar agar tanaman mereka tidak diganggu gajah. Namun demikian, pagar fisik tentu
bukan solusi yang tepat, karena gajah akan terus datang ke area tersebut secara rutin, sehingga pembangunan pagar akan menjadi sia-sia. Menurut Fernando et al.
2010:41 pembangunan pagar elektrik sebagai mitigasi konflik manusia dan gajah tanpa pertimbangan pola pergerak gajah akan mengakibatkan hilang ataupun
terfragmentasinya habitat gajah. Uji keselarasan preferensi 5 kelompok stakeholder terhadap pengelolaan
lahan garapan di luar kawasan hutan ternyata berbeda atau tidak selaras, kecuali antara pengelola dan wisatawan yang tidak berbeda nyata atau selaras. Mereka sama-
sama berharap lahan masyarakat nantinya akan menjadi seperti hutan yang nyaman, sejuk dan indah.
Dukungan Masyarakat
Masyarakat Pemerihan, Sumberejo dan Way Haru memberikan skor tertinggi pada rencana dukungan terhadap keamanan. Pengelola memberikan skor tinggi pada
aspek pemandu dan sukarelawan. Masyarakat Sumberejo tidak mendukung pada kegiatan sukarelawan.
Motivasi mereka pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar seperti makan, rumah dan keamanan. Kondisi ini sesuai dengan teori
Motivasi Maslow, bahwa kebutuhan yang lebih rendah dalam hirarki harus dipenuhi
sebelum dapat memperhatikan kebutuhan yang lebih tinggi. Preferensi 4 kelompok stakeholder terhadap rencana dukungan yang akan
dilakukan terhadap ekowisata signifikan berbeda atau tidak selaras. Perbedaan dukungan ini diduga dilatarbelakangi oleh mindset pengelola yang cenderung
birokratis dan tunduk pada Satuan Operasional Prosedur keseharian yang mereka miliki selama ini.
Keselarasan Persepsi, Motivasi dan Preferensi Tiap Kelompok Stakeholder.
Analisis keselarasan internal pengelola atas persepsi, motivasi dan preferensi menujukkan hasil yang tidak selaras. Padahal persepsi mereka tentang ekowisata
sudah menunjukkan nilai yang tinggi. Mereka sangat setuju bahwa gajah satwa dilindungi, dan langka serta dapat digunakan untuk obyek wisata yang menunjang
pendidikan lingkungan, meningkatkan lapangan kerja dan pengetahuan serta habitat terjaga dari kerusakan. Bahkan motivasi mereka untuk terlibat ekowisata dan
melestarikan habitat juga tinggi. Namun ternyata preferensi mereka adalah agak
tidak setuju skor 3 jika gajah liar dijadikan obyek ekowisata Tabel 5.9.
Analisis keselarasan internal pada wisatawan juga menunjukkan hasil yang tidak selaras. Meskipun persepsi wisatawan memberikan skor sangat tinggi pada
perlindungan gajah skor 7, ekowisata menunjang pendidikan konservasi skor 7, dan juga skor tinggi skor 6 atas kepuasan pengalaman wisata, peningkatan nilai
ekonomi sumberdaya alam, namun ternyata prioritas preferensi wisatawan terhadap pengelolaan gajah liar bukanlah untuk ekowisata gajah. Mereka lebih menekankan
gajah liar diusir kembali ke hutan atau dilaporkan pihak kehutanan.Padahal motivasi mereka juga tergolong tinggi untuk melihat gajah di habitatnya, mengamati perilaku
gajah liar, menunggang gajah jinak,ikut patroli dan foto bersama gajah, serta menikmati pemandangan alam dengan suasana segar. Ketidakselarasan preferensi
atas wisatawan ini diduga karena mereka belum mengenal dan peduli terhadap nilai- nilai sosial budaya konservasi gajah.
Tidak selarasnya antara persepsi, motivasi dan preferensi pengelola dan juga wisatawan di atas diduga kuat sangat dipengaruhi oleh paradigma konservasi yang
ada selama ini di Indonesia. Dalam sejarahnya, sejak awal tahun 80-an pola kegiatan konservasi di Indonesia adalah sangat ketat memisahkan antara kegiatan
perlindungan, kegiatan pengawetan dan kegiatan pemanfaatan yang menjadi trilogi konservasi.
Tabel 5.9. Keselarasan persepsi, motivasi, dan persepsi setiap stakeholder atas ekowisata
Stakeholder Persepsi
Motivasi Preferensi
Masyarakat Desa
Pemerihan Persepsi positif :Gajah satwa langka dan
obyek wisata dengan skor 6, dilindungi 6, wisata menunjang sosial budaya
masyarakat lokal 6, meningkatkan nilai ekonomi sumberdaya alam dan manusia
6, meningkatkan penghasilan masyarakat, stabilitas keamanan 6,
terjaganya tempat minum dan berkubang gajah 6.
Persepsi negatif : satwa penghalang di hutan 4, ekowisata menyebabkan ramai
pengunjung 5, menyusutnya tempat istirahat 4.
Motivasi :
Untuk mempertahankan
sumber penghasilan yang saat ini
dikerjakanskor 6, mengenal petugas
kehutanan atau
pengunjung6, Melindungi
gajah 6 Preferensi :
Gajah dipindahkan skor 7, dijadikan obyek wisata 6,
Lahan yang berada di luar TN diberi pagar 6
Lahan di dalam TN ditanami pohon hutan dengan skor 6.
Masyarakat Desa
Sumberejo Persepsi positif : Dilindungi 6, langka
dan obyek wisata6, wisata menunjang pendidikan konservasi 6, meningkatnya
investasi di daerah 6, meningkatnya penghargaan terhadap budaya masyarakat
7, terpeliharanya tempat menggaram 6 Persepsi negatif : Satwa penghalang di
hutan4, ekowisata menyebabkan ramai pengunjung
5, penjualan
aset keluarga4, berkurangnya area jelajah
gajah 4 Motivasi
Untuk mendapat informasi rencana pembangunan taman
nasional 6, mempertahankan sumber penghasilan yang saat
ini dikerjakan 6, menambah pengetahuan dan kawan 6.
Preferensi : Gajah dijadikan obyek wisata 6, gajah liar
dilaporakan pihak kehutanan 6.
Lahan yang berada di luar TN diberi pagar 6
Lahandi dalam TN ditanami kebun 4.
Masyarakat Desa Way
Haru Persepsi positif : Gajah sebagai pemberi
sinyal bencana alam 5, satwa karismatik, indah, daya ingat kuat dan
sensitive 4, wisata bersama masyarakat lokal5, meningkatnya investasi di
daerah 4, meningkatnya tanggungjawab social 5. keamanan habitat terhadap
potensi konflik dengan manusia meningkat 5
Persepsi negatif : Gajah sebagai satwa perusak tanaman 5, Satwa yang sering
menyerang dan mengganggu manusia 5, Wisata yang tidak melibatkan masyakarat
lokal 5, merosotnya nilai lingkungan 5,
konsumerisme tinggi
5, meningkatkan stres masyarakat 5,
berkurangnya area jelajah gajah 5. Motivasi
Untukmendapat informasi
keberadaan flora fauna 5, melindungi habitat gajah 5
Preferensi : Gajah
dijadikan obyek
wisata5, dipindahkan 5. Lahan diluar TN digarap
intensif 5. Lahan di dalam TN ditanami
tanaman campuran 4.
Pengelola Persepsi positif
Gajah adalah satwa liar yang dilindungi Negara 7, langka dan obyek wisata6,
ekowisata menunjang pendidikan lingkungan 6, meningkatkan lapangan
pekerjaan6, meningkatkan pengetahuan 6, habitat terjaga 6
Persepsi negatif Satwa pemakan tanaman 5, ekowisata
menyebabkan ramai pengunjung 4. Motivasi
Untuk menambah wawasan pengetahuan 6, dan
melestarikan habitat6 Preferensi
: Gajah
liar dilaporakan pihak kehutanan
6, Diusir 5, Obyek wisata 3, menjadi pemandu dan
sukarelawan 5. Lahan di luar TN ditanami
pohon hutan 6, lahan di dalam TN ditanami pohon
hutan 7.
Wisatawan Persepsi positif
Gajah dilindungi negara 7, karismatik, indah, ingatan kuat, sensitive 6,
ekowisata menunjang
pendidikan konservasi 7, pengalaman memuaskan
6, meningkatkan
nilai ekonomi
sumberdaya alam dan manusia 6, meningkatnya pengetahuan masyarakat
6, Meningkatnya populasi satwa dan tumbuhan lainnya 6.
Motivasi Melihat gajah liar di habitatnya
6, mempelajari perilaku gajah liar 6, menunggang gajah dgn
pawang 6, Ikut patroli dan foto bersama 6, menikmati
pemandangan alam 6, menikmati suasana segar 6.
Preferensi : Gajah liar dilaporakan pihak
kehutanan 6, Diusir 5, Obyek wisata 4
Lahan di luar TN ditanami pohon hutan 5, lahan di
dalam TNditanami pohon hutan 6.