Semak Komposisi dan Struktur Vegetasi
memperlihatkan bahwa komposisi jenis vegetasi di hutan primer, hutan sekunder, semak dan kebun semakin berbeda jauh yang disebabkan oleh adanya pengaruh
manusia dalam mengelola hutan. Spesies tumbuhan pada fase tiang didominasi oleh Erythrina letosperma dengan
INP=149.95, coklat Teobroma cacao;INP=60.32, dan Michelia champaca INP=17.05. Tanaman coklat sering dirusak dan dimakan gajah, sehingga
menimbulkan konflik dengan masyarakat setempat. Spesies fase tiang yang sama dengan fase pohon sebagai calon generasi untuk
fase pohon adalah Erythrina letosperma, cempaka Michelia champaca dan Durio zibethinus. Jenis tersebut sengaja ditanam untuk dipertahankan menjadi pohon karena
dianggap bermanfaat untuk diambil kayunya cempaka, buah durian dan tiang rambatan tanaman lada dadap.
Untuk fase pancang di kebun tercatat hanya 6 spesies tumbuhan, dan didominasi oleh Coffea robusta INP=108.46. Teobroma cacao INP=95.70 dan Havea
braziliensis INP=42.88 atau karet. Tanaman kopi, coklat, karet, durian, kayu manis Cinnamomum burmanii dan mangga Mangifera odorata merupakan hasil tanaman
masyarakat pada area kebun. Menurut masyarakat tanaman tersebut nantinya akan membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka.. Jenis lainnya yang tumbuh alami
adalah Calicarpa tomentosa, Alstonia scholaris dan Morinda citrifolia. Keberadaan 2 jenis pertama dipertahankan masyarakat adalah berkaitan dengan kebutuhan
pemanfaatan kayunya, dan jenis terakhir dapat digunakan sebagai obat. Tanaman yang sama dengan fase tiang adalah coklat, karet, durian dan mangga yang oleh masyarakat
selama ini tanaman tersebut dipertahankan dan dipelihara untuk menjadi fase tiang
hingga pohon. Data sepuluh spesies dominan dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Spesies tumbuhan
pada fase
semai didominasi
kopi Coffea
arbica;INP=50.57, Ceiba pentandra INP=27.88 dan Strombosia javanica INP=20.56. Berbagai jenis vegetasi pada fase semai ini bukan hanya berasal dari
tanaman manusia tetapi juga diduga kuat karena pengaruh aktivitas satwa. Sebagai contoh, jenis Strombosia javanica yang merupakan spesies dominan pada fase pohon di
huan primer dan ternyata juga ada di ekosistem kebun; meskipun demikian jenis ini tidak mencapai fase pohon, tiang dan pancang di kebun.
Tabel 5.2. Sepuluh spesies dominan di hutan primer, hutan sekunder, semak dan kebun di dalam home range gajah, Resort Pemerihan-Way Haru TNBBS.
Fase Hutan Primer
Hutan Sekunder Semak Kebun
Pohon
Strombosia javanica Dillenia excelsa
Dipterocarpus humeratus Saccopetalum horsfieldii
Dysoxylum alliaceum Aglaia sp
Canarium denticulatum Dipterocarpus kunstleri
Eugenia sp Ixonanthes icosandra
Tetrameles nudiflora Glochidion arborescens
Cananga odorata Bridelia monoica
Dillenia excelsa Chydenanthus excelsus
Macaranga sp. Xerospermum
rohronhianum Ixonanthes icosandra
Diospyros macrophylla Cananga odorata
Erythrina letosperma Macaranga sp.
Dipterocarpus kunstleri Octomeles sumatrana
Tetrameles nudiflora Crotton argyratus
Anthocephalus chinensis Cidenantus excelsus
Pterospermum javanicum
Erythrina letosperma Michelia champaca
Ceiba pentandra Durio zibetinus
Terminalia citrina Swietenia mahagoni
Paraserianthes falcataria
Pterocimbium jeringa Anthocephalus chinensis
Cananga odorata
Tiang
Rhinorea lanceolata Strombosia javanica
Dillenia excelsa Polyalthia grandiflora
Ixonanthes icosandra Croton argyratus
Aglaia sp Dipterocarpus humeratus
Archidendron bubalinum Dysoxylum sp.
Bridelia monoica Calicarpa tomentosa
Croton argyratus Glochidion arborescens
Tetrameles nudiflora Cananga odorata
Ixonanthes icosandra Dilenia excelsa
Ficus hispida Lagerstroemia ovalifolia
Cananga odorata Crotton argyratus
Ficus hispida Macaranga sp.
Pterospermum javanicum
Mallotus sp Dracontomelon dao
Teobroma cacao Glochidion arborescens
Bridelia monoica Erythrina letosperma
Teobroma cacao Michelia champaca
Calicarpa tomentosa Mangefera odurata
Durio zibetinus Morinda citrifolia
Alstonia scholaris Tectona grandis
Havea braziliensis
Pancang
Popowia bancana Mallotus miquelianus
Popowia psocarpa Cleistanthus myrianthus
Dilenia excelsa Pseuduvaria reticulata
Drypetes neglecta Ixonanthes icosandra
Strombosia javanica Saccopetalum horsfieldii
Leea indica Croton argyratus
Dillenia excelsa Glochidion arborescens
Hipobathrium frustescens
Pterospermum javancium Leea aequata
Eugenia sp Diospyros macrophylla
Aglaia sp. Piper aduncum
Leea indica Bridelia monoica
Glochidion arborescens Dipterocarpus littoralis
Crotton argyratus Actinodaphne
borneensis Mallotus paniculatus
Diospyros aurea Pterospermum
javanicum Coffea arbica
Teobroma cacao Havea braziliensi
Durio zibetinus Cinnamomum burmanii
Mangifera odorata
Semai
Mallotus floribundus Strombosia javanica
Cleistanthus myrianthus Popowia bancana
Popowia psocarpa Cryptocaria ferrea
Rhinorea lanceolata Stachyphrynium
borneense Saccopetalum horsfieldi
Leea indica Leea indica
Croton argyratus Bridelia monoica
Archidendron bubalinum Cleistanthus myrianthus
Litsea umbellata Mallotus miquelianus
Pterospermum javanicum Saccopetalum horsfieldii
Planchonia valida Actinodaphne
borneensis Aglaia sp.
Alangium javanicum Alstonia scholaris
Anisoptera costata Bacaurea javanica
Bridelia monoica Cananga odorata
Claoxylon polot Cleistanthus myrianthus
Coffea robusta Ceiba pentandra
Strombosia javanica Cananga odorata
Syzygium polyantum Vitex vinata
Sterculia sp. Barringtonia
gigantostaschya Crescentia cutjete
Pterospermum diversifolium
Kondisi ini diduga kuat berkaitan dengan adanya preferensi jenis bagi masyarakat setempat, sehingga pada proses pengelolaan kebun jenis-jenis tersebut dihilangkan oleh
mereka. Sedangkan jenis yang sama dengan fase pancang hanya kopi. Tanaman kopi
banyak tumbuh yang berasal dari tanaman induknya yang telah tua. Penyebaran benih kopi dapat terjadi oleh aktivitas satwa liar seperti musang.