banyak tumbuh yang berasal dari tanaman induknya yang telah tua. Penyebaran benih kopi dapat terjadi oleh aktivitas satwa liar seperti musang.
2. .
Indeks Nilai Penting INP
Dominasi spesies pada berbagai berbagai tipe ekosistem menunjukkan pola yang khas. Pada tipe kebun selalu terlihat grafik penurunan nilai yang curam pada semua
fase pertumbuhan Gambar 5.4. Sedangkan pada hutan primer terlihat grafik nilai
INP yang lebih landai dibandingkan dengan hutan sekunder dan semak. Kondisi ini menunjukkan di hutan primer proses dominasi suatu spesies terhadap spesies lainnya
relatif kecil. Hasil penelitian yang sama juga ditunjukkan oleh Supartono 2008:64 di Bengkulu dan Zahrah 2002:64 di Aceh, dimana selisih nilai INP antar spesies
tergolong rendah di hutan primer. Curam dan landainya grafik nilai INP ini merupakan petunjuk penting dalam memahami karakteristik suatu tipe ekosistem. Semakin
beranekeragam spesies dengan proporsi jumlah yang relatif seimbang pada suatu tipe ekosistem, akan menunjukan tren grafik yang semakin landai.
Pada tipe kebun, dominasi satu atau dua spesies tampak sangat dominan. Spesies dominan di kebun mempunyai INP yang berbeda jauh dengan spesies lainnya.
Kelompok tanaman di ekosistem kebun cenderung tanaman monokultur. Tanaman yang menjadi dominan di kebun pada umumnya kelapa, coklat, karet, kopi atau lada.
Kondisi tersebut terjadi karena berhubungan dengan persepsi pemilik lahan yang berbeda-beda dalam pengelolaan kebun mereka.
Hasil penelitian yang sama juga ditunjukkan oleh Supartono 2008:64 di Bengkulu dan Zahrah 2002:64 di Aceh yang menunjukan rentang nilai INP antar
spesies tergolong rendah di hutan primer. Pada tipe kebun, dominasi satu atau dua
spesies tampak sangat dominan. Spesies dominan di kebun mempunyai INP yang berbeda jauh atau sangat tinggi dibandingkan dengan spesies lainnya. Kelompok
tanaman di tipe kebun cenderung tanaman monokultur. Tanaman yang menjadi dominan di kebun pada umumnya kelapa, coklat, karet, kopi atau lada. Kondisi
tersebut terjadi karena berhubungan dengan persepsi pemilik lahan yang berbeda-beda dalam pengelolaan kebun mereka.
Gambar 5.4. Nilai INP sepuluh jenis dominan di Hutan Primer HP, Hutan Sekunder HS, semak dan kebun di dalam home range gajah, di TNBBS.
3. Kekayaan Spesies
Kekayaan spesies pada berbagai tipe ekosistem di dalam home range menunjukkan nilai yang beranekaragam, menggambarkan adanya perubahan komposisi
dan struktur akibat pengaruh manusia. Kekayaan spesies di hutan primer pada fase pohon trees menunjukkan nilai tertinggi 112 spesies, sedangkan di hutan sekunder 80
spesies, semak 23 spesies dan kebun 22 spesies Gambar 5.5. Kondisi tersebut
menunjukkan terjadinya kehilangan spesies pepohonan pada tipe ekosistem hutan sekunder, semak hingga kebun. Hasil penelitian Thakuri 2010:2 di Nepal
menyebutkan terdapat 86 spesies di hutan primer dan 57 spesies di hutan sekunder. Menurut Zahrah 2002:40 di Serbajadi Aceh, kekayaan jenis di hutan primer pada fase
pohon 47 spesies, 30 spesies di hutan sekunder dan 6 jenis di semak.
Gambar 5.5. Kekayaan Spesies berbagai fase pertumbuhan di hutan primer, sekunder, semak dan kebun di dalam home range gajah, TNBBS
Berkurangnya kekayaan spesies di hutan sekunder sampai dengan semak dan kebun disebabkan oleh adanya aktivitas manusia seperti penebangan pohon untuk
bertani dan membuat kebun, aktivitas penebangan pohon illegal loging untuk dijual kayunya. Kejadian yang sama juga dilaporkan oleh Sharma dan Kant 2014:382 yang
menemukan bahwa hampir semua lanskap hutan di Jammu dan Kashmir India dipengaruhi oleh gangguan manusia. Menurut Liu dan Brakenhielm 1996:125,