dengan keinginannya. Sedangkan persepsi negatif adalah penilaian yang buruk atau bertentangan dengan keinginannya.
Tabel 3.8. Matrik panduan pertanyaan persepsi, motivasi dan preferensi stakeholder.
Aspek Pm Sr Wh Pn Wi
Orientasi Persepsi
Gajah v
v v
v v
Ekowisata gajah v
v v
v v
Dampak pada Habitat v
v v
v v
Dampak pada ekonomi v
v v
v v
Dampak pada sosial budaya v
v v
v v
Orientasi Motivasi
Menggarap lahan v
v v
Terlibat ekowisata pasif v
v v
Terlibat ekowisata aktif v
v v
Mengelola ekowisata v
v v
v Melihat gajah secara langsung.
v Melihat atraksi gajah jinak
v Melihat atraksi gajah liar
v Melihat habitat gajah
v
Preferensi
Pengelolaan gajah liar v
v v
v v
Pengelolaan lahan di dalam TNBBS v
v v
v v
Pengelolaan lahan di luar TNBB v
v v
v v
Dukungan yang akan dilakukan v
v v
v v
Keterangan: Pm = Pekon Pemerihan, SR = Pekon Sumberejo, Wh = Pekon Way Haru,
Pn = Pengelola, Wi = Wisatawan. Kemudian untuk mengetahui keselerasan diantara kelompok stakeholder
digunakan pendekatan uji Chi square. Uji ini dilakukan terhadap stakeholder dengan cara pasangan kombinasi dua stakeholder atau side by side.
Uji Chi square dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut Kusmayadi dan Sugiarto, 2000 :
χ
2
hit= ΣOij- Eij
2
Eij
Keterangan: Oij = nilai observasi,
Eij = nilai harapan Eij = nilai
ΣOi x ΣOj N = nilai total observasi
N
Hipotesis yang dibangun adalah: Ho = tidak ada perbedaan dalam memberikan skor atas kelompok stakeholder.
H1 = ada perbedaan dalam memberikan skor atas kelompok stakeholder. Keputusan yang diambil adalah sebagai berikut:
1.
Jika χ
2
hit ≤ χ
2
tab 0.05,k-1, maka terima Ho, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok stakeholder
2. Jika χ
2
hit X
2
tab0.05,k-1, maka tolak Ho, artinya terdapat perbedaan nyata antar kelompok stakeholder atau tidak selaras.
6. Spektrum Potensi Aktivitas Ekowisata Gajah. Spektrum potensi aktivitas ekowisata gajah digambarkan dalam rentang
waktu 12 bulan. Penyusunan tema aktivitas ekowisata gajah sekaligus menjadi branding untuk pemasarannya. Penentuan spektrum potensi aktivitas ekowisata
didekati dengan memetakan dan memaknai berbagai sumberdaya dalam home range gajah menjadi kegiatan dan atraksi yang dapat menarik manusia untuk
melakukan aktivitas melalui pemetaan 5 sifat alam dasar manusia Avenzora dan Pratiekto, 2013:396 sebagai human attracted points; yaitu alam fisik, alam panca
indera, alam fikir, alam jiwa dan alam spiritual. Dijelaskan bahwa alam fisik menyangkut aspek kekuatan manusia dalam
rangka melakukan aktivitas gerak, yang dalam konteks ekowisata gajah seperti aktivitas berjalan kaki di hutan, menunggang gajah, berenang, memancing dan
lainnya. Alam panca indera meliputi kegiatan yang mengandalkan 5 panca indera manusia. Alam fikir merupakan kegiatan otak untuk menerima informasi dari
lingkungan untuk berfikir terhadap suatu fenomena alam. Alam jiwa menyangkut perasaan di dalam hati manusia untuk dapat menyatakan rasa bahagia, sedih,
takut, kuatir, tegang, kasih sayang dan kepedulian terhadap lingkungan. Sedangkan alam spiritual menurut Avenzora dan Pratiekto 2013:395 adalah daya
dan upaya manusia dalam menemukan berbagai absolute values yang telah ditetapkan Tuhan di jagad raya.
7. Pengembangan Ekowisata
Pengembangan destinasi dilakukan dengan mengenali potensi ekowisata gajah dalam areal studi. Berbagai potensi ekowisata diinventarisir,
didokumentasikan, dideskripsikan dan disajikan di dalam peta ekowisata gajah.
Adapun pengembangan produk dengan branding dan labeling yang terdiri dari beberapa jenis yang bernilai konservasi gajah. Nilai-nilai konservasi gajah
yang dimaksud terdiri dari 5 nilai yaitu nilai ekologi, nilai ekonomi, nilai sosial budaya, nila etika dan nilai estetika konservasi gajah. Berbagai produk tersebut
disajikan dan digambarkan dalam rentang waktu 12 bulan. Selanjutnya pengembangan aktivitas ekowisata gajah menjadi lebih detail,
namun tidak dijabarkan sebagai output dari studi ini, tetapi sebagai contoh akan dibuatkan dalam bentuk itenerary ekowisata gajah. Rincian aktivitas perjalanan
wisata yang dirancang berdasarkan 5 nilai-nilai konservasi gajah dan 5 sifat alam dasar manusia sebagai human attracted points yaitu alam fisik, fikir, panca indera,
alam jiwa dan alam spiritual.
4 KONDISI LOKASI PENELITIAN
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Status taman nasional ini pada awalnya adalah kawasan suaka margasatwa yang ditetapkan pada tahun 1935 berdasarkan Besluit van Gouverneur General van
Nederlandsch Indie No. 48 stbl. 1935 dengan nama Suaka Margasatwa Sumatera Selatan I SS I dengan luas 356.800 ha. Kemudian kawasan ini ditetapkan sebagai
Taman Nasional melalui Surat Pernyataan Menteri Pertanian No.736 MentanX1982 tanggal 14 Oktober 1982 dengan luas 365.000 hektar. Dalam
perkembangannya terdapat
revisi luasan
berdasarkan SK
Menhut No.489KPTSII1999 tanggal 29 Juni 1999 sehingga luas total kawasan darat TNBBS
355.511 ha. Taman nasional ini juga memiliki kawasan laut berupa Cagar Alam Laut CAL Bukit Barisan Selatan dengan SK Menhut No. 256KPTS-II2000 tanggal 23
Agustus 2000 seluas 17.280,75 ha. Kawasan TNBBS memiliki nilai penting bagi upaya konservasi beberapa
satwa langka antara lain Gajah Sumatera dan Harimau Sumatera. Hal ini dapat ditunjukkan dengan pertimbangan sebagai berikut :
1 Dipilihnya TNBBS sebagai kawasan prioritas utama konservasi Gajah Sumatera oleh IUCN.
2 Ditunjuknya kawasan TNBBS sebagai prioritas utama konservasi Harimau Sumatera Tiger Conservation UnitTCU oleh WCS dan WWF Dinerstein,
1997. Di kawasan TNBBS ini telah teridentifikasi 90 jenis mamalia, dan 322 jenis
burung diantaranya 9 jenis burung rangkong, 52 jenis herpetofauna reptil dan amphibi serta 51 jenis ikan hidup di kawasanTNBBS. Menurut Red Data Book
IUCN tercatat 6 jenis mamalia besar yang terancam punah yaitu : Gajah Asia Elephas maximus sumatranus, Badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis, Tapir
Tapirus indicus, Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrensis, Beruang Madu Helarctos malayanus, dan Ajag Cuon alpinus.
Kawasan TNBBS diperkirakan sedikitnya terdapat 100 – 130 ekor gajah.
Populasi gajah ini terdiri dari beberapa kelompok dan tersebar masing-masing di
beberapa lokasi. Sebaran gajah diduga berada di 9 lokasi yaitu sekitar Sekincau, Lemong, Bengkunat, Sumberejo, Pemerihan, Way Haru, Tampang Belimbing, Way
Nipah, dan Sukaraja.
Organisasi Pengelola TNBBS
a. Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai
dengan Peraturan
Menteri Kehutanan
Permenhut Nomor
P.03Menhut-II2007 tanggal 1 Februari 2007, Balai Besar TNBBS memiliki tugas pokok dan fungsi. Secara garis besar tupoksi Balai Besar TNBBS adalah sebagai
berikut : 1 Melakukan penyusunan rencana dan program pengembangan taman nasional.
2 Melakukan pemangkuan kawasan, perlindungan, pengawetan, pelestarian flora fauna beserta ekosistemnya.
3 Melakukan pemanfaatan dan promosi serta memberikan informasi. 4 Melakukan urusan tata usaha.
b. Struktur Organisasi Organisasi Balai Besar TNBBS adalah unit pelaksana teknis setingkat eselon
II b, yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan. Adapun struktur
organisasinya adalah sebagai berikut Gambar 4.1 :
Aksesibilitas
Akses menuju TNBBS dari Kota Bandar Lampung relatif mudah. Rute dan lama perjalanannya: Bandar Lampung
– Kotaagung – Sedayu – TNBBS Sukaraja – Pemerihan dengan jarak ±137 km dapat ditempuh selama ± 4 jam. Jika dari Bandara
Radin Intan Bandar Lampung menuju Pemerihan menjadi 4,5 jam.