62
C. TATALAKSANA TERAPI
1. Target Terapi
Tujuan terapi pada pasien gangguan ginjal kronik adalah untuk memperlambat progresifitas GGK, dengan demikian akan meminimalkan kemungkinan munculnya atau
meningkatnya keparahan komplikasi termasuk di dalamnya adalah penyakit kardiovaskular. Umumnya pasien dengan GGK membutuhkan pendekatan terapi
multimodalitas, terlepas dari penyebab penyakit gagal ginjal mereka. Terapi dengan angiotensin converting enzyme inhibitors ACEI danatau angiotensin receptor blockers
ARB merupakan komponen terapetik kunci untuk sebagian besar pasien Joy et all, 2008.
2. Terapi Nonfarmakologi
a. Dorong pasien dengan GGK untuk melakukan olahragalatihan aerobik fisik reguler b. Mencapaimempertahankan berat badan yang sehat indeks massa tubuh 20-25
kgm
2
c. Berhenti merokok d. Apabila intervensi diet diindikasikan diperlukan dalam penanganan GGK, diskusi
dengan ahli gizi profesional sangat diperlukan untuk menilai resiko dan manfaat dari retriksi protein dari diet, agar tujuan menurunkan progresifitas penyakit dapat dicapai
tanpa adanya kemungkinan terjadinya malnutrisi kalori protein. National kidney foundation the kidney disease outcomes quality initiative NKF KDOQI
menganjurkan asupan protein diet sebesar 0,6 gkg per hari pada pasien dengan nilai laju filtrasi glomerulus 25 mLmenit per 1,73 m
2
. Titrasi asupan protein sampai dengan 0,75 gkg per hari dianjurkan untuk pasien yang tidak dapat mencapai atau
mempertahankan status nutrisi yang adekuat dengan asupan protein yang lebih rendah 0,6 gkg per hari
63
e. Bilamana intervensi diet disetujui, maka harus disertai dengan konteks pendidikan, penilaian diet yang detail dan supervisi untuk meyakinkan tidak terjadinya malnutrisi.
f. Tawarkan saran diet untuk pasien dengan GGK progresif mengenai asupan kalium,
fosfat, protein, kalori dan garam intake sodium 100 mmolhari apabila diindikasikan
g. Pembatasan asupan alkohol tidak lebih dari 3 unithari pada pria dan 2 unithari pada wanita Joy et all, 2009; NICE 2008; Tomson, 2005.
3. Terapi Farmakologi a. Pasien gangguan ginjal kronis diabetik