90
level fibrinogen 100 mgdL memiliki respon yang paling baik. Penggunaannya secara klinis diluar untuk penelitian tidak dianjurkan.
3. Trombolisis Intra-Arterial
Trombolisis intra-arterial merupakan pilihan untuk pasien yang terpilih yang mengalami stroke mayor dengan durasi 6 jam disebabkan karena penyumbatan
arteri serebral tengah middle cerebral artery dan pasien yang tidak merupakan kandidat pemberian rtPA intravena. Pemberian terapi trombolisis intra-arterial harus
dilakukan pada pusat stroke yang memiliki akses cepat ke serebralangiografi dan interventionalis yang terkualifikasi. Fasilitas ini harus dapat menentukan kriteria bagi
individu mana yang dapat melakukan trombolisis intra-arterial. Penggunaan intra- arterial trombolisis masuk akal untuk pasien yang memiliki kontraindikasi
menggunakan trombolisis intravena, misalnya pada pasien yang baru operasi. Namun keberadaan trombolisis intra-arteri tidak boleh menyingkirkan penggunaan rtPA atau
trombolisis intravena bagi mereka yang memenuhi syarat.
4. Antikoagulan
Penggunaan antikoagulan yang mendesak dengan tujuan mencegah stroke ulangan dini, menghentikan perburukan neurologik, dan memperbaiki outcome
setelah serangan stroke akut tidak direkomendasikan untuk terapi kondisi akut. Penggunaan antikoagulan yang segera tidak direkomendasikan untuk pasien dengan
stroke sedang – berat karena peningkatan resiko komplikasi perdarahan intrakranial yang serius. Inisiasi penggunaan terapi antikoagulan dalam waktu 24 jam setelah
pemberian rtPA intravena tidak direkomendasikan.
5. Antiplatelet
Aspirin, tiklopidin, clopidogrel dan dipyridamole merupakan agen antiplatelet. Pemberian aspirin oral dosis awal 325 mg dalam kurun waktu 24 – 48 jam setelah
onset stroke direkomendasikan untuk terapi pada kebanyakan pasien. Aspirin tidak boleh dipertimbangkan sebagai pengganti untuk intervensi akut lainnya dalam terapi
91
stroke, termasuk pemberian rtPA intravena. Pemberian aspirin sebagai adjunctive terapi dalam kurun waktu 24 jam setelah terapi trombolitik tidak direkomendasikan.
Walaupun tiklopidin, clopidogrel dan dipiridamol telah banyak digunakan dalam penanganan sindrom koroner akut, penggunaan ketiga agen tersebut pada keadaan
stroke iskemik akut belum dievaluasi. Pemberian clopidogrel sendiri atau dalam kombinasi dengan aspirin tidak direkomendasikan untuk terapi stroke iskemik akut.
Penggunaan agen antiplatelet intravena seperti agen yang menghambat reseptor glikoprotein IIbIIIa diluar setting penelitian klinik masih tidak direkomendasikan
karena masih dalam penelitian lebih lanjut.
6. Ekspansi Volume, Vasodilator dan Induksi Hipertensi a. Hemodilusi pada stroke iskemik akut