Pilihan Terapi Farmakologi pada Berbagai Kondisi

43 dalam menurunkan trigliserida dan merupakan alternatif terhadap fibrat atau asam nikotinat dalam terapi hipertrigliseridemia Blackmore, dkk, 2004 Tabel 8 menunjukan rangkuman efek terapi obat penurun lipid dan lipoprotein, sedangkan pada tabel 9 dapat dilihat pilihan obat yang direkomendasikan dalam penanganan berbagai tipe hiperlipidemia.

3. Pilihan Terapi Farmakologi pada Berbagai Kondisi

Obat penurun lipid, seperti yang dijelaskan sebelumnya, tidak efektif untuk menangani semua tipe abnormalitas lipid, sehingga dalam pemilihannya perlu memperhatikan abnormalitas lipid yang terjadi pada pasien, faktor resiko, penyakit penyerta dan kondisi klinis pasien. a. Hiperkolesterolemia primer hiperkolesterolemia familial, hiperlipidemia familial kombinasi, hiperlipoproteinemia tipe IIa, dapat diterapi dengan resin asam empedu, HMG-CoA reduktase inhibitor, niacin atau ezetimibe. Mempertimbangkan kepatuhan, adverse effect, dan efektifitas untuk pasien dengan hiperkolesterolemia, statin merupakan obat pilihan karena merupakan obat penurun LDL yang paling poten sebagai monoterapi dan cost effective pada pasien dengan penyakit arteri koroner atau faktor resiko ganda dan pada pasien pencegahan primer resiko tinggi. Pada pasien yang tidak respon dengan monoterapi statin, dapat diterapi dengan terapi kombinasi namun perlu pemantauan yang ketat karena dapat meningkatkan resiko efek samping dan interaksi obat. Contoh kombinasi terapi yang rasional salah satunya adalah resin pengikat asam empedu dan lovastatin, dimana terjadi peningkatan jumlah reseptor LDL menyebabkan degradasi LDL-C yang lebih besar; sintesis intraselular kolesterol dihambat; dan siklus enterohepatik dari asam empedu diinterupsi. 44 Tabel 8. Efek terapi obat pada lipid dan lipoprotein Obat Mekanisme Aksi Efek pada Lipid Efek pada lipoprotein Komentar Kolestiramin, kolestipol, kolesevelam ↑Katabolisme LDL ↓Absorpsi kolesterol ↓Kolesterol ↓LDL ↑VLDL Bermasalah pada kepatuhan; berikatan dengan banyak obat asam yang administrasinya bersamaan Niacin ↓sintesis LDL dan VLDL ↓Trigliserida ↓Kolesterol ↓VLDL ↓LDL ↑HDL Bermasalah dengan penerimaan pasien, bagus bila dikombinasi dengan resin asam empedu; niacin extended release dapat menyebabkan flushing yang lebih kecil dan hepatotoksik yang lebih kecil dibandingkan sustained release Gemfibrozil, fenofibrat, klofibrat ↑klirens VLDL ↓sintesis VLDL ↓Trigliserida ↓Kolesterol ↓VLDL ↓LDL ↑HDL Klofibrat dapat menyebabkan kolesterol gallstones; penurunan LDL sedang, peningkatan HDL; gemfibrozil menghambat glucuronidasi simvastatin, lovastatin, atorvastatin Lovastatin, pravastatin, simvastatin, fluvastatin, atorvastatin, rosuvastatin ↑katabolisme LDL; menghambat sintesis LDL ↓Kolesterol ↓LDL Sangat efektif pada hiperkolesterolemia familial heterozygous dan dalam kombinasi dengan obat lainnya Ezetimibe Memblok absorpsi kolesterol melewati dinding intestinal ↓Kolesterol ↓LDL Adverse effects lebih sedikit; ada efek additive dengan obat lainnya b. Hiperlipoproteinemia kombinasi tipe IIb dapat diterapi dengan statin, niacin atau gemfibrozil untuk menurunkan LDL-C tanpa meningkatkan VLDL dan trigliserida. Niacin merupakan obat yang paling efektif dan dapat dikombinasikan dengan resin pengikat asam empedu. Penggunaan resin pengikat asam empedu sebagai monoterapi untuk gangguan ini dapat meningkatkan VLDL dan trigliserida sehingga penggunaanya sebagai obat tunggal harus dihindari. c. Hiperlipoproteinemia tipe III dapat diterapi dengan asam fibrat dan niacin. Walaupun asam fibrat telah dianjurkan sebagai obat pilihan untuk tipe ini, namun kurangnya data utama mengenai effikasinya dalam mempengaruhi mortalitas kardiovaskular dan sejumlah efek samping serius yang telah terdokumentasi dalam pemakaiannya, membuat penggunaan niacin juga dapat dipertimbangkan. 45 Tabel 9. Fenotip lipoprotein dan terapi obat yang direkomendasikan Tipe lipoprotein Obat pilihan Terapi kombinasi I Tidak diindikasikan - IIa Statins Kolestiramin atau kolestipol Niacin Niacin atau BAR Statin atau niacin Statin atau BAR Ezetimibe IIb Statin Fibrat Niacin BAR, fibrates b , atau niacin Statin, niacin, BAR a Statin atau fibrates Ezetimibe III Fibrat Niacin Statin atau niacin Statin atau fibrat Ezetimibe IV Fibrat Niacin Niacin Fibrat V Fibrat Niacin Niacin Fish oils a. Bile acid resins BARs tidak digunakan sebagai terapi lini pertama apabila terjadi peningkatan trigliserida melewati baseline karena hipertrigliseridemia dapat menjadi lebih buruk pada penggunaan BAR sebagai monoterapi b. Fibrat termasuk gemfibrosil atau fenofibrat d. Hipertrigliseridemia, penting untuk diingat bahwa pola gangguan lipoprotein tipe I, III, IV dan V diasosiasikan dengan hipertrigliseridemia. Trigliserida serum yang tinggi harus diterapi dengan mencapai berat badan yang diharapkan, konsumsi diet rendah lemak jenuh dan kolesterol, latihan fisik yang reguler, berhenti merokok dan retriksi alkohol. Obat yang berguna untuk terapi hiperkolesterolemia termasuk di dalamnya adalah gemfibrozil, niacin dan statin potensi tinggi atorvastatin, rosuvastatin, dan simvastatin. Gemfibrozil merupakan obat pilihan pada pasien diabetes karena efek niacin terhadap kontrol glikemik kecuali bentuk sediaan baru extended release digunakan. Fenofibrat dapat dipilih dalam kombinasi dengan statin karena tidak mengganggu glukuronidasi dan meminimalkan interaksi obat potensial. Terapi yang sukses didefinisikan apabila terjadi penurunan trigliserida 500 mgdL. e. HDL-C rendah merupakan resiko prediktor bebas yang kuat terhadap penyakit jantung koroner. Managemen yang dapat dilakukan antaranya adalah reduksi 46 berat badan, meningkatkan aktivitas fisik, berhenti merokok dan apabila dibutuhkan terapi obat, dapat digunakan fibrat dan niacin. Niacin merupakan obat yang potensial untuk peningkatan yang paling besar dari HDL, efeknya lebih tampak pada bentuk sediaan reguler atau immediate release dibandingkan bentuk sediaan sustained release. f. Diabetik dislipidemia dikarakterisasi dengan hipertrigliseridemia, HDL rendah dan LDL meningkat sedikit. Diabetes memiliki resiko yang setara dengan penyakit jantung koroner. Target utama pada diabetik dislipidemia adalah menurunkan LDL-C 100 mgdL. Bilamana LDL 130 mgdL, sebagian besar pasien membutuhkan perubahan gaya hidup terapetik dan terapi obat. Apabila LDL-C berkisar antara 100 – 129 mgdL, intensifkan kontrol glikemik, pilihannya termasuk menambahkan obat untuk dislipidemia atherogenik fibrat, niacin dan mengintensifkan terapi penurun LDL-C. Karena target utama pada pasien diabetik dislipidemia adalah LDL-C, terapi statin dipertimbangkan sebagai obat pilihan pertama. g. Pasien usia lanjut, hiperkolesterolemia merupakan faktor resiko independen terhadap terjadinya penyakit jantung koroner pada pasien usia lanjut 65 tahun sama halnya dengan pasien yang lebih muda. Terapi obat pada pasien usia lanjut prinsipnya hanya berbeda sedikit dengan pasien yang lebih muda. Pasien lansia memberikan respon sebaik pasien yang lebih muda terhadap obat penurun lipid. Karena ada perubahan dalam komposisi tubuh, fungsi renal, dan perubuhan fisiologik lainnya karena usia menyebabkan pasien usia lanjut lebih sensitif terhadap terjadinya efek samping obat penurun lipid. Pasien usia lanjut lebih sering mengalami konstipasi resin pengikat asam empedu, gangguan kulit dan mata niacin, gout niacin, gallstones fibrat, dan gangguan tulangsendi fibrat, statin. Untuk meminimalkan resiko efek samping, terapi harus dimulai dengan dosis rendah dan peningkatan dosis dititrasi secara perlahan. Karena kebanyakan wanita dengan penyakit jantung koroner adalah usia lanjut dan memiliki resiko osteoporosis, mereka merupakan kandidat untuk terapi diet dengan pertimbangan intake kalsium yang konsisten dengan pencegahan osteoporosis, 47 latihan, dan kemungkinan terapi penggantian estrogen. Bukti menunjukan bahwa penggunaan obat penurun lipid statin dapat menurunkan resiko osteoporosis, namun data dari berbagai penelitian masih bertentangan. h. Wanita hamil, kolesterol dan trigliserida dapat meningkat pada masa kehamilan, dengan rata – rata peningkatan kolesterol 30 – 40 mgdL yang muncul pada minggu 36 sampai dengan 39. Trigliserida dapat meningkat sampai dengan 150 mgdL. Terapi obat tidak dianjurkan, ataupun dilanjutkan selama kehamilan. Bilamana pasien memiliki resiko yang sangat tinggi, resin pengikat asam empedu dapat dipertimbangkan karena tidak munculnya eksposure obat sistemik. Terapi diet merupakan terapi utama. i. Anak – anak, terapi obat pada anak – anak tidak dianjurkan sampai mereka berusia 10 tahun dan lebih dewasa. Statin menunjukan tingkat keamanan dan keefektifan pada anak dan memberikan penurunan lipid yang lebih baik dibandingkan obat penurun lipid sebelumnya yang direkomendasikan resin pengikat asam empedu. j. Penyakit seperti sindrom nefrotik, gagal ginjal tahap akhir dan hipertensi merupakan salah satu resiko terjadinya dislipidemia dan dapat menimbulkan kesulitan untuk menterapi abnormalitas lipid. Statin menunjukan keefektifan dalam menurunkan kolesterol total dan LDL-C pada pasien sindrom nefrotik, walaupun tidak bisa mengembalikannya ke level normal. Statin muncul sebagai obat yang aman dan efektif pada insufisiensi renal. Koreksi abnormalitas lipid dapat memperbaiki hemodinamik renal, dimana pravastatin dan fluvastatin dapat lebih aman dari statin yang lainnya, namun harus divalidasi dengan penelitian yang lebih besar. Rekomendasi untuk pasien dengan hipertensi dan hiperkolesterolemia termasuk didalamnya adalah menghindari penggunaan obat yang dapat meningkatkan kolesterol seperti diuretik dan beta bloker Baron, 2006; Talbert, 2008. 48

D. PENUTUP