Terapi Farmakologi TATALAKSANA TERAPI

18 Tabel 5. Modifikasi gaya hidup untuk mencegah dan penanganan hipertensi NHBPEP, 2004. Modifikasi Rekomendasi Perkiraan penurunan tekanan darah sistolik rentang Penurunan berat badan Mempertahankan berat badan normal indeks massa tubuh 18,5 – 24,9 kgm 2 5 – 20 mmHg10 kg Dietary Approaches to Stop Hypertension DASH Konsumsi makanan kaya buah, sayuran, dan produk susu rendah lemak dengan menurunkan kadar lemak total dan lemak jenuh 8 – 14 mmHg Penurunan intake sodium makanan Penurunan intake sodium dari makanan menjadi tidak lebih dari 100 mmol perhari 2,4 g sodium atau 6 g sodium klorida 2 – 8 mmHg Aktivitas fisik Melaksanakan aktivitas fisik aerobik reguler seperti jalan cepat paling tidak 30 menit per hari pada sebagian besar hari dalam seminggu 4 – 9 mmHg Konsumsi alkohol secukupnya Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 2 kali minum misalnya 24 oz bir, 10 oz wine, atau 3 0z wiski 80 perhari pada sebagian besar pria, dan tidak lebih dari 1 kali minum perhari pada wanita dan orang yang lebih ringan 2 – 4 mmHg Untuk keseluruhan penurunan resiko kardiovaskular, hentikan merokok

2. Terapi Farmakologi

Sejumlah besar obat telah tersedia untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Terdapat 9 kelompok obat antihipertensi yang dapat digunakan untuk penatalaksanaan hipertensi yaitu golongan diuretik, golongan antagonis aldosteron, golongan pemblok kanal kalsium Calcium Channel BlockerCCB, golongan beta blocker BB, golongan angiotensin converting enzyme inhibitor ACEI, golongan angiotensin II reseptor blocker ARB, golongan alpha – 1 blocker, golongan central alpha – 2 agonist and other centrally acting drugs dan golongan vasodilator langsung. Golongan diuretik, beta blocker, ACEI, ARB dan CCB dianggap sebagai obat antihipertensi utama. Obat – obat ini baik sendiri atau kombinasi, harus digunakan untuk mengobati mayoritas pasien dengan hipertensi karena berdasarkan hasil 19 penelitian klinis menunjukan keuntungan dan adanya penurunan resiko terjadinya komplikasi hipertensi dengan penggunaan kelas obat ini. Beberapa dari kelas obat ini misalnya diuretik dan CCB mempunyai subkelas dimana perbedaan yang bermakna dari studi terlihat dalam mekanisme kerja, penggunaan klinis atau efek samping. Golongan alpha – 1 blocker, golongan central alpha – 2 agonist and other centrally acting drugs dan golongan vasodilator langsung digunakan sebagai obat alternatif pada pasien – pasien tertentu disamping obat utama Muchid, dkk, 2006; NHBPEP, 2004; Saseen Maclaughlin, 2008 Gambar 3. Alur penatalaksanaan terapi obat pada pasien hipertensi tanpa komplikasi Saseen Maclaughlin, 2008 Dua per tiga pasien hipertensi tidak dapat dikontrol tekanan darahnya dengan hanya menggunakan 1 macam obat dan membutuhkan 2 atau lebih obat antihipertensi yang dipilihkan dari golongan obat yang berbeda. Sebagai contohnya, penelitian ALLHAT menunjukan bahwa sebanyak 60 pasien yang tekanan darahnya terkontrol 14090 mmHg mendapatkan 2 atau lebih obat antihipertensi dan hanya 30 yang tekanan darahnya dapat terkontrol dengan 1 obat antihipertensi. Pada pasien dengan target tekanan darah lebih rendah atau mengalami peningkatan tekanan darah substansial, penggunaan 3 atau lebih obat antihipertensi mungkin Pemilihan terapi obat awal Dengan komplikasi gambar 4 Tanpa komplikasi Hipertensi stage 1 TDS 140 – 159 mmHg atau TDD 90 -99 mmHg Hipertensi stage 2 TDS ≥160 mmHg atau TDD ≥ 100 mmHg Diuretik tiazid A-1 ACEI, ARB, CCB atau kombinasi A-2 Kombinasi 2 obat antihipertensi untuk sebagian besar pasien A-3 Biasanya diuretik tiazid dengan ACEI atau ARB atau CCB A-4 20 dibutuhkan NHBPEP, 2004. Alur penatalaksanaan terapi obat pada pasien hipertensi dapat dilihat pada gambar 3. Huruf A, B dan C menunjukan kekuatan rekomendasi, secara berurutan menunjukan bukti yang baik, sedang dan buruk untuk mendukung rekomendasi. Angka 1, 2 dan 3 menunjukan kualitas dari bukti yang ada. Angka 1 menunjukan bukti dari lebih dari 1 penelitian randomisasi yang terkontrol dengan baik. Angka 2 menunjukan bukti dari paling tidak 1 penelitian klinis dengan desain yang baik dengan randomisasi; dari penelitian kohort atau penelitian analitik kasus kontrol; atau hasil yang dramatis dari penelitian tanpa kelompok kontrol atau analisis subgroup. Angka 3 menunjukan bukti diambil dari opini ahli yang dipercaya, berdasarkan pengalaman klinis, penelitian deskriptif atau laporan dari kelompok ahli Saseen Maclaughlin, 2008. Gambar 4. Alur penatalaksanaan terapi obat pada pasien hipertensi dengan komplikasi Saseen Maclaughlin, 2008. Penyakit komplikasi Left Ventricular Function Pasca Infark Miokard Penyakit Koroner Diabetes mellitus Gagal Ginjal Kronik Pencegahan Stroke Ulang Farmakoterapi Standar Diuretik dengan ACEI A-1; kemudian tambahkan BB A-1 BB A-1; kemudian tambahkan ACEI A-1 atau ARB A-2 BB A-1; kemudian tambahkan ACEI A-1 atau ARB A- 2 ACEI A-1; atau ARB A-2 Diuretik dengan ACEI A-2 atau ARB A-2 ACEI A-1; atau ARB A-1 ARB A-2 atau Antagonis aldosteron A-2 Antagonis aldosteron A-2 CCB B-2, diuretik B-2 Diuretik B-2 Farmakoterapi Tambahan BB B-2, CCB B-2 21

1. Diuretik