65
Gambar 2. Strategi terapetik untuk mencegah perkembangan penyakit ginjal pada pasien diabetik Joy et all, 2008
b. Pasien gangguan ginjal kronis nondiabetik
Gambar 3 menunjukan intervensi terapetik untuk pasien gangguan ginjal kronik nondiabetik. Terapi nonfarmakologi berupa managemen nutrisional harus selalu
dimonitoring secara berkala, tidak tergantung jumlah asupan protein yang diberikan, untuk mencegah malnutrisi. Berdasarkan penelitian MDRD, diet rendah protein memiliki
Hiperlipidemia Hipertensi
• Retriksi diet kolesterol • Reduksi berat badan
• Olahraga
Farmakologi Obat penurun lipid
Diabetes Modifikasi gaya hidup sesuai
JNC VII Penurunan tekanan
darah ≤ 13080
Retriksi protein diet 0,6 gkghari
Proteinuria Kontrol metabolik yang buruk
Skrining ekskresi albumin uriner sekali setahun
Mikroalbuminuria x 2 30 – 300 mghari
Albuminuria x 1 300 mghari
Kontrol glikemik yang intensif Target : gula darah puasa normal
70 – 120 mgdL Infus insulin SC
kontinu dengan pump Injeksi insulin
multipel harian a
t a
u
Minimalkan hipoglikemia : monitor glukosa darah sampai dengan 4 kali perhari
Mulai terapi ACEI atau ARB Titrasi terapi untuk mencapai efek
maksimal pada ekskresi albumin uriner Monitor serum K
+
, Cr dan ekskresi albumin uriner
66
banyak manfaat untuk pasien dengan disfungsi ginjal sedang GFR 25 sampai dengan 55 mLmenit per 1,73 m
2
Joy et all, 2008.
Gambar 3. Strategi terapetik untuk mencegah perkembangan penyakit ginjal pada pasien nondiabetik Joy et all, 2008
1. Penanganan hipertensi Target kontrol tekanan darah harus pada level normotensif 13080 mmHg pada
pasien gangguan ginjal kronik. Pada pasien dengan proteinuria di atas 3ghari dan GGK, terapi ACEI atau ARB masih dipertimbangkan sebagai terapi lini pertama. Hiperlipidemia
harus diterapi untuk menurunkan resiko kardiovaskular dan adanya kemungkinan antara
Pasien nondiabetik Penanganan nutrisional
Retriksi protein Penanganan tekanan
darah Scr 1,2 – 2,5 mgdL
GFR 25 – 55 mLmenit Scr 1,2 mgdL
GFR 55 mLmenit Scr 2,5 mgdL
GFR 13 – 24 mLmenit Luaran yang diharapkan
TD 13080 mmHg Modifikasi gaya hidup
sesuai JNC VIII Lanjutkan asupan
protein seperti biasa Pembatasan protein
menjadi 0,6 gkghari • Pencapaian target TD secara
perlahan • Pemilihan agen farmakologi
awal berdasarkan rekomendasi JNC VIII
ScrGFR stabil Peningkatan Scr danatau
penurunan GFR Lanjutkan asupan
protein seperti biasanya
Batasi asupan protein menjadi 0,8 gkghari
Tambahkan diuretik apabila ada bukti retensi cairan :
• Clcr 30mLmenit Loop diuretik
Loop diuretik + thiazid atau metolazone
Tambahkan β-bloker, klonidin, minoksidil, atau α-bloker
67
abnormalitas lipid dan progresifitas GGK Joy et all, 2008. Pengukuran konsentrasi serum kalium dan perhitungan GFR harus dilakukan pada pasien GGK sebelum memulai terapi
ACEIARB. Pengukuran ini harus diulang kembali antara minggu 1 dan minggu 2 setelah memulai terapi ACEIARB dan setelah setiap peningkatan dosis. Terapi ACEIARB
normalnya tidak dapat diberikan apabila serum kalium sebelum terapi secara signifikan di atas rentang normal acuan biasanya lebih dari 5,0 mmolL. Bilamana hiperkalemia
menghalangi penggunaan ACEIARB, penilaian, investigasi dan terapi faktor lainnya yang diketahui memicu hiperkalemia harus dilakukan dan konsentrasi serum kalium dicek
ulang. Pemberian ACEI harus dihentikan apabila konsentrasi serum kalium meningkat menjadi 6,0 mmol atau lebih dan obat lain yang diketahui memicu hiperkalemia telah
dihentikan NICE, 2008. Apabila terjadi penurunan nilai GFR perkiraan atau peningkatan plasma kreatinin
setelah memulai atau pada saat peningkatan dosis ACEIARB, namun kurang dari 25 eGFR atau 30 serum kreatinin dibandingkan nilai awal, lakukan tes ulang setelah 1 – 2
minggu. Jangan melakukan modifikasi dosis ACEIARB apabila ada perubahan nilai GFR kurang dari 25 dibandingkan nilai awal sebelum terapi atau peningkatan kreatinin
plasma kurang dari 30 dibandingkan nilai awal sebelum terapi. Apabila perubahan nilai eGFR 25 atau lebih atau perubahan kreatinin plasma 30 atau lebih lakukan
penyelidikan apakah ada penyebab lain yang menyebabkan perburukan fungsi ginjal semisal deplesi volume atau obat – obat yang diberikan bersamaan contohnya NSAIDs.
Apabila tidak terdapat penyebab perburukan fungsi ginjal lainnya, hentikan terapi ACEIARB atau turunkan dosis menjadi dosis sebelumnya yang masih dapat ditoleransi,
dan tambahkan obat antihipertensi alternatif apabila dibutuhkan NICE, 2008.
68
Gambar 4. Algoritme penanganan hipertensi pada pasien GGK Joy et all, 2008
TEKANAN DARAH 13080 MMHG APABILA TD 15-2010 MMHG DI ATAS TARGET BP, KOMBINASIKAN LANGKAH 1 DAN 2
TARGET TD = 13080 mmHg, atau 12575 mmHg untuk pasien proteinuria
LANGKAH 1
Mulai terapi ACEI atau ARB Cek ulang Scr dan K dalam minggu ke-1.
Apabila Scr atau K ↑ 30, hentikan obat
TD belum mencapai target
13080 mmHg, atau 12575 mmHg untuk pasien dengan proteinuria
LANGKAH 2
Tambahkan diuretik Apabila CrCl ≥ 30 mLmenit, tambahkan
diuretik tiazid Apabila CrCl 30 mLmenit, tambahkan diuretik
loop TD belum mencapai target
LANGKAH 3 Tambahkan pemblok kanal kalsium Calcium Channel BlockerCCB aksi panjang. Dapat
dipertimbangkan pemberian β-bloker dosis rendah dibandingkan dengan CCB apabila pasien memiliki angina, gagal jantung, atau aritmia yang memerlukan obat jenis ini
TD belum mencapai target Nadi dasar ≥ 84
Nadi dasar 84
LANGKAH 4
Tambahkan β-bloker dosis rendah atau α β-bloker apabila belum pernah digunakan Catatan :
penggunaan β-bloker dan CCB nondihidropiridin harus dihindari pada pasien usia lanjut dan mereka
dengan abnormalitas konduksi
LANGKAH 4
Tambahkan subgrup CCB lainnya misalnya : CCB dihidropiridin apabila obat yang nondihidropiridin
sudah digunakan Catatan : penggunaan β-bloker dan CCB nondihidropiridin harus dihindari pada
pasien usia lanjut dan mereka dengan abnormalitas konduksi
TD belum mencapai target
LANGKAH 5
Tambahkan α-bloker aksi panjang, α-agonis pusat, atau vasodilator. Catatan : α-agonis pusat klonidin tidak boleh digunakan dengan β-bloker karena kemungkinan besar menyebabkan bradikardi parah
69
c. Intervensi lain untuk membatasi perkembangan penyakit