129
F. PROFIL OBAT PASIEN STROKE PERDARAHAN
1. Antihipertensi
Hipertensi merupakan faktor resiko baik pada perdarahan intrakranial maupun perdarahan subaraknoid. Peningkatan tekanan darah sering terjadi pada
saat serangan akut stroke perdarahan. Bila peningkatan tekanan darah ini tidak segera ditangani, maka dikhawatirkan akan terjadi perburukan kondisi pada
pasien stroke. Prinsip terapi penurunan tekanan darah dapat dilihat pada tabel 1. Sedangkan dosis agen – agen yang dapat digunakan untuk kontrol tekanan darah
pada pasien stroke perdarahan dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Dosis obat intravena yang dapat digunakan untuk mengontrol
peningkatan tekanan darah pada pasien stroke perdarahan intarserebral Obat
Dosis Bolus Intravena Kecepatan Infus Kontinu
Labetalol
Nicardipine Esmolol
Enalapril
Hydralazine
Nipride Nitroglycerin
5 sampai 20 mg setiap 15 menit
- 250 µgkg IVP loading dose
1,25 sampai 5 mg IVP setiap 6 jam
5 sampai 20 mg IVP setiap 30 menit
- -
2 mgmenit maksimal 300 mghari
5 sampai 15 mgjam 25 sampai 300 µgkg menit
-
1,5 sampai 5 µgkg menit
0,1 sampai 10 µgkg menit 20 sampai 400 µgmenit
Keterangan : IVP indicates intravenous push Karena resiko presipitasi penurunan tekanan darah, tes dosis
pertama enalapril harus dimulai dari 0,625 mg
a. Labetalol dan esmolol
Labetalol dan esmolol merupakan antihipertensi yang masuk dalam golongan beta bloker. Labetalol bekerja memblok pada reseptor beta 1, alfa dan
beta 2 adrenergik sehingga menurunkan tekanan darah. Sedangkan esmolol
130
merupakan obat dengan aksi singkat yang secara selektif memblok reseptor beta 1 dengan efek yang sangat kecil atau tidak berefek pada reseptor beta 2. Esmolol
berkhasiat khususnya pada pasien dengan peningkatan tekanan arteri, utamanya bila ada rencana untuk operasi. Esmolol menunjukan penurunan episode nyeri
dada dan kejadian klinis kardiak dibandingkan dengan plasebo. Dapat dihentikan secara tiba – tiba bila dibutuhkan. Berguna untuk pasien yang kemungkinan
mengalami komplikasi dari beta bloker, utamanya mereka yang memiliki penyakit saluran nafas yang reaktif, disfungsi ventrikel kiri ringan – sedang,
danatau penyakit pembuluh darah perifer Nassisi, 2010.
b. Enalapril
Enalapril termasuk dalam golongan angiotensin-converting enzyme inhibitors ACEI yang menghambat konversi dari angiotensin I menjadi
angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu degradasi bradikinin juga dihambat sehingga kadar bradikinin dalam
darah meningkat dan berperan dalam efek vasodilatasi ACEI. Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan tekanan darah, sedangkan berkurangnya aldosteron
akan menyebabkan ekskresi air dan natrium dan retensi kalium Katzung, 2003. Enalapril intravena merupakan pilihan yang baik karena tidak memiliki efek yang
tidak diinginkan pada tekanan intrakranial maupun autoregulasi aliran darah lokal otak Broderick, 1996.
c. Nicardipine
Nicardipine termasuk kelompok antihipertensi golongan pemblok kanal kalsium yang menghambat influks kalsium pada sel otot pembuluh darah dan
miokard Katzung, 2003. Penelitian Deryke dan kawan – kawan tahun 2008 mengenai perbandingan antara nicardipine dan labetalol untuk managemen
hipertensi akut yang mengikuti stroke memberikan kesimpulan bahwa nicardipine memberikan alternatif terhadap penggunaan labetalol dengan
tingkat toleransi yang sama dan memberikan kontrol tekanan darah yang lebih seragam dibandingkan labetalol.
131
d. Hydralazine, nipride nitroprusside Na dan nitroglycerin