110
B. PENGENALAN PENYAKIT STROKE PERDARAHAN INTRASEREBRAL
1. Definisi
Perdarahan intraserebral terjadi apabila pembuluh darah yang lemah pada otak pecah sehingga darah keluar menuju parenkim otak. Adanya darah
pada parenkim otak dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan yang dilingkupinya Fagan Hess, 2008.
Gambar 2. Pecahnya pembuluh darah yang lemah pada otak Perdarahan intraserebral dan edema yang menyertainya akan
mengganggu dan menekan jaringan otak, menyebabkan gangguan neurologik. Substantial displacement dari parenkim otak dapat menyebabkan peningkatan
tekanan intrakranial dan potensial menyebabkan sindrome herniasi yang fatal Liebeskind, 2010. Tekanan yang meningkat secara tiba – tiba dapat
menyebabkan pasien mengalami kehilangan kesadaran atau kematian. Perdarahan intraserebral biasanya muncul pada bagian tertentu pada otak,
termasuk didalamnya ganglia basalis, cerebellum, batang otak atau korteks Internet Stroke Center, 2010.
2. Etiologi
Penyebab yang paling sering dari perdarahan intraserebral adalah tekanan darah tinggi hipertensi. Hipertensi itu sendiri kadang kala tidak
111
menunjukan suatu gejala tertentu, sehingga banyak pasien dengan perdarahan intraserebral tidak mengetahui mereka memiliki tekanan darah tinggi, atau
bahwa tekanan darah tinggi yang dialami memerlukan terapi. Penyebab perdarahan intraserebral yang lebih jarang termasuk trauma, infeksi, tumor,
defisiensi faktor pembekuan darah dan abnormalitas pada pembuluh darah misalnya seperti malformasi arteriovenous Internet Stroke Center, 2010.
Perdarahan intraserebral kemudian dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam berdasarkan pada penyebab yang mendasari terjadinya perdarahan yaitu
primer dan sekunder. Perdarahan intraserebral primer terjadi pada 78 - 88 kasus perdarahan intraserebral, disebabkan karena pecahnya pembuluh darah
kecil secara spontan yang disebabkan karena hipertensi kronik atau amyloid angiopathy. Perdarahan intraserebral sekunder merupakan kejadian minoritas
yang terjadi pada pasien perdarahan intraserebral yang dihubungkan dengan adanya abnormalitas pembuluh darah, misalnya malformasi arteriovenous dan
aneurisma, tumor atau gangguan koagulasi Qureshi Tuhrim, 2001.
3. Patofisiologi