Antihipertensi Terapi Penanganan Diabetes

95

D. TATALAKSANA TERAPI PENCEGAHAN SERANGAN ULANG STROKE ISKEMIK

Jumlah pasien yang dapat bertahan hidup setelah serangan stroke iskemik maupun transient ischemic attack TIA meningkatkan resiko untuk mengalami stroke ulangan, yang mana merupakan sumber utama peningkatan mortalitas dan morbiditas pada pasien. American Heart AssociationAmerican Stroke Association mengeluarkan suatu panduan tatalaksana terapi untuk pencegahan stroke pada pasien yang menderita stroke iskemik atau TIA. Tujuan panduan ini adalah untuk menyediakan rekomendasi yang berdasarkan bukti yang komprehensif dan tepat waktu untuk pencegahan stroke iskemik pada pasien yang dapat bertahan hidup setelah serangan stroke iskemik atau TIA Sacco Adams, 2006.

1. Antihipertensi

Terapi antihipertensi direkomendasikan baik untuk pencegahan stroke ulang maupun pada pencegahan kejadian vaskular lainnya pada pasien yang mengalami stroke iskemik atau TIA pada saat diluar periode hiperakut. Karena keuntungan penggunaan antihipertensi meluas pada pasien dengan atau tanpa sejarah hipertensi, rekomendasi penggunaan antihipertensi dapat dipertimbangkan pada seluruh pasien stroke iskemik dan TIA. Target absolut level tekanan darah dan penurunan tekanan darah masih belum pasti dan harus diindividualisasi, namun rata – rata penurunan sebesar 105 mmHg menunjukan manfaat, tekanan darah normal oleh JNC 7 ditetapkan 12080 mmHg. Beberapa modifikasi gaya hidup dihubungkan dengan penurunan tekanan darah dan harus dimasukan sebagai bagian terapi antihipertensi yang komprehensif. Regimen terapi obat yang optimal masih belum jelas, namun data yang tersedia mendukung penggunaan kombinasi diuretik dan ACE inhibitors. Pemilihan dari obat yang spesifik dan target harus dilakukan secara individual berdasarkan hasil review data dan pertimbangan karakter spesifik pasien misalnya : adanya oklusi serebrovaskular ekstrakranial, gangguan ginjal, penyakit jantung dan diabetes. 96

2. Terapi Penanganan Diabetes

Kontrol yang lebih ketat terhadap tekanan darah dan lipid harus dipertimbangkan pada pasien dengan diabetes. Walaupun sebagian besar kelas obat antihipertensi dapat digunakan untuk mengontrol tekanan darah, kebanyakan pasien membutuhkan lebih dari 1 agen. ACE inhibitors dan Angiotensin Receptors Blokers ARB lebih efektif dalam menurunkan progresifitas penyakit ginjal dan direkomendasikan sebagai obat lini pertama pada pasien dengan diabetes mellitus. Kontrol glukosa direkomendasikan mendekati level normoglikemik pada pasien diabetik dengan stroke iskemik atau TIA untuk menurunkan komplikasi mikrovaskular dan kemungkinan resiko makrovaskular. Target untuk hemoglobin A 1c harus ≤ 7.

3. Terapi Penanganan Kolesterol