92
c. Induksi hipertensi untuk manajemen stroke iskemik akut
Dalam kondisi stroke akut, pasien dapat saja memiliki jaringan otak penumbra noniskemik, yang mana mengalami gangguan perfusi namun bukan kerusakan yang
irreversibel. Pada kondisi seperti ini, penurunan aliran darah otak lokal terjadi, dan arteriola otak akan melebar dalam upaya untuk mengimbangi dan
mempertahankan aliran darah pada daerah iskemik yang potensial dapat diselamatkan. Magnitudo dari perfusi yang rendah dan durasi dari iskemik
merupakan variabel yang penting. Hal ini secara intuitif menarik, bahwa reperfusi dari kawasan ini oleh dilatasi kolateral leptomeningeal mungkin menguntungkan.
Induksi hipertensi ditujukan untuk meningkatkan aliran darah otak untuk memperbaiki penurunan aliran darah lokal yang terjadi, menjadi suatu hal yang
menarik pada percobaan eksperimental. Penelitian awal dan dengan subyek kecil menunjukan bahwa obat yang menginduksi hipertensi dapat digunakan pada
manajemen beberapa pasien dengan stroke iskemik akut. Namun data dari penelitian yang lebih besar belum tersedia. Dengan demikian data efikasi dari
terapi ini belum terbukti. Pemberian vasopresor untuk memperbaiki aliran darah otak menjadi rumit terkait efek samping yang mungkin timbul, termasuk miokardial
iskemik, pada beberapa pasien stroke. Beberapa pasien sebaiknya tidak dirawat dengan terapi ini. Keamanan penggunaan obat yang menginduksi hipertensi untuk
perawatan stroke untuk pasien dalam lingkup yang luas belum terbukti. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk terapi – terapi ini.
7. Intervensi Operasi
Data keamanan dan efektifitas dari carotid endarterectomy dan prosedur operasi lainnya untuk perawatan pasien dengan stroke iskemik akut tidak cukup untuk
membuat suatu rekomendasi. Prosedur operasi dapat memiliki resiko yang serius dan tidak membuat suatu perubahan seperti yang diharapkan pada outcome pasien stroke.
93
8. Intervensi Endovaskular
Beberapa intervensi endovaskular telah dievaluasi untuk menangani penyumbatan arteri intrakranial atau ekstrakranial yang menyebabkan stroke iskemik
akut. Pilihannya termasuk angioplasti darurat dan stenting, disrupsi mekanik dari jendalan darah, dan ekstraksi trombus. Pada kebanyakan kasus, intervensi mekanik
dikombinasikan dengan terapi trombolitik intravena atau intra-arteri. Area terapi endovaskular pasien dengan stroke iskemik akut menunjukan janji yang besar.
Penggunaan alat untuk mengeluarkan trombus dari arteri intrakranial yang tersumbat hanya dapat dilakukan pada pusat stroke yang memilikinya dan dikerjakan oleh ahli
yang membuat prosedur ini aman.
9. Kombinasi Terapi Reperfusi pada Stroke Akut
Penelitian awal terapi trombolitik pada stroke iskemik akut melibatkan penggunaan agen farmakologi tunggal yang diberikan melalui intravena maupun intra-
arterial. Terapi trombolisis intravena maupun intra-arteri hanya dengan agen tunggal kurang efisien untuk secara tepat merekanalisasi ateri mayor otak yang tersumbat.
Walau terapi itu bekerja dengan baik, rtPA intravena atau intra-arteri membutuhkan waktu paling tidak 15 sampai 30 menit untuk dapat membuka kembali pembuluh
darah mayor yang tersumbat misalnya pada arteri otak tengah, dan tidak ada bukti yang menunjukan tersedianya agen trombolitik yang lebih cepat. Sumbatan pada
pembuluh darah besar dari arteri karotid internal arau arteri basiler seringkali resisten terhadap 1 agen trombolisis intravena maupun intra-arteri. Penelitian klinik kemudian
meneliti kombinasi antara terapi trombolisis dan agen neuroprotekstif serta kombinasi antara terapi trombolisis dengan antiplatelet. Namun demikian, sampai saat ini belum
ada data yang tersedia untuk membuat suatu kesimpulan mengenai keamanan atau efikasi dari kombinasi obat untuk memperbaiki perfusi serebral. Hingga sampai saat
ini, intervensi kombinasi untuk mengembalikan perfusi tidak direkomendasikan diluar area penelitian klinik.
94
10. Agen Neuroprotektif