96
2. Terapi Penanganan Diabetes
Kontrol yang lebih ketat terhadap tekanan darah dan lipid harus dipertimbangkan pada pasien dengan diabetes. Walaupun sebagian besar kelas obat
antihipertensi dapat digunakan untuk mengontrol tekanan darah, kebanyakan pasien membutuhkan lebih dari 1 agen. ACE inhibitors dan Angiotensin Receptors Blokers
ARB lebih efektif dalam menurunkan progresifitas penyakit ginjal dan direkomendasikan sebagai obat lini pertama pada pasien dengan diabetes mellitus.
Kontrol glukosa direkomendasikan mendekati level normoglikemik pada pasien diabetik dengan stroke iskemik atau TIA untuk menurunkan komplikasi mikrovaskular
dan kemungkinan resiko makrovaskular. Target untuk hemoglobin A
1c
harus ≤ 7.
3. Terapi Penanganan Kolesterol
Pasien strike iskemik atau TIA dengan peningkatan kolesterol, komorbid penyakit arteri koroner atau bukti sumber atherosklerosis harus dirawat sesuai dengan
panduan NCEP III, yang termasuk didalamnya adalah modifikasi gaya hidup, panduan diet dan rekomendasi obat. Agen statin direkomendasikan untuk terapi penanganan
kolesterol, dan target tujuan untuk menurunkan kolesterol untuk pasien dengan penyakit jantung koroner atau penyakit atherosklerosis simptomatik adalah LDL-C
100 mgdL dan LDL-C 70 mgdL untuk pasien dengan resiko sangat tinggi dengan faktor resiko yang banyak.
Pasien stroke iskemik atau TIA yang diperkirakan disebabkan karena adanya atherosklerotik namun tidak ada indikasi sebelumnya untuk statin level kolesterol
normal, tidak ada komorbid penyakit arteri koroner, atau tidak ada bukti atherosklerosis masuk akal untuk dipertimbangkan mendapatkan terapi dengan agen
statin untuk menurunkan resiko kejadian vaskular. Pasien stroke iskemik atau TIA dengan HDL-C yang rendah dapat dipertimbangkan untuk terapi dengan niacin atau
gemfibrozil.
97
4. Penanganan Faktor Resiko yang Dapat Dimodifikasi
Terapi nonfarmakologi dalam penanganan serangan ulang stroke iskemik termasuk di dalamnya adalah memodifikasi faktor – faktor resiko seperti merokok,
konsumsi alkohol, obesitas dan aktivitas fisik. Rekomendasi modifikasi faktor resiko tersebut dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Rekomendasi penanganan faktor resiko yang dapat dimodifikasi
Faktor Resiko Rekomendasi
Merokok Semua pasien stroke atau TIA yang merokok pada tahun – tahun
yang lalu harus didorong dengan kuat untuk menghentikan kebiasaan merokoknya
Hindari lingkungan perokok Konseling, produk nikotin, dan obat – obat oral pemutus kebiasaan
merokok telah ditemukan yang terbukti efektif untuk para perokok
Alkohol Pasien dengan riwayat stroke iskemik atau TIA yang sebelumnya
merupakan peminum berat harus berhenti atau mengurangi konsumsi alkoholnya
Level ringan sampai dengan sedang dengan ≤ 2 kali minum perhari untuk wanita dan 1 kali minum per hari untuk wanita yang tidak
sedang hamil dapat dipertimbangkan
Obesitas
Pertimbangkan penurunan berat badan untuk seluruh pasien stroke iskemik atau TIA yang overweight untuk mempertahankan
pencapaian indeks massa tubuh 18,5 sampai 24,9 kgm
2
dan lingkar pinggang 35 untuk wanita dan 40 untuk pria. Klinisi
harus mendorong managemen berat badan melalui keseimbangan yang layak antara intake kalori, aktifitas fisik dan konseling tingkah
laku
Aktivitas fisik
Bagi pasien dengan stroke iskemik atau TIA yang mampu melakukan aktivitas fisik, dapat dipertimbangkan melakukan paling
tidak 30 menit latihan fisik dengan intensitas sedang untuk menurunkan faktor resiko dan kondisi komorbid yang mana dapat
meningkatkan serangan ulang stroke. Bagi mereka dengan ketidakmampuan fisik setelah stroke iskemik, direkomendasikan
melakukan regimen pelatihan terapetik yang disupervisi oleh seorang ahli
98
5. Terapi Medis untuk Pasien dengan Emboli Kardiogenik