Angiotensin II Receptor Blockers ARB Beta Blockers BB

23

4. Angiotensin II Receptor Blockers ARB

The Blood Pressure Lowering Treatment Trialists Collaboration yang meneliti penggunaan diuretik, CCB, ACEI dan ARB dalam terapi mencegah kejadian kardiovaskular tertentu menunjukan tidak ada perbedaan pada jumlah total kejadian kardiovaskular antara ACEI, CCB , ARB dan diuretik pada saat dibandingkan satu dengan lainnya. Pada penelitian yang mengevaluasi terapi ARB terhadap kontrol, insidensi kejadian kardiovaskular utama lebih rendah pada regimen yang berdasar pada ARB. Kontrol yang digunakan dalam perbandingan ini meliputi terapi obat antihipertensi aktif dan plasebo. ARB biasanya diberikan pada pasien yang tidak dapat mentoleransi penggunaan obat ACEI Saseen Maclaughlin, 2008; Riaz, 2011. Tabel 7. Obat antihipertensi golongan angiotensin converting enzyme inhibitors ACEI Golongan Dosis lazim mghari Frekuensi harian Catatan ACE inhibitors - Benazepril - Captopril - Enalapril - Fosinopril - Lisinopril - Moexipril - Perindopril - Quinapril - Ramipril - Trandolapril 10 – 40 25 – 150 5 – 40 10 – 40 10 – 40 7,5 – 30 4 – 16 10 – 80 2,5 – 10 1 – 4 1 atau 2 2 atau 3 1 atau 2 1 1 1 atau 2 1 1 atau 2 1 atau 2 1 Dosis awal dapat diturunkan 50 pada pasien yang juga mendapatkan diuretik, mengalami deplesi volume, atau pada pasien dengan usia sangat lanjut karena adanya resiko hipotensi; dapat menyebabkan hiperkalemia pada pasien dengan penyakit ginjal kronis atau mereka yang mendapatkan diuretik hemat kalium, antagonis aldosteron, ARB atau inhibitor renin langsung; dapat menyebabkan gagal ginjal akut pada pasien dengan stenosis arteri renal bilateral atau stenosis parah pada arteri salah satu ginjal; jangan digunakan pada kehamilan atau pasien dengan sejarah angioedema.

5. Beta Blockers BB

Kumpulan data hasil penelitian klinis menyebutkan bahwa penggunaan beta blockers tidak dapat menurunkan resiko kejadian kardiovaskular melebihi ACEI, CCB ataupun ARB. Data – data ini bersumber dari hasil meta analisis penelitian klinis yang mengevaluasi terapi BB untuk hipertensi. Sebagian besar analisa ini menunjukan bahwa penurunan kejadian kardiovaskular lebih rendah pada penggunaan terapi BB dibandingkan dengan penggunaan terapi ACEI dan CCB. Terapi beta blockers pada pasien hipertensi tanpa komplikasi kondisi darurat masih merupakan terapi unggulan. Penggunaan BB sebagai antihipertensi primer dapat optimal bilamana diuretik tiazid, ACEI, ARB atau CCB tidak bisa digunakan sebagai obat primer. Beta blockers juga memegang peranan penting sebagai terapi tambahan alternatif untuk 24 menurunkan tekanan darah pada pasien tanpa komplikasi Saseen Maclaughlin, 2008. Tabel 8. Obat antihipertensi golongan penyekat kanal kalsium Sub Kelas Dosis lazim mghari Frekuensi harian Catatan Dihidropiridin - Amlodipin - Felodipin - Isradipine - Isradipine SR - Nicardipin SR - Nifedipin aksi panjang - Nisoldipine 2,5 – 10 5 – 20 5 – 10 5 – 20 60 – 120 30 – 90 10 – 40 1 1 2 1 2 1 1 Dihiropiridin aksi pendek short acting harus dihindari penggunaannya, terutama nifedipin immediate-release dan nikardipin; dihidropiridin merupakan vasodilator perifer yang lebih poten dibandingkan nondihidropiridin dan dapat dapat menyebabkan refleks simpatetik pada penghentiannya takikardi, pusing, sakit kepala, flushing dan udem perifer; memiliki keuntungan tambahan pada sindrom Raynaud’s. Nondihidropiridin - Diltiazem SR - Diltiazem ER - Verapamil SR - Verapamil ER - Verapamil absorpsi obat oral sistem ER 180 – 360 120 – 540 180 – 480 180 – 420 100 – 400 2 1 pagi malam 1 atau 2 1 pagi 1 pagi Sediaan extended-release dan sustained-release lebih dipilih untuk hipertensi; obat ini memblokade kanal lambat pada jantung dan menurunkan denyut jantung; dapat menyebabkan hambatan jantung, terutama apabila dikombinasi dengan beta bloker; apabila pemberian dosis pada malam hari dapat memberikan penghantaran obat kronoterapetik yang dimulai sesaat sebelum pasien bangun tidur; memiliki efek tambahan pada pasien dengan takiaritmia atrial. Tabel 9. Obat antihipertensi golongan angiotensin II receptors blockers ARB Golongan Dosis lazim mghari Frekuensi harian Catatan Angiotensin II Receptors Blockers - Candesartan - Eprosartan - Irbesartan - Losartan - Olmesartan - Telmisartan - Valsartan 8 – 32 600 – 800 150 – 300 50 – 100 20 – 40 20 – 80 80 – 320 1 atau 2 1 atau 2 1 1 atau 2 1 1 1 Dosis awal dapat diturunkan 50 pada pasien yang juga mendapatkan diuretik, mengalami deplesi volume atau pada pasien lansia karena adanya resiko hipotensi; dapat menyebabkan hiperkalemia pada pasien dengan penyakit ginjal kronis atau mereka yang mendapatkan diuretik hemat kalium, antagonis aldosteron, ACEI atau inhibitor renin langsung; dapat menyebabkan gagal ginjal akut pada pasien dengan stenosis arteri renal bilateral atau stenosis parah pada arteri salah satu ginjal; tidak menyebabkan batuk kering seperti ACEI; jangan digunakan pada kehamilan. 25 Tabel 10. Obat antihipertensi golongan beta blockers BB Sub kelas Dosis lazim mghari Frekuensi harian Catatan Kardioseletif - Atenolol - Betaxolol - Bisoprolol - Metoprolol tartrate - Metoprolol suksinat 25 – 100 5 – 20 2,5 – 10 100 – 400 50 – 200 1 1 1 2 1 Penghentian tiba – tiba dapat menyebabkan hipertensi kembali; menghambat reseptor β1 pada dosis rendah – sedang, pada dosis yang lebih tinggi juga menghambat reseptor β2; dapat memperparah asma apabila selektivitasnya hilang; memiliki manfaat tambahan pada pasien dengan takiaritmia atrial atau hipertensi preoperasi. Nonselektif - Nadolol - Propanolol - Propanolol long acting - Timolol 40 – 120 160 – 480 80 – 320 10 – 40 1 2 1 1 Penghentian tiba – tiba dapat menyebabkan hipertensi kembali; menghambat reseptor β1 dan β2 pada semua dosis; dapat memperburuk asma; memiliki manfaat tambahan pada pasien tremor essensial, sakir kepala migrain, tiroroksikosis. Aktivitas simpatomimetik intrinsik - Acebutolol - Carteolol - Penbutolol - Pindolol 200 – 800 2,5 – 10 10 – 40 10 – 60 2 1 1 2 Penghentian tiba – tiba dapat menyebabkan hipertensi kembali; Secara parsial menstimulasi reseptor β pada saat memblok stimulasi tambahan; tidak ada keuntungan yang jelas terhadap penggunaan obat ini; dikontraindikasikan pada pasien dengan penyakit jantung koroner atau post-infark miokard. Mixed α and β blockers - Carvedilol - Carvedilol fosfat - Labetalol 12,5 – 50 20 – 80 200 – 800 2 1 2 Penghentian tiba – tiba dapat menyebabkan hipertensi kembali; Tambahan blokade pada reseptor α menyebabkan kemungkinan hipotensi ortostatik lebih besar 26

D. PENUTUP