Vasodilator pada stroke iskemik akut Induksi hipertensi untuk manajemen stroke iskemik akut

91 stroke, termasuk pemberian rtPA intravena. Pemberian aspirin sebagai adjunctive terapi dalam kurun waktu 24 jam setelah terapi trombolitik tidak direkomendasikan. Walaupun tiklopidin, clopidogrel dan dipiridamol telah banyak digunakan dalam penanganan sindrom koroner akut, penggunaan ketiga agen tersebut pada keadaan stroke iskemik akut belum dievaluasi. Pemberian clopidogrel sendiri atau dalam kombinasi dengan aspirin tidak direkomendasikan untuk terapi stroke iskemik akut. Penggunaan agen antiplatelet intravena seperti agen yang menghambat reseptor glikoprotein IIbIIIa diluar setting penelitian klinik masih tidak direkomendasikan karena masih dalam penelitian lebih lanjut.

6. Ekspansi Volume, Vasodilator dan Induksi Hipertensi a. Hemodilusi pada stroke iskemik akut

Pasien yang mengalami stroke iskemik diketahui mengalami berbagai abnormalitas yang meningkatkan viskositas darah utuh, termasuk aktivasi leukosit, aggregasi sel darah merah dan menurunkan deformabilitas sel darah merah. Sebagai tambahan peningkatan level fibrinogen, yang mana juga meningkatkan viskositas plasma, juga tercatat. Atas dasar temuan tersebut, penelitian mengenai hemodilusi, dengan atau tanpa venesection telah dilakukan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan aliran darah ke otak dalam upaya memperbaiki perfusi penumbra iskemik. Data terbaru menunjukan hemodilusi yang disengaja, dengan atau tanpa venesection pada paktik klinik, tidak menurunkan kasus kematian atau memperbaiki outcome fungsional pada pasien yang bertahan hidup, sehingga penggunaannya tidak direkomendasikan.

b. Vasodilator pada stroke iskemik akut

Turunan metilxantin diketahui sebagai vasodilator yang juga memiliki aktivitas yang lain seperti menghambat aggregasi platelet, menurunkan pelepasan radikal bebas dan menghambat sintesis tromboksan A 2 . Adanya karakter ini, turunan metilxantin, khususnya pentoksifilin, propentofilin dan pentifilin dievaluasi penggunaannya dalam setting stroke iskemik akut. Namun penggunaannya untuk pasien stroke iskemik akut tidak direkomendasikan. 92

c. Induksi hipertensi untuk manajemen stroke iskemik akut

Dalam kondisi stroke akut, pasien dapat saja memiliki jaringan otak penumbra noniskemik, yang mana mengalami gangguan perfusi namun bukan kerusakan yang irreversibel. Pada kondisi seperti ini, penurunan aliran darah otak lokal terjadi, dan arteriola otak akan melebar dalam upaya untuk mengimbangi dan mempertahankan aliran darah pada daerah iskemik yang potensial dapat diselamatkan. Magnitudo dari perfusi yang rendah dan durasi dari iskemik merupakan variabel yang penting. Hal ini secara intuitif menarik, bahwa reperfusi dari kawasan ini oleh dilatasi kolateral leptomeningeal mungkin menguntungkan. Induksi hipertensi ditujukan untuk meningkatkan aliran darah otak untuk memperbaiki penurunan aliran darah lokal yang terjadi, menjadi suatu hal yang menarik pada percobaan eksperimental. Penelitian awal dan dengan subyek kecil menunjukan bahwa obat yang menginduksi hipertensi dapat digunakan pada manajemen beberapa pasien dengan stroke iskemik akut. Namun data dari penelitian yang lebih besar belum tersedia. Dengan demikian data efikasi dari terapi ini belum terbukti. Pemberian vasopresor untuk memperbaiki aliran darah otak menjadi rumit terkait efek samping yang mungkin timbul, termasuk miokardial iskemik, pada beberapa pasien stroke. Beberapa pasien sebaiknya tidak dirawat dengan terapi ini. Keamanan penggunaan obat yang menginduksi hipertensi untuk perawatan stroke untuk pasien dalam lingkup yang luas belum terbukti. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk terapi – terapi ini.

7. Intervensi Operasi