Tatalaksana Terapi Farmakologi TATALAKSANA TERAPI DISLIPIDEMIA

39 Tabel 7. Komponen esensial dari perubahan gaya hidup terapetik Therapeutic Lifestyle Changes TLC Komponen Rekomendasi Nutrisi yang meningkatkan LDL Lemak jenuh Kolesterol diet Range total lemak harus berkisar antara 25 – 35 untuk kebanyakan kasus Kurang dari 7 dari kalori total dan menurunkan intake dari asam lemak trans Kurang dari 200 mghari Pilihan terapetik untuk penurunan LDL Stanolsterol tumbuhan Meningkatkan serat viscous soluble 2 gram per hari 10 – 25 gram per hari Kalori total Perhitungkan intake kalori untuk mempertahankan berat badan yang diharapkan dan mencegah peningkatan berat badan Aktivitas fisik Termasuk latihan sedang yang cukup untuk menghilangkan paling tidak 200 kcal perhari

2. Tatalaksana Terapi Farmakologi

Terapi obat diindikasikan setelah dilakukan perubahan gaya hidup terapetik yang adekuat. Walaupun telah banyak obat penurun lipid yang efikasius, tidak satupun yang yang efektif untuk semua gangguan lipoprotein dan setiap obat memiliki efek samping. Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat penurun lipid secara umum dapat dibedakan menjadi obat yang dapat menurunkan sintesis VLDL dan LDL, obat yang dapat meningkatkan klirens VLDL, obat yang meningkatkan katabolisme LDL, obat yang dapat menurunkan absorpsi kolesterol, obat yang dapat meningkatkan HDL dan kombinasinya Talbert, 2008. a. Niacin Nicotinic acid Niacin merupakan obat penurun lipid pertama yang dihubungkan dengan penurunan mortalitas total. Niacin menurunkan produksi partikel VLDL, menurunkan level LDL dan meningkatkan level HDL kolesterol. Efek rata – rata dari dosis penuh 3 – 4,5 ghari terapi niasin adalah penurunan LDL kolesterol sebesar 15 – 25 dan peningkatan HDL kolesterol sebesar 25 – 35. Dosis penuh dibutuhkan untuk mendapatkan efek LDL, namun efek HDL telah ditunjukan pada dosis yang lebih rendah yaitu pada dosis 1ghari. Niacin juga dapat menurunkan 40 trigliserida dan lipoprotein A dan akan meningkatkan level homosistein. Intoleransi terhadap niacin sering terjadi, hanya sekitar 50 – 60 pasien yang dapat menerima dosis penuh. Niacin dapat menyebabkan flushing yang dimediasi prostaglandin yang dideskripsikan pasien sebagai ”hot flashes” atau pruritus dan dapat diturunkan dengan pemberian pretreatment dengan aspirin 81 – 325 mghari atau obat NSAID lainnya. Flushing juga dapat diturunkan dengan memulai terapi niacin dengan dosis yang sangat kecil misalnya 100 mg pada waktu makan malam. Dosis kemudian dapat digandakan setiap minggunya sampai dosis 1,5 ghari ditoleransi. Setelah cek ulang lipid darah, dosis kemudian dapat dibagi dan ditingkatkan sampai target 3 – 4,5 ghari tercapai. Niacin extended release juga tersedia dan lebih ditoleransi dengan baik pada kebanyakan pasien. Niacin juga dapat menyebabkan eksaserbasi gout dan penyakit peptik ulcer. Walaupun niacin mungkin dapat meningkatkan gula darah pada beberapa pasien, percobaan klinik menunjukan bahwa niacin aman digunakan pada pasien diabetik Baron , 2006. b. Bile acid-binding resin Golongan resin pengikat asam empedu termasuk di dalamnya adalah kolestiramin, kolesevelam dan kolestipol. Terapi dengan obat ini dapat menurunkan insidensi dari kejadian koroner pada pria usia pertengahan sebanyak 20, tanpa perbedaan signifikan pada efek mortalitas total. Resin bekerja dengan cara mengikat asam empedu pada intestin. Mekanisme yang bersamaan adalah penurunan sirkulasi enterohepatik yang kemudian menyebabkan hati meningkatkan produksi asam empedunya, menggunakan kolesterol hepatik. Aktivitas reseptor hepatik LDL akan meningkat, menyebabkan terjadinya penurunan level LDL plasma. Level trigliserida dapat meningkat sedikit pada beberapa pasien yang diterapi dengan resin pengikat asam empedu, sehingga penggunaan obat ini harus dengan peringatan pada pasien yang mengalami peningkatan trigliserida dan tidak diberikan pada semua pasien dengan kadar trigliserida diatas 500 mgdL. Klinisi dapat mengharapkan penurunan sebanyak 15- 25 pada level LDL kolesterol, dengan efek yang signifikan pada level HDL. 41 Dosis lazim dari kolestiramin adalah 12 – 36 g resin per hari dalam dosis terbagi dengan makanan, dicampur dalam air atau dalam jus. Dosis kolestipol 20 lebih tinggi tiap bungkus mengandung 5 g resin. Dosis dari kolesevelam adalah 625 mg per tablet, 6 – 7 tablet per hari. Obat – obat golongan ini dapat menyebabkan gejala gastrointestinal, misalnya konstipasi dan gas. Dapat mengganggu absorpsi vitamin larut lemak sehingga sangat complicating pada managemen pasien yang mendapatkan warfarin dan dapat juga berikatan dengan obat lain pada saluran cerna Baron, 2006. c. Hydroxymethylglutaryl-Coenzyme A HMG-CoA Reductase Inhibitors Statin HMG-CoA reductase inhibitors termasuk di dalamnya adalah atorvastatin, fluvastatin, lovstatin, pravastatin, rosuvastatin dan simvastatin. Mekanisme obat golongan ini adalah dengan menghambat rate limiting enzyme pada pembentukan kolesterol. Obat golongan ini dapat menurunkan infark mikard dan mortalitas total pada pencegahan sekunder, sama halnya pada pencegahan untuk pasien pria usia pertengahan yang bebas penyakit jantung koroner. Penelitian meta analisis menunjukan bahwa penggunaan obat ini dapat menurunkan resiko terjadinya stroke. Sintesis kolesterol dapat diturunkan, dengan kompensasi berupa peningkatan aktivitas reseptor LDL hepatik dengan asumsi bahwa kemudian hati dapat lebih mengambil kolesterol yang dibutuhkan dari darah dan terjadi penurunan level LDL kolesterol dalam sirkulasi sampai dengan 35. Juga terjadi peningkatan sedang level HDL dan penurunan level trigliserida. Dosis lazim atorvastatin, 10–80 mghari; fluvastatin, 20–40 mghari; lovastatin, 10–80 mghari; pravastatin, 10–40 mghari; rosuvastatin, 5–40 mghari; dan simvastatin, 5–40 mghari. Obat – obat golongan ini biasanya diberikan satu kali sehari pada saat malam hari dimana sebagian besar sintesis kolesterol terjadi pada malam hari. Pada rentang dosis akhir yang tinggi, dosis bagi dua kali sehari dapat digunakan. Efek sampingnya antara lain miositis, yang kejadiannya dapat lebih tinggi pada pasien yang juga mendapatkan fibrat atau niasin bersamaan dengan statin. Produsen merekomendasikan untuk melakukan 42 monitoring enzim hati dan otot. Beberapa obat eritromisin, siklosporin dan antijamur azole menurunkan metabolisme obat ini Baron, 2006. Fibric acid derivatives Derivat asam fibrat termasuk gemfibrozil, fenofibrat dan klofibrat. Fibrat dapat menurunkan sintesis dan meningkatkan pemecahan partikel VLDL, dengan efek sekunder pada level LDL dan HDL. Obat golongan ini menurunkan level LDL sampai dengan 10 – 15 dan level trigliserida sampai dengan 40 dan meningkatkan level HDL sampai 15 – 20. Dosis lazim gemfibrozil adalah 600 mg satu atau dua kali sehari. Efek sampingnya termasuk kholelithiasis, hepatitis dan miositis. Insidensi hepatitis dan miositis dapat meningkat pada pasien yang juga mendapatkan obat penurun lipid lainnya. Hasil penelitian klinik yang besar menunjukan bahwa penggunaan klofibrat menunjukan kematian yang lebih tinggi secara signifikan, terutama karena kanker, pada kelompok perlakukan, sehingga sebaiknya tidak digunakan Baron, 2006. e. Ezetimibe Ezetimibe merupakan obat penurun lipid baru yang mekanisme kerjanya dengan menghambat absorpsi kolesterol dari diet dan bilier dengan memblok penyebrangan passage melewati dinding saluran cerna. Ezetimibe dapat menurunkan LDL kolesterol antara 15 – 20 saat digunakan sebagai monoterapi dan dapat membantu menurunkan level LDL pada pasien yang mendapatkan statin yang belum mencapai target terapetik. Efek dari ezetimide pada penyakit jantung koroner dan keamanan jangka panjangnya belum diketahui secara pasti. Dosis lazim ezetimide adalah 10 mghari Baron, 2006. f. Suplemen minyak ikan N-3 Polyunsaturated Fatty Acids atau N-3 PUFA atau Omega-3 Fatty Acids Penggunaan suplementasi minyak ikan ikan, minyak ikan, atau minyak asam linolenik tinggi pada dosis rendah 1 – 2 ghari disebutkan untuk pencegahan penyakit jantung koroner. Berdasarkan bukti klinis, penggunaan suplemen minyak ikan pada dosis 3 – 4 gram perhari adalah aman dan effikasius 43 dalam menurunkan trigliserida dan merupakan alternatif terhadap fibrat atau asam nikotinat dalam terapi hipertrigliseridemia Blackmore, dkk, 2004 Tabel 8 menunjukan rangkuman efek terapi obat penurun lipid dan lipoprotein, sedangkan pada tabel 9 dapat dilihat pilihan obat yang direkomendasikan dalam penanganan berbagai tipe hiperlipidemia.

3. Pilihan Terapi Farmakologi pada Berbagai Kondisi