21
1. Diuretik
Diuretik tiazid secara tradisional digunakan sebagai terapi lini pertama untuk kebanyakan pasien. Panduan JNC 7 merekomendasikan diuretik tipe tiazid apabila
memungkinkan sebagai terapi lini pertama pada sebagian besar pasien, yang mana merupakan farmakoterapi tradisional untuk hipertensi. Panduan dari AHA tidak
merekomendasikan pemilihan diuretik tiazid melebihi penggunaan ACEI, ARB atau CCB sebagai terapi lini pertama. Rekomendasi penggunaan diuretik tiazid sebagai terapi lini
pertama oleh JNC 7 berdasarkan hasil penelitian dari the Antihypertensive and Lipid- Lowering Treatment to Prevent Heart attack Trial ALLHAT yang menunjukan bahwa
penggunaan klorthalidone
diuretik tiazid
menunjukan penurunan
resiko kardiovaskular melebihi obat – obat antihipertensi yang lebih baru lisinopril atau
amlodipine. Secara keseluruhan, diuretik tiazid masih tidak tertandingi dalam kemampuannya untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat penyakit
kardiovaskular pada sebagian besar pasien. Karena sebagian besar pasien membutuhkan dua atau lebih obat untuk mengontrol tekanan darah, salah satunya
haruslah diuretik tiazid, kecuali ada kontraindikasi Saseen Maclaughlin, 2008.
2. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors ACEI
Walaupun diuretik tiazid masih merupakan farmakoterapi konvensional sebagai terapi lini pertama pada pasien hipertensi, namun banyak bukti klinik yang juga
menunjukan bahwa penggunaan ACEI, CCB atau ARB dapat digunakan sebagai terapi lini pertama pada pasien hipertensi. Panduan terapi yang diterbitkan The United
Kingdom Guidelines mengelompokan pasien berdasarkan usia dan ras, panduan ini merekomendasikan penggunaan ACEI sebagai terapi lini pertama pada pasien dengan
usia kurang dari 55 tahun Saseen Maclaughlin, 2008.
3. Penyekat Kanal Kalsium Calcium Channels Blockers CCB
Penyekat kanal kalsium dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan perbedaan strukturnya yaitu kelompok dihidropiridin dan non-dihipropiridin. CCB dihidropiridin
berikatan dengan kanal kalsium tipe L pada otot polos vaskular, yang mana menghasilkan vasodilatasi dan menurunkan tekanan darah. Penggunaanya efektif
sebagai monoterapi pada pasien kulit hitam dan pasien usia lanjut. CCB
22
nondihidropiridin berikatan dengan kanal kalsium tipe L pada nodus sinoatrial nodus atrioventrikular, dan dapat meningkatkan kerja miokardium dan pembuluh darah.
Obat – obat kelompok ini lebih bagus efeknya pada pasien kulit hitam Riaz, 2011. Tabel 6. Obat antihipertensi golongan diuretik
Sub kelas Dosis lazim
mghari Frekuensi
harian Catatan
Tiazid - Klorthalidon
- Hidroklorotaizid - Indapamid
- Metolazon 12,5 – 25
12,5 – 25 1,25 – 2,5
2,5 – 5 1
1 1
1 Berikan obat pada pagi hari untuk mencegah diuresis
noktural; tiazid merupakan antihipertensi yang lebih efektif dibandingkan dengan loop diuretik pada
kebanyakan pasien; gunakan dosis lazim untuk meminimalkan efek samping metabolik; idealnya
pertahankan konsentrasi potassium antara 4,0 – 5,0 mEqL
untuk meminimalkan
efek metabolik;
hidroklorotiazid dan klorthalidon umumnya dipilih, dengan dosis 25 mghari sebagai dosis efektif
maksimum; klorthalidon setidaknya 2 kali lebih pten dibandingkan
hidroklorotiazid; memiliki
tambahan keuntungan pada pasien osteoporosis, membutuhkan
tambahan pengawasan pada pasien dengan sejarah gout atau hiperglikemia.
Loop - Bumetanide
- Furosemide - Torsemide
0,5 – 4 20 – 80
5 – 10 2
2 1
Obat diberikan pada pagi atau sore hari untuk mencegah diuresis nokturnal. Dosis yang lebih tinggi diperlukan
untuk pasien dengan penurunan filtrasi glomerulus yang parah atau disfungsi ventrikel kiri.
Hemat Kalium - Amiloride
- Triamteren 5 – 10
50 – 100 1 atau 2
1 atau 2 Obat diberikan pada pagi atau sore untuk mencegah
diuresis noktural; merupakan diuretik lemah yang biasanya digunakan dalam kombinasi dengan diuretik
tiazid untuk meminimalkan efek hipokalemia; hindari penggunaannya pada pasien dengan gagal ginjal kronik
perkiraan
kecepatan filtrasi
glomerulus 30
mLmenit1,73m
2
; dapat menyebabkan hiperkalemia, utamanya bila digunakan dalam kombinasi dengan ACEI,
ARB, inhibitor renin langsung atau suplemen kalium.
Antagonis Aldosteron
- Eplerenone - Spironolakton
50 – 100 25 – 50
1 atau 2 1 atau 2
Obat diberikan pada pagi atau sore untuk mencegah diuresis noktural; eplerenone dikontraindikasikan pada
pasien dengan perkiraan klirens kreatinin 50 mLmenit, peningkatan kreatinin serum 1,8 mgdL pada wanita,
2mgdL pada pria, dan diabetes tipe 2 dengan mikroalbuminuria; hindari penggunaan spironolaton
pada pasien dengan gagal ginjal kronik perkiraan kecepatan filtrasi glomerulus 30 mLmenit1,73 m
2
; dapat menyebabkan hiperkalemia, utamanya bila
digunakan dalam kombinasi dengan ACEI, ARB, inhibitor renin langsung atau suplemen kalium.
23
4. Angiotensin II Receptor Blockers ARB