61
pekerjaan sehari-hari, baik berupa pengkoordinasian pekerjaan, pembagian pekerjaan, informasi program kerja, maupun pemberian informasi pekerjaan sehari-
hari dari atasan kepada bawahan.
b. Jenis komunikasi
Berasarkan hasil analisis, dapat diketahui jenis komunikasi vertikal ke bawah yang dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten secara umum
dilaksanakan secara formal dan informal. Dari informan yang diperoleh sejumlah delapan pegawai, yang diantaranya merupakan Kepala Sub Bagian, Kepala Bidang,
dan Kepala Seksie, hampir semuanya mengungkapkan bahwa pelaksanaan komunikasi vertikal ke bawah dilaksanakan secara formal dan informal, hanya saja
yang sering kali dilaksanakan yaitu menggunakan informal, komunikasi formal tidak selalu digunakan dalam kegiatan kerja sehari-hari. Seperti yang dikatakan Sy
dalam sebuah wawancara pada tanggal 15 Maret 2016 di ruang Bidang Pendidikan Dasar, beliau selaku Kasie TK dan SD, mengatakan: “Kita bentuknya informal ya,
kalau formal biasanya melalui surat, formal itu surat dari kepala Dinas, ke pak kabid, pak kabid ke seksie, dan dari seksie itu kita sampaikan kepada yang tanggung
jawab atas surat tersebut siapa gitu”. Pendapat yang sama juga dikatakan oleh SM, selaku Kasie Tenaga Kependidikan, yang didapat melalui hasil wawancara pada
tanggal 22 Maret 2016, beliau mengatakan bahwa komunikasi yang dilaksanakan “Bisa formal, bisa informal, tergantung permasalahannya”. Komunikasi formal
yang berbentuk tertulis dapat dilihat dari hasil dokumentasi yang tertara pada halaman 245-251, dimana dari surat-surat tersebut dapat menjelaskan bahwa
62
kegiatan komunikasi formal dilaksanakan melalui surat-surat tertulis, seperti misalnya surat tugas.
Berdasarkan analisis yang dilaksanakan peneliti, diketahui bahwa komunikasi formal yang dilaksanakan yaitu berupa komunikasi tertulis dan berupa
rapat organisasi atau biasa disebut dengan meeting, untuk kegiatan komunikasi terkait hal pekerjaan sehari-hari komunikasi yang dilaksanakan lebih sering
menggunakan informal. Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara dengan Sy, pada tanggal 15 Maret 201
6, beliau selaku Kasie TK dan SD, mengatakan: “Rapat meeting itu kalau di bidang, paling tidak sebulan sekali, kalau dengan teman-teman
ya bersifat isidental, mendadak”. Pendapat yang sama juga dikatakan oleh SM, selaku Kasie Tenaga Kependidikan, yang didapat melalui hasil wawancara pada
tanggal 22 Maret 2016, mengatakan bahwa terkait forum rapat formal “Ya bisa rutin bisa insidental, tergantung, kalau rutin tetap rutin, namun kalau mau ada kegiatan
gitu ya meeting dulu”.
Untuk semakin memperkuat bukti bahwa komunikasi yang dilaksanakan terkait pekerjaan sehari-hari berjenis informal yaitu dengan hasil observasi yang
dilaksanakan di Bidang PMPTK pada tanggal 4 Maret 2016, terlihat bahwa SM, selaku Kasie Tenaga Kependidikan berkomunikasi dengan Staf menggunakan jenis
informal. Begitu juga dengan kegiatan observasi yang dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2016 di ruang yang sama, terlihat seorang Kasie Pendidik sedang
melaksanakan komunikasi dengan Stafnya dengan menggunakan jenis informal, karena komunikasi dilaksanakan secara langsung dan dengan santai, dengan bahasa
63
sehari-hari, dan dilaksanakan tanpa ada aturan-aturan yang membatasi komunikasi tersebut.
Jadi, dari beberapa hasil temuan yang telah dianalisis oleh peneliti, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam hal komunikasi vertikal ke bawah yang
berlangsung di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten secara umum menggunakan jenis formal dan informal, sesuai dengan kepentingan hal yang dikomunikasikan
dan kondisi pada saat melaksanakan komunikasi, hanya saja lebih sering menggunakan komunikasi informal untuk kegiatan komunikasi pekerjaan sehari-
hari. Komunikasi informal dalam kegiatan sehari-hari dirasa lebih mudah digunakan untuk berkomunikasi, tanpa ada aturan yang mengikat secara formal,
dan penggunaan bahasa yang tidak terlalu formal dirasa lebih efektif dan efisien dalam menyampaikan suatu pesan atau informasi tersebut. Komunikasi dengan
jenis formal yang dimaksud disini adalah dengan menggunakan media tertulis misalnya surat dan rapat organisasi, sedangkan informal dengan tatap muka secara
langsung mengkomunikasikan apa yang akan dikomunikasikan tanpa
memperhatikan alur struktur organisasi maupun dengan media elektronik seperti SMS, WA, BBM, maupun telepon.
c. Metode komunikasi