94
wawancara pada tanggal 2 Maret 2016, beliau selaku Staf Bagian Keuangan, mengatakan bahwa: “..., kalau sama teman, kita juga sering ngobrol, ngobrol
keluarga, ya sharing-sharing , tidak terlalu serius”. Pendapat yang sama juga
disampaikan oleh ES dalam wawancara pada tangal 4 Maret 2016, beliau selaku Staf Bidang PMPTK, mengatakan bahwa: “Kalau sama teman banyak mas, yang
jelas ya tentang pekerjaan, selain itu ya sharing, cerita, biar gak jenuh kan mas, ya saling membantu juga, support
lah”. Dari kedua pendapat tersebut, dapat menunjukkan bahwa selain mengkomunikasikan masalah pekerjaan, sesama rekan
sejawat terkadang juga melaksanakan komunikasi perihal diluar pekerjaan, dengan maksud untuk mengurangi rasa stres dalam bekerja, mengisi waktu luang, dan
sharing dengan sesama rekan sejawat. Berdasarkan beberapa hasil temuan yang peneliti peroleh melalui hasil
wawancara dan observasi tersebut, semakin meyakinkan untuk menarik sebuah kesimpulan bahwa kegiatan komunikasi horisontal yang dilaksanakan di Dinas
Pendidikan Kabupaten Klaten secara umum membahas terkait dengan hal pekerjaan, baik berupa pengkoordinasian pekerjaan, kerja sama dalam pekerjaan,
maupun sharing pekerjaan. Selain mengkomunikasikan perihal pekerjaan, jika ada waktu senggang, pegawai tersebut juga terkadang mengkomunikasikan hal diluar
pekerjaan.
b. Jenis komunikasi
Berdasarkan hasil analisis, jenis komunikasi horisontal yang dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten secara umum dilaksanakan secara formal dan
informal. Dari informan yang diperoleh sejumlah 18 pegawai, yang diantaranya
95
merupakan Kepala Sub Bagian, Kepala Bidang, Kepala Seksie, dan Staf, hampir semuanya
mengungkapkan bahwa
pelaksanaan komunikasi
horisontal dilaksanakan secara formal dan informal, hanya saja yang sering dilaksanakan
dalam komunikasi sehari-hari yaitu menggunakan informal, komunikasi formal tidak selalu digunakan dalam kegiatan kerja sehari-hari, hanya dalam kondisi dan
situasi tertentu saja. Seperti pendapat LSM dalam wawancara pada tanggal 4 Maret 2016, beliau selaku Kabid PNF, mengatakan bahwa jenis komunikasi yang
dilakukan “Formal dan informal”. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Rl dalam wawancara pada tanggal 15 Maret 2016, beliau selaku Kasie SMP dan PLB,
mengatakan bahwa: “Formal juga, informal juga, informal misalnya ada hal yang segera dilaporkan, ada hal baru, itu langsung saat itu juga, tapi kalau yang rutinitas
ya rapat, awal bulan, awal minggu, rapat”. Hal senada juga dikatakan oleh MK dalam wawancara pada tanggal 16 Maret 2016, beliau selaku Staf Sie SMP Bidang
Pendidikan Dasar, mengatakan bahwa jenis komunikasi yang dilakukan “Ya kada
ng formal dan kadang informal”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa
pelaksanaan komunikasi horisontal yang dilakukan menggunakan jenis formal dan informal, sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat itu, dan sesuai dengan
keperluan hal yang dikomunikasikan. Komunikasi formal yang dilaksanakan yaitu menggunakan media tertulis misalnya laporan pekerjaan dan komunikasi melalui
rapat organisasi atau biasa disebut dengan meeting, komunikasi formal ini tidak selalu digunakan, hanya digunakan dalam situasi dan kondisi tertentu, seperti
pendapat MK dalam wawancara pada tanggal 16 Maret 2016, beliau selaku Staf Sie
96
SMP Bidang Pendidikan Dasar, mengatakan bahwa: “Rapat ya meeting, ada
kadang, ..., oh itu tidak tentu, tergantung sikon”. Selebihnya untuk kegiatan komunikasi sehari-hari biasa dilakukan dengan komunikasi informal, dilakukan
secara langsung tanpa ada aturan yang membatasi, dilaksanakan dengan bahasa yang tidak terlalu formal, dan komunikasi lebih bersifat santai.
Untuk lebih memperkuat hasil yang diperoleh bahwa komunikasi yang dilaksanakan sehari-hari lebih menggunakan jenis informal, peneliti juga
melaksanakan observasi terhadap hal tersebut. Observas dilaksanakan di ruang Sub Bagian Umum dan Keuangan pada tanggal 29 Februari 2016, terlihat dua orang
Staf sedang melaksanakan komunikasi, komunikasi yang dilakukan kedua orang Staf di Bagian Umum dan Kepegawaian tersebut dilaksanakan secara informal,
karena komunikasi dilaksanakan secara tatap muka langsung, dan dilakukan dengan bahasa sehari-hari, serta tidak terikat waktu saat melaksanakan komunikasi.
Kegiatan observasi juga dilaksanakan di ruang Sub Bagian Keuangan pada tanggal 2 Maret 2016, pelaksanaan komunikasi yang dilaksanakan sesama Staf, antara At
dan Gy dilakukan secara informal, dilakukan secara lisan tatap muka langsung, dan dengan bahasa sehari-hari.
Komunikasi informal lebih banyak digunakan untuk berkomunikasi sehari- hari dengan sesama rekan sejawat, komunikasi informal dianggap lebih mudah,
cepat, dan lebih santai dalam menyampaikan pesan, seperti pendapat Sn dalam wawancara pada tanggal 16 Maret 2016, beliau selaku Staf Dikmen, mengatakan
bahwa: “Nah hubungan diantara staf ini malah lebih familiar, karena apa, ya karena sudah tau karakter satu dengan yang lain, sehingga rasa kita pekewuh, malu, malah
97
tidak terjaga, kadang ya ini pekerjaan ini malah semuanya terbuka, ...”. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Jn dalam wawancara pada tanggal 2 Maret 2016,
beliau selaku Staf Bidang PNF, mengatakan dengan komunikasi informal “Lebih cepat, iya, pemahamannya itu langsung, kan juga sering ketemu, jam kita melek aja
banyak dikantor mas”. Dari pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa hubungan komunikasi antar rekan sejawat yang terjalin lebih nyaman mengunakan informal,
mengingat sesama rekan sudah saling mengerti, komunikasi lebih efektif dan efisien, dan komunikasi yang dilaksanakan pun lebih santai.
Jadi, dari beberapa hasil temuan yang telah dianalisis oleh peneliti, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa komunikasi horisontal yang berlangsung di Dinas
Pendidikan Kabupaten Klaten secara umum menggunakan jenis formal dan informal, sesuai dengan kepentingan hal yang dikomunikasikan dan kondisi pada
saat melaksanakan komunikasi, hanya saja lebih sering menggunakan komunikasi informal untuk kegiatan komunikasi pekerjaan sehari-hari. Selain berdasarkan
situasi dan kondisi, pemilihan jenis komunikasi informal dalam kegiatan komunikasi sehari-hari dirasa lebih mudah digunakan untuk berkomunikasi, lebih
nyaman dan santai, serta penggunaan bahasa yang tidak terlalu formal dirasa lebih efektif dan efisien dalam menyampaikan suatu pesan atau informasi tersebut.
Komunikasi dengan jenis formal yang dimaksud disini adalah dengan menggunakan media tertulis misalnya surat dan melalui rapat organisasi, sedangkan
informal dengan tatap muka secara langsung mengkomunikasikan apa yang akan dikomunikasikan tanpa terlalu memperhatikan waktu dan tanpa memperhatikan
alur komunikasi dalam struktur organisasi.
98
c. Metode komunikasi