Jenis komunikasi Komunikasi Vertikal ke Atas di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

78 tersebut juga terkadang mengkomunikasikan hal diluar pekerjaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa materi yang dikomunikasikan dengan atasan yaitu terkait dengan hal pekerjaan masing-masing pegawai, dan terdapat beberapa pegawai yang mengkomunikasikan hal diluar pekerjaan.

b. Jenis komunikasi

Berasarkan hasil analisis, dapat diketahui jenis komunikasi vertikal ke atas yang dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten secara umum dilaksanakan secara formal dan informal. Dari informasi yang diperoleh dari 18 pegawai, yang diantaranya merupakan Kepala Sub Bagian, Kepala Bidang, Kepala Seksie, dan Staf, hampir semuanya mengungkapkan bahwa pelaksanaan komunikasi vertikal ke atas dilaksanakan secara formal dan informal, hanya saja yang sering kali dilaksanakan dalam komunikasi sehari-hari yaitu menggunakan informal, komunikasi formal tidak selalu digunakan dalam kegiatan kerja sehari- hari. Seperti yang dikatakan oleh Hr dalam wawancara pada tanggal 2 Maret 2016, beliau selaku Staf Bagian Perencanaan dan Pelaporan, mengatakan bahwa jenis komunikasi yang dilakukan yaitu: “Enggak mas, biasa, tidak terlalu formal, ya informal ya”. Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh ES dalam wawancara pada tanggal 4 Maret 2016, beliau selaku Staf Bidang PMPTK, mengatakan bahwa: “Lebih banyak yang informal mas, kalau formal jarang, rapat kan jarang, biasanya rapat kalau mau ada acara yang besar aja mas”. Hal senada juga dikemukakan oleh MK, melalui wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2016, beliau selaku Staf Sie SMP Bidang Pendidika n Dasar, mengatakan bahwa: “Ya kadang formal, kadang informal, ... Ya tergantung apa yang dibicarakan, tergantung topik”. 79 Selaras dengan pendapat Sn dalam wawancara pada tanggal 16 Maret 2016, beliau selaku Staf Dikmen Bidang Pendidikan Menengah, mengatak an bahwa: “Jenis yang dapat kami ya sampaikan ya formal, kadang juga informal, melihat dengan pekerjaan itu datangnya pada saat dikantor atau disampaikan pada saat dilapangan. Pekerjaan itu sangat urgent atau tidak, kalau urgen ya informal saat itu juga, tapi kalau ada tenggang waktu ya kita sampaikan formal”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa pelaksanaan komunikasi vertikal ke atas yang dilakukan menggunakan jenis formal dan informal, sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat itu, dan sesuai dengan keperluan hal yang dikomunikasikan. Komunikasi formal yang dilaksanakan yaitu menggunakan media tertulis melalui surat maupun laporan pekerjaan dan komunikasi melalui rapat organisasi atau biasa disebut dengan meeting, selebihnya untuk kegiatan komunikasi sehari-hari biasa dilakukan dengan komunikasi informal, dilakukan secara langsung tanpa ada aturan yang membatasi, dilaksanakan dengan bahasa yang tidak terlalu formal, dan komunikasi lebih bersifat santai. Untuk lebih memperkuat hasil yang diperoleh bahwa komunikasi yang dilaksanakan sehari-hari lebih menggunakan jenis informal, peneliti juga melaksanakan observasi terhadap hal tersebut, observasi dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2016 di ruang kerja Bidang PMPTK, terlihat komunikasi yang dilaksanakan antara Staf dengan Kasie Tenaga Kependidikan dilaksanaklan secara informal, karena komunikasi dilaksanakan secara langsung, dengan bahasa sehari- hari, dan dilaksanakan tanpa ada aturan-aturan yang membatasi komunikasi 80 tersebut. Hasil yang sama juga didapat dalam kegiatan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 15 Maret 2016 di ruang Bidang Pendidikan Dasar, komunikasi yang dilaksanakan antara Staf dengan kasie SMP dan PLB tersebut dilaksanaklan secara informal, dengan alasan yang sama seperti pada kegiatan observasi yang pertama yaitu karena komunikasi dilaksanakan secara langsung, dengan bahasa sehari-hari, dan dilaksanakan tanpa ada aturan-aturan yang membatasi komunikasi tersebut. Jadi, dari beberapa hasil temuan yang telah dianalisis oleh peneliti, dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi vertikal ke atas yang berlangsung di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten secara umum menggunakan jenis formal dan informal, sesuai dengan kepentingan hal yang dikomunikasikan dan kondisi pada saat melaksanakan komunikasi, hanya saja lebih sering menggunakan komunikasi informal untuk kegiatan komunikasi pekerjaan sehari-hari. Selain berdasarkan kepentingan, pemilihan jenis komunikasi informal dalam kegiatan komunikasi sehari-hari dirasa lebih mudah digunakan untuk berkomunikasi, tanpa ada aturan yang mengikat secara formal, dan penggunaan bahasa yang tidak terlalu formal dirasa lebih efektif dan efisien dalam menyampaikan suatu pesan atau informasi tersebut. Komunikasi dengan jenis formal yang dimaksud disini adalah dengan menggunakan media tertulis misalnya surat dan rapat organisasi, sedangkan informal dengan tatap muka secara langsung mengkomunikasikan apa yang akan dikomunikasikan tanpa memperhatikan alur struktur organisasi maupun dengan media elektronik seperti SMS, WA, BBM, maupun telepon. 81

c. Metode komunikasi