Metode komunikasi Komunikasi Vertikal ke Atas di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

81

c. Metode komunikasi

Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa metode komunikasi vertikal ke atas yang dilaksanakan oleh Kepala Sub Bagian, Kepala Bidang, Kepala Seksie, dan Staf di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten secara umum menggunakan metode Informative dan Persuasive, namun metode yang paling sering digunakan dalam kegiatan komunikasi sehari-hari dan dirasa paling efektif yaitu menggunakan metode Informative, metode ini merupakan suatu metode komunikasi yang dilakukan dengan tujuan agar komunikan dalam hal ini atasan mengerti dan tahu apa yang dimaksud oleh komunikator dalam hal ini bawahan, misalnya hanya bersifat menyampaikan sesuatu dan ceramah. Seperti pendapat yang diungkapkan oleh Hr dalam wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2016, beliau selaku Staf Bagian Perencanaan dan Pelaporan, mengatakan bahwa: “Ya biasanya sering bertanya, dan juga menyampaikan sesuatu, bertanya misal sebaiknya bagaimana, solusinya bagaimana untuk mengatasi pendataan yang kurang lancar”. Pendapat yang sama juga diungkakan oleh Jn dalam wawancara pada tanggal 2 Maret 2016, beliau selaku Staf Bidang PNF, Seksie Dikmas, PAUD, dan Kesetaraan, mengatakan bahwa: “Kalau yang biasanya dilakukan itu memberikan informasi, meminta tanggapan, masukan, atau perbaikan lah, kemudian sharing ”. Hal senada juga diungkapkan oleh ES dalam wawancara pada tanggal 4 Maret 2016, beliau selaku Staf Bidang PMPTK, mengatakan bahwa: “Ya metode apa ya, ya bertanya, kadang sharing, menjelaskan tugas gitu aja mas”. Satu lagi pendapat yang sama diungkapkan oleh YP dalam wawancara pada tanggal 16 Maret 2016, beliau selaku Staf Administrasi 82 Sie TKSD, Bidang Pendidikan Dasar, mengatakan bahwa: “..., terkadang saya menyampaikan, menjelaskan, dan bertanya misal tindak lanjut dari kegiatan seperti apa”. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa metode yang digunakan untuk berkomunikasi dengan atasan menggunakan metode Informative, karena lebih banyak bawahan melaporkan pekerjaan kepada atasan, menanyakan sesuau, dan sharing tentang apa yang dibutuhkan oleh bawahan. Untuk lebih meyakinkan hasil dari penelitian tersebut, peneliti juga melakukan observasi terhadap hal tersebut, dan menunjukkan hasil yang sama. Observasi dilakukan oleh peneliti di ruang kerja Bidang PMPTK pada tanggal 4 Maret 2016, terlihat sebuah komunikasi yang dilaksanakan antara Staf dengan seorang Kasie, metode komunikasi yang digunakan antara Staf dengan Kasie tersebut yaitu Informative, karena terlihat seorang Staf lebih pada melaporkan dan menanyakan tentang pekerjaan yang sedang Staf kerjakan. Begitu juga dengan kegiatan observasi yang dilaksanakan di ruangan lain, yaitu observasi pada tanggal 15 Maret 2016, terlihat juga seorang Staf yang sedang berkomunikasi dengan Kasie menggunakan metode komunikasi Informative, karena Staf hanya melaporkan pekerjaan yang Staf kerjakan kepada Kasie. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut menunjukkan hasil yang sama yaitu metode yang digunakan pada saat berkomunikasi dengan atasan lebih sering menggunakan metode Informative, namun adapula pegawai yang mengatakan bahwa metode yang digunakan dalam berkomunikasi dengan atasan menggunakan metode Persuasive, namun disini Persuasive yang dimaksud tidak 83 pada mempengaruhi atasan untuk melakukan sesuatu atau menuruti apa yang diminta oleh bawahan, namun seperti memberi penjelasan untuk lebih meyakinkan atasan tentang apa yang telah dilaksanakan bawahan, dan juga memberi masukan kepada atasan. Jadi, dari beberapa temuan yang telah dianalisis oleh peneliti, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar pelaksanaan komunikasi vertikal ke atas yang berlangsung di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten secara umum menggunakan metode Informative, metode ini merupakan suatu metode komunikasi yang dilakukan dengan tujuan agar komunikan mengerti dan tahu apa yang dimaksud oleh komunikator, misalnya hanya bersifat menyampaikan sesuatu dan ceramah, metode ini lebih tepat dan dirasa lebih efektif dilaksanakan oleh bawahan pada saat berkomunikasi dengan atasan, misalnya pada saat melaporkan tugas-tugas yang dikerjakan oleh bawahan, akan lebih efektif dan efisien jika menggunakan metode ini. Metode lain yang digunakan yaitu metode Persuasive, namun disini Persuasive yang dimaksud tidak pada mempengaruhi atasan untuk melakukan sesuatu atau menuruti apa yang diminta oleh bawahan, hanya sebatas memberi penjelasan untuk lebih meyakinkan atasan tentang apa yang telah dilaksanakan bawahan, dan juga memberi masukan kepada atasan, metode ini pun jarang digunakan untuk kegiatan komunikasi sehari-hari. Dari kedua metode tersebut, apabila digunakan untuk kegiatan komunikasi sehari-hari dengan atasan, akan lebih efektif menggunakan metode Informatif, karena sebagai bawahan berkomunikasi dengan atasan lebih sering hanya sebatas menyampaikan sesuatu, misalnya laporan pekerjaan, sehingga 84 dengan metode ini akan lebih efektif karena tidak memerlukan banyak waktu untuk berkomunikasi.

d. Media komunikasi