71
Kepegawaian, mengatakan bahwa: “Kalau kendala ya itu kadang permintaan data yang dibutuhkan itu tidak sesuai dengan semestinya”.
Pendapat lain dari LSM dalam wawancara pada tanggal 4 Maret 2016, beliau selaku Kabid Pendidikan Non Formal, beliau mengungkapkan bahwa: “Kadang
materi yang disampaikan tidak langsung dapat dimengerti, hambatan karena situasi waktu, cuaca, sakit, signal”. Masih terkait dengan hambatan dalam komunikasi
vertikal ke bawah, W selaku Kasie Pepustakaan dalam wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2016, mengatakan bahwa hambatan dalam
komunikasi dengan bawahan yaitu “Banyaknya pekerjaan, sibuk”. Dari ketiga pendapat tersebut, dapat menunjukkan bahwa dalam
pelaksanaan komunikasi ke vertikal bawah yang dilaksanakan belum sepenuhnya berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun. Jadi dapat disimpulkan pelaksanaan
komunikasi vertikal ke bawah yang berlangsung di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten masih menemui hambatan walaupun hal tersebut hanya dari pendapat
beberapa pegawai saja, hambatan tersebut antara lain pegawai terkadang ada yang tidak tepat waktu dalam melaksanakan pekerjaan, bawahan tidak langsung mengerti
apa yang dimaksud dari atasan, dan bawahan yang sibuk karena banyaknya pekerjaan.
f. Upaya yang dilakukan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, pelaksanaan komunikasi vertikal ke bawah yang dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kabupaten
Klaten tidak selalu berlangsung dengan baik tanpa menemui hambatan apapun. Seperti yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya, hambatan komunikasi vertikal
72
ke bawah yang ada di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten antara lain pegawai terkadang ada yang tidak tepat waktu dalam melaksanakan pekerjaan, bawahan
tidak langsung mengerti apa yang dimaksud dari atasan, dan bawahan yang sibuk karena banyaknya pekerjaan. Untuk memperlancar sebuah pelaksanaan
komunikasi, tentunya hambatan tersebut harus diatasi dengan baik agar komunikasi dapat berlangsung sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dalam rangka upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ada dalam pelaksanaan komunikasi vertikal ke bawah yang dilaksanakan di Dinas
Pendidikan Kabupaten Klaten, setiap pegawai mempunyai cara sendiri untuk mengatasi hambatan sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat itu, seperti yang
dikatakan oleh SN dalam wawancara pada tanggal 29 Februari 2016, beliau selaku Kasubag Umum dan Kepegawaian, menurut beliau komunikasi yang dilaksanakan
dengan bawahan terkadang masih menemui hambatan, yaitu pegawai terkadang ada yang tidak tepat waktu dalam melaksanakan pekerjaan. Menurut SN, upaya yang
dilakukan dalam mengatasi hambatan komunikasi vertikal ke bawah tersebut beliau mengatakan: “Upaya kami ya selalu memberikan motivasi, controlling kepada
bawahan”. Dengan memberikan motivasi dan controlling terhadap bawahan tentunya diharapkan hambatan komunikasi yang ada dapat diatasi, terutama pada
saat pemberian pekerjaan-pekerjaan kepada Staf tentunya hal tersebut perlu dilakukan dalam rangka memperlancar pelaksanaan komunikasi dan dapat
memperlancar suatu pekerjaan.
73
Pendapat lain yang mengatakan bahwa dalam komunikasi masih menemui hambatan yaitu LSM, beliau selaku Kabid Pendidikan Non Formal mengatakan
bahwa masih terdapat hambatan dalam komunikasi dengan bawahan, hambatan tersebut yaitu terkadang materi yang disampaikan tidak langsung dapat dimengerti,
hambatan karena situasi waktu, cuaca, sakit, signal. Oleh karena itu, dalam wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2016, LSM mengatakan bahwa
beliau mempunyai upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam komunikasi tersebut, upaya yang dilakukan oleh beliau
yaitu dengan “Menciptakan iklim komunikasi dua arah”. Dalam pelaksanaan suatu komunikasi, menciptakan
komunikasi dua arah memang sangat diperlukan untuk memperjelas pesan yang dimaksud oleh komunikator, misalnya dalam hal ini bawahan kurang mengerti apa
yang dimaksud oleh atasan sehingga bawahan menanyakan kembali apa yang dimaksud dalam komunikasi yang dilakukan oleh atasan. Dengan menciptakan
iklim komunikasi dua arah, sangat memungkinkan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima, sehingga komunikasi yang dilaksanakan dapat
efektif. Masih terkait dengan upaya mengatasi hambatan dalam komunikasi vertikal
ke bawah, pendapat lain diungkapkan dari W selaku Kasie Perpustakaan, mengatakan bahwa hambatan dalam komunikasi dengan bawahan yaitu banyaknya
pekerjaan Staf, sibuk. Untuk mengatasi hambatan tersebut, berdasarkan wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2016, upaya yang dilakukan untuk
mengatasi hambatan komunikasi dengan bawahan yaitu dengan “Mengupayakan membagi waktu”. Dalam suatu organisasi, tentunya setiap anggota organisasi
74
mempunyai pekerjaan sesuai dengan tupoksinya masing-masing, terkadang volume pekerjaan seorang pegawai yang tidak terbatas dapat menghambat suatu
pelaksanaan komunikasi di suatu organisasi, padahal pelaksanaan komunikasi dalam organisasi sangat perlu dilakukan dalam rangka menunjang kelangsungan
kegiatan di suatu organisasi. Oleh karena itu perlu sekali dilakukan pembagian waktu yang digunakan untuk komunikasi dengan sesama anggota organisasi, hal
tersebut dimaksudkan agar proses komunikasi tetap berjalan dengan baik dan tentunya pekerjaan pegawai juga tetap dapat dilaksanakan dengan baik.
Dari ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan komunikasi dengan bawahan yaitu dengan
selalu memberikan motivasi, controlling kepada bawahan, menciptakan iklim komunikasi dua arah, dan dengan mengupayakan membagi waktu untuk
berkomunikasi dengan bawahan.
2. Komunikasi Vertikal ke Atas di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten