Entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan berbasis 23 Catatan atas Laporan Keuangan juga harus mengungkapkan 10

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II.05 PSAP 04 - 12 diperlukan untuk penyajian wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban 1 kontinjensi dan komitmen-komitmen lain. Pengungkapan informasi dalam 2 Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat memberikan informasi lain 3 yang belum disajikan dalam bagian lain laporan keuangan. 4 56. Karena keterbatasan asumsi dan metode pengukuran yang 5 digunakan, beberapa transaksi atas peristiwa yang diyakini akan mempunyai 6 dampak penting bagi entitas pelaporan tidak dapat disajikan dalam lembar muka 7 laporan keuangan, seperti kewajiban kontijensi. Untuk dapat memberikan 8 gambaran yang lebih lengkap, pembaca laporan perlu diingatkan kemungkinan 9 akan terjadinya suatu peritiwa yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan 10 entitas pelaporan pada periode yang akan datang. 11 57. Pengungkapan informasi dalam catatan atas laporan keuangan 12 harus menyajikan informasi yang tidak mengulang rincian misalnya rincian 13 persediaan, rincian aset tetap, atau rincian pengeluaran belanja dari seperti 14 yang telah ditampilkan pada lembar muka laporan keuangan. Dalam beberapa 15 kasus, pengungkapan kebijakan akuntansi, untuk dapat meningkatkan 16 pemahaman pembaca, harus merujuk ke rincian yang disajikan pada tempat lain 17 di laporan keuangan. 18 Pengungkapan Informasi untuk Pos-pos aset dan 19 kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan 20 basis akrual atas pendapatan dan belanja dan 21 rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas 22

58. Entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan berbasis 23

akrual atas pendapatan dan belanja harus mengungkapkan pos-pos aset 24 dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual 25 dan menyajikan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas. 26 59. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan pada paragraf 26 27 dan 76 memungkinkan entitas pelaporan menyusun laporan keuangannya 28 dengan basis akrual untuk pendapatan dan belanja. Entitas pelaporan tersebut 29 harus menyediakan informasi tambahan termasuk rincian mengenai output 30 entitas dan outcome dalam bentuk indikator kinerja keuangan, laporan kinerja 31 keuangan, tinjauan program dan laporan lain mengenai pencapaian kinerja 32 keuangan entitas selama periode pelaporan. Hal ini dimaksudkan agar pembaca 33 laporan dapat memahami pos-pos aset dan kewajiban yang timbul dikarenakan 34 penerapan basis akrual pada pos-pos pendapatan dan belanja, seperti 35 pendapatan yang diterima di muka, biaya dibayar di muka, dan biaya 36 penyusutandepresiasi. Pos-pos aset dan kewajiban tersebut merupakan akibat 37 dari penerapan basis akrual atas pos-pos pendapatan dan belanja. 38 60. Tujuan dari rekonsiliasi adalah untuk menyajikan hubungan antara 39 Laporan Kinerja Keuangan dengan Laporan Realisasi Anggaran. Laporan 40 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II.05 PSAP 04 - 13 rekonsiliasi dimulai dari penambahanpenurunan ekuitas yang berasal dari 1 Laporan Kinerja Keuangan yang disusun berdasarkan basis akrual. Nilai tersebut 2 selanjutnya disesuaikan dengan transaksi penambahan dan pengurangan aset 3 bersih dikarenakan penggunaan basis akrual yang kemudian menghasilkan nilai 4 yang sama dengan nilai akhir pada Laporan Realisasi Anggaran. 5 61. Untuk memudahkan pengguna daftar rekonsiliasi dan penjelasan 6 atas kondisi yang ada pada paragraf 59 dan 60, harus disajikan sebagai bagian 7 dari Catatan atas Laporan Keuangan. 8 Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya 9

62. Catatan atas Laporan Keuangan juga harus mengungkapkan 10

informasi yang bila tidak diungkapkan akan menyesatkan bagi pembaca 11 laporan. 12 63. Suatu entitas pelaporan mengungkapkan hal-hal berikut ini apabila 13 belum diinformasikan dalam bagian manapun dari laporan keuangan, yaitu: 14 a domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta jurisdiksi tempat entitas 15 tersebut berada; 16 b penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya; 17 c ketentuan perundang-undangan yang menjadi landasan kegiatan 18 operasionalnya. 19 64. Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan kejadian- 20 kejadian penting selama tahun pelaporan, seperti: 21 a Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan; 22 b Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen 23 baru; 24 c Komitmen atau kontinjensi yang tidak dapat disajikan pada Neraca; dan 25 d Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan. 26 e Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya pemogokan 27 yang harus ditanggulangi pemerintah. 28 65. Pengungkapan yang diwajibkan dalam tiap standar berlaku 29 sebagai pelengkap standar ini. 30 SUSUNAN 31 66. Agar dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan 32 membandingkannya dengan laporan keuangan entitas lainnya, Catatan atas 33 Laporan Keuangan biasanya disajikan dengan susunan sebagai berikut: 34 a Kebijakan fiskalkeuangan, ekonomi makro, pencapaian target Undang- 35 Undang APBNPerda APBD; 36 b Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan; 37 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II.05 PSAP 04 - 14 c Kebijakan akuntansi yang penting: 1 i. Entitas pelaporan; 2 ii. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan; 3 iii. Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan 4 keuangan; 5 iv. Kesesuaian kebijakan-kebijakan akuntansi yang diterapkan dengan 6 ketentuan-ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan 7 oleh suatu entitas pelaporan; 8 v. setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami 9 laporan keuangan. 10 d Penjelasan pos-pos Laporan Keuangan: 11 i. Rincian dan penjelasan masing-masing pos Laporan Keuangan; 12 ii. Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar 13 Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka 14 Laporan Keuangan. 15 e Pengungkapan pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan 16 dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan 17 rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas pelaporan yang 18 menggunakan basis akrual; 19 f Informasi tambahan lainnya, yang diperlukan seperti gambaran umum 20 daerah. 21 TANGGAL EFEKTIF 22

67. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan ini dapat 23