Walaupun Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan 22

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II.05 PSAP 04 - 10 Neraca, dan Laporan Arus Kas. Pengungkapan juga harus meliputi 1 pertimbangan-pertimbangan penting yang diambil dalam memilih prinsip- 2 prinsip yang sesuai. 3

46. Secara umum, kebijakan akuntansi pada Catatan atas 4

Laporan Keuangan menjelaskan hal-hal berikut ini: 5 a Entitas pelaporan; 6 b Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan; 7 c Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan 8 keuangan; 9 d sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan 10 dengan ketentuan-ketentuan masa transisi Pernyataan Standar 11 Akuntansi Pemerintahan diterapkan oleh suatu entitas pelaporan; 12 e setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami 13 laporan keuangan. 14 47. Pengungkapan entitas pelaporan yang membentuk suatu laporan 15 keuangan untuk tujuan umum akan sangat membantu pembaca laporan untuk 16 dapat memahami informasi keuangan yang disajikan pada laporan keuangan. 17 Pembaca laporan akan mempunyai kerangka dalam menganalisis informasi yang 18 ada. Ketiadaan informasi mengenai entitas pelaporan dan komponennya 19 mempunyai potensi kesalahpahaman pembaca dalam mengidentifikasi 20 permasalahan yang ada. 21

48. Walaupun Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan 22

telah menyarankan penggunaan basis akuntansi tertentu untuk 23 penyusunan laporan keuangan pemerintah, pernyataan penggunaan basis 24 akuntansi yang mendasari laporan keuangan pemerintah semestinya 25 diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan. Pernyataan tersebut 26 juga termasuk pernyataan kesesuaiannya dengan Kerangka Konseptual 27 Akuntansi Pemerintahan. Hal ini akan memudahkan pembaca laporan tanpa 28 harus melihat kembali basis akuntansi yang tertera pada Kerangka 29 Konseptual Akuntansi Pemerintahan. 30 49. Pengguna laporan keuangan perlu mengetahui basis–basis 31 pengukuran yang digunakan sebagai landasan dalam penyajian laporan 32 keuangan. Apabila lebih dari satu basis pengukuran digunakan dalam 33 penyusunan laporan keuangan, maka informasi yang disajikan harus cukup 34 memadai untuk dapat mengindikasikan aset dan kewajiban yang menggunakan 35 basis pengukuran tersebut. 36 50. Dalam menentukan perlu tidaknya suatu kebijakan akuntansi 37 diungkapkan, manajemen harus mempertimbangkan manfaat pengungkapan 38 tersebut dalam membantu pengguna untuk memahami setiap transaksi yang 39 tercermin dalam laporan keuangan. Pertimbangan dalam paragraf 44 dapat 40 dijadikan pedoman dalam mempertimbangkan kebijakan akuntasi yang perlu 41 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II.05 PSAP 04 - 11 diungkapkan. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang perlu dipertimbangkan untuk 1 disajikan meliputi, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal sebagai berikut: 2 a Pengakuan pendapatan; 3 b Pengakuan belanja; 4 c Prinsip-prinsip penyusunan laporan konsolidasian; 5 d investasi; 6 e Pengakuan dan penghentianpenghapusan aset berwujud dan tidak 7 berwujud; 8 f Kontrak-kontrak konstruksi; 9 g Kebijakan kapitalisasi pengeluaran; 10 h Kemitraan dengan pihak ketiga; 11 i Biaya penelitian dan pengembangan; 12 j Persediaan, baik yang untuk dijual maupun untuk dipakai sendiri; 13 k Pembentukan dana cadangan; 14 l Pembentukan dana kesejahteraan pegawai; 15 m Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai. 16 51. Setiap entitas perlu mempertimbangkan jenis kegiatan-kegiatan 17 dan kebijakan-kebijakan yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan 18 Keuangan. Sebagai contoh, pengungkapan informasi untuk pengakuan 19 pendapatan pajak, retribusi dan bentuk-bentuk lainnya dari iuran wajib, 20 penjabaran mata uang asing, dan perlakuan akuntansi terhadap selisih kurs. 21

52. Kebijakan akuntansi dapat menjadi signifikan walaupun nilai 22