Domain dan Hakikat Hasil Belajar

g Kreativitas: mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. 21 Sedangkan menurut Gagne dalam Dahar, penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar disebut sebagai kemampuan capabilitis. Menurutnya, terdapat lima macam kemampuan, tiga diantaranya bersifat kognitif, satu bersifat afektif, dan satu lagi bersifat psikomotorik. Kelima kemampuan tersebut diantaranya: keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, informasi verbal, dan keterampilan motorik. 22 1 Keterampilan Intelektual Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinterasi dengan lingkungannya melalui penggunaan symbol-simbol atau gagasan- gagasan. Belajar keterampilan intelektual ini sudah dimulai sejak tingkatan pertama sekolah dasar atau bahkan sewaktu taman kanak-kanak dan dilanjutkan sesuai dengan perhatian dan kemampuan intelektual seseorang. Selama bersekolah, banyak sekali jumlah keterampilan- keterampilan intelektual yang dipelajari seseorang. Keterampilan- keterampilan yang didapat melalui berbagai mata pelajaran yang dapat digolongkan berdasarkan tingkat kompleksitasnya. Selama proses belajar inilah perkembangan intelektual seseorang dapat berubah. Semakin tinggi jenjang pendidikan dan semakin dewasa seseorang semakin banyak pula tantangan dan hambatan yang akan menjadi masalah. Oleh karena itu untuk memecahkan masalah siswa memerlukan aturan-aturan yang tinggi, yaitu aturan-aturan yang kompleks. 21 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1999, h. 245-250 22 Ratna Wilis Dahar , Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga.1996 h. 134-140 2 Strategi-Strategi Kognitif Suatu macam keterampilan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berfikir ialah strategi kognitif. Dalam teori belajar modern, suatu strategi kognitif merupakan suatu proses kontrol, yaitu suatu proses internal yang digunakan siswa orang yang belajar untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berfikir. Strategi-strategi kognitif sesuai dengan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam diantaranya: strategi menghafal rehearsal strategies, strategi elaborasi, strategi pengaturan organizing strategies, strategi metakognitif, dan strategi afektif. 3 Informasi Verbal Informasi verbal juga disebut dengan pengetahuan verbal, nama lain untuk pengetahuan verbal ini ialah pengetahuan deklaratif. Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar di sekolah, dan juga dari kata-kata yang diucapkan orang, dari membaca, radio, televisi, dan media lainnya. 4 Sikap-sikap Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari, dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-benda, kejadian- kejadian, atau makhluk-makhluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang penting ialah sikap-sikap kita terhadap orang lain. Dalam pelajaran sains misalnya, sikap sosial ini dipelajari selama siswa melakukan percobaan di laboratorium. Antara lain disebutkan, selama memanaskan zat-zat dalam tabung reaksi hendaknya para siswa jangan menghadapkan mulut tabung reaksi itu pada temannya, agar temannya jangan sampai kena percikan zat yang dipanaskan. Perlu diingat bahwa, suatu sikap dapat mempengaruhi perilaku khusus seseorang. 5 Keterampilan-keterampilan Motorik Keterampilan-keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan-kegiatan fisik, melainkan juga kegiatan-kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual, misalnya membaca, menulis, memainkan sebuah instrumen musik, atau misalanya dalam pelajaran sains tentang cara menggunakan mikroskop, menggunakan neraca timbangan dan sebagainya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Belajar yang baik dapat menghasilkan nilai yang baik, begitupun sebaliknya belajar yang buruk maka hasilnya pun akan buruk. Baik buruknya hasil yang diperoleh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah: 1 Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, yang terdiri : a Faktor-faktor nonsosial Kelompok ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat, alat-alat peraga dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat plajaran. b Faktor-faktor sosial Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia sesama manusia, baik manusia itu ada maupun kehadirannya tidak dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. 2 Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, yang terdiri dari : a Faktor-faktor fisiologis Faktor-faktor fisiologis ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: tonus jasmani dan fungsi-fungsi fisiologis tertentu fungsi pancaindera. b Faktor-faktor psikologis Faktor-faktor psikologis siswa merupakan faktor rohani yang didalamnya mencakup intelgensi, sikap, minat, dan motivasi yang dapat mempengaruhi belajar siswa. 23 3 Faktor Instrumental 24 Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat sebagai sarana agar tercapainya tujuan-tujuan yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan gurunya sendiri. Kalau sudah berbicara kurikulum berarti kita akan berbicara mengenai komponen-komponennya, yakni tujuan, bahan atau program, proses belajar mengajar, dan evaluasi. Kiranya jelas bahawa faktor instrumental ini sangat besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar.

3. Hakikat Pembelajaran Kimia

Pembangunan pada era globalisasi akan dapat berjalan dan berhasil apabila oleh oleh SDM yang benar-benar menguasai Iptek. Untuk menguasai iptek diperlukan sebuah dasar yang kuat, yakni penguasaan terhadap mata pelajaran Matematika dan IPA Sains. Seiring perkembangan sains dan teknologi, peranan pendidikan kimia sebagaiu bagian dari sains mempunyai peranan yang semakin penting. Kimia sering disebut sebagai ilmu pusat karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari 23 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, jakarta: Rja Grafindo Persada, 2005, h. 233- 237 24 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta:Gaung Persada Press, 2008, h. 32 berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul. 25 Ilmu kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang meliputi struktur, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. 26 Ilmu kimia ini sarat dengan konsep terutama konsep bersifat abstrak dan konsep-konsep ini berjenjang, berkembang dari konsep yang sederhana menuju konsep yang lebih kompleks. Pelajaran kimia bagi sebagian siswa merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit dan menjadi momok dikalangannya. Kimia menjadi momok karena adanya pandangan yang salah tentang kimia itu sendiri. Selama ini, para siswa menganggap konsep-konsep yang ada di dalam pelajaran kimia sebagai konsep-konsep yang abstrak dan sulit. Akibatnya, konsep-konsep kimia menjadi semakin jauh jaraknya dengan realita keseharian dalam kehidupan mereka. 27 Pernyataan di atas sampai sekarang pun masih menjadi problematika utama para guru kimia untuk menghilangkan pandangan para peserta didik. Sehingga pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung para peserta didik sudah tak merasa pesimis melainkan akan termotivasi dan antusias dalam untuk meneriam materi yang akan disampaikan oleh guru. Sehingga dengan demikian tujuan yang ingin diraihpun akan tercapai. Kenyataan yang ada sekarang, PBM di sekolah bahkan belum memberikan kesempatan yang maksimal kepada siswa untuk dapat mengembangkan kreativitas dan keterampilnnya. Menurut Hadiat dalam Atiek Winarti, fenomena umum pembelajaran IPA Sains termasuk kedalamnya kimia yang nampak pada saat ini antara lain sebagai berikut : 25 http:id.wikipedia.orgwikiKimia. 270709 21:47 26 J.M.C Johati, M Rachmawati, Kimia SMU Untuk Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2004, h. 4 27 Atiek Winarti dan Yudha Irhasyuarna, Optimalisasi Peran Laboiratorium Sebagai Upaya Menyiapkan Pembelajaran Kimia di SMU Dalam Mengahadapi Abad 21 , Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 2001, No. 030, Th. VII, h. 354 a. Gaya belajar guru yang selalu mendrill siswa untuk menghafalkan berbagai konsep tanpa disertai pemahaman terhadap konsep itu sendiri, dengan alasan untuk mengejar target ujian akhir. b. Pengajaran sains hanya dipelajari dengan cara menghapal tanpa disertai kerja laboratorium. c. Pada umumnya guru masih berpendapat bahwa mngajar adalah suatu kegiatan menjelaskan dan menyampaikan informasi tentang konsep, dan bukan bagaimana mengajarkan siswa untuk menemukan konsepnya sendiri. d. Beberapa buku yang digunakan di sekolah sering kali kurang memenuhi kaidah-kaidah pendidikan, seperti buku tanya jawab yang tanpa disertai penalaran jawaban. 28 Permasalahan dalam pembelajaran sebenarnya dapat diatasi dengan cara merancang suatu sistem pembelajaran yang sedemikian rupa sehingga pembelajaran terasa menyenangkan bagi siswa, dengan cara melalui pemilihan pendekatan, metode, dan media yang tepat. Maka selain dapat mempermudah para peserta didik dalam memahami keabstrakan konsep kimia, juga dapat meningkatkan motivasi dan keterampilan proses siswa. Pemilihan pendekatan, metode dan media sangat penting karena mengingat pada sekarang ini pengajaran IPA terutama pengajaran kimia yang tidak hanya diharapkan sekedar memberikan kemampuan siswa agar dapat memecahkan soal-soal kimia, akan tetapi juga secara konkrit harus ikut membentuk cara berpikr kritis, logis serta ilmiah para peserta didik. Karena dengan kemampuan tersebut siswa diharapkan dapat menghadapi semua perubahan-perubahan yang terjadi begitu cepat pada era globalisasi ini dengan sikap yang terbuka. 28 Atiek Winarti dan Yudha Irhasyuarna, Optimalisasi Peran Laboiratorium Sebagai Upaya Menyiapkan Pembelajaran Kimia di SMU Dalam Mengahadapi Abad 21 , Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 2001, No. 030, Th. VII, h. 356-357

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Dan Metode Demonstrasi

1 10 213

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Penerapan Metode Pembelajaran make a Match Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok

0 6 150

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang yang diajar menggunakan metode demontrasi dengan metode ceramah : Studi eksperimen di SMPN I Cikarang Barat

0 3 148

Pengaruh pembelajaran Kooperatif tipe Make A match terhadap motivasi belajar matematika

1 8 166

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik Di SMA Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 11

PERBANDINGAN ANTARA METODE MAKE A MATCH DENGAN METODE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR Perbandingan Antara Metode Make A Match Dengan Metode Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gatak Sukohar

0 0 18

PERBANDINGAN ANTARA METODE MAKE A MATCH DENGAN METODE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR Perbandingan Antara Metode Make A Match Dengan Metode Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gatak Sukohar

0 0 16