berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya pengujian dapat diteruskan pada analisis data berikutnya, adapun uji selanjutnya adalah pengujian
hipotesis penelitian yang menggunakan uji-t lampiran 5. Uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang
menggunakan metode make a match dengan yang menggunakan metode snowball throwing
pada konsep rumus kimis, tata nama senyawa, dan persamaan reaksi.
Adapun untuk pengujian hipotesis yang dilakukan yaitu uji hipotesis uji-t terhadap nilai akhir tes dari kelas yang mengunakan metode make a
match dan kelas yang menggunakan metode snowball throwing.
berdasarkan data hasil perhitungan hasil nilai akhir tes dari kelas yang mengunakan metode make a match dan yang menggunakan metode
snowball throwing diperoleh t
hitung
= 4,5424, dan t
tabel
dengan taraf signifikansi 5
α
: 0,05 dengan db = 38+37-2 adalah sebesar 2,000 maka dapat disimpulkan bahwa t
hitung
4,5424 t
tabel
2,000, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada hasil akhir tes dari kedua
kelas terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan menggunakan metode make a match dengan metode snowball throwing
pada konsep rumus kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi.
9
Data di atas dapat dsimpulkan ke dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.12. Uji Hipotesis Hasil Tes Akhir
Data Nilai t
hitung
t
tabel
Kesimpulan Post-test
4,5424 2,000 menerima Ha dan menolak Ho
C. Interpretasi Data
Dengan ditolaknya Ho dan diterimanya Ha dari hasil penelitain yang telah dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t pada taraf signifikansi 0,05
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar
9
Lampiran 9, Perhitungan Uji -t, hal. 96-97
kimia antara siswa yang diajarkan menggunakan metode make a match dengan siswa yang diajarkan menggunakan metode snowball throwing pada konsep
rumus kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMU Negeri 1 Pangkalan- Karawang, adapun yang menjadi sampel adalah kelas X5 dan X6, materi yang
diajarkan adalah pada konsep rumus kimia, tatanama senyawa dan persamaan reaksi. Khusus pada kelas X6 pemberian konsep ini menggunakan metode
make a match. Sedangkan pada kelas X5 sebagai pembanding diajarkan
dengan menggunakan metode snowball throwing. Pada tahap pelaksanaan, peneliti terlebih dahulu memberikan pre-test
pada kedua kelas untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap konsep yang akan diajarkan sebelum diberikan perlakuan apapun. Berdasarkan hasil
pre-test , diketahui nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 33,03 dan kelas
kontrol sebesar 33,51, hal ini menyimpulkan bahwa pengetahuan awal siswa dari kedua kelas tersebut hampir sama besar.
Setelah pemberian pre-test kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi kepada kedua kelas tersebut. Pertama kelas yang diberikan perlakuan
dengan menggunakan metode make a match, kedua kelas yang diberikan perlakuan dengan menggunakan metode snowball throwing. Berdasarkan data
yang diperoleh dari hasil post-test diketahui nilai rata-rata dari kelas eskperimen dan kontrol adalah 64,34 dan 54,04.
10
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa siswa pada kelas yang diberikan perlakuan dengan
menggunakan metode make a match memiliki kenaikan nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingakan nilai rata-rata siswa pada kelas yang diberikan
perlakuan dengan menggunakan metode snowball throwing. Selanjutnya data-data nilai yang diperoleh dilakukan uji prasyarat,
sebagai syarat sebelum dilanjutkan pada uji selanjutnya. Berdasarkan perhitungan uji normalitas kedua kelas berada pada posisi berdistribusi normal.
10
Lampiran 6, Rekapitulai Data Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol, hal. 78-79
Hal ini dapat dilihat pada hasil perhitungan normalitas lampiran 7, yang menyatakan bahwa L
hitung
L
tabel
dengan nilai L
tabel
berada pada taraf signifikansi 0,05 atau 95 yakni sebesar 0,1437 untuk kelas make a match dan
0,1457 untuk kelas snowball throwing, dengan L
hitung
untuk kelas yang menggunakan metode make a match yakni sebesar 0,1174 dan untuk kelas
yang menggunakan metode snowball throwing sebesar 0,1359. Uji prasyarat selanjutnya adalah uji homogenitas yang dimaksudkan
untuk menentukan apakah varians-varians sampel dari kedua kelas bersifat homogen atau tidak. Berdasarkan uji homogenitas, F
hitung
1,0849. Dan itu berarti varians sampel dari kedua kelas bersifat homogen, karena F
hitung
dari kedua kelas tersebut lebih kecil dari F
tabel
1,7560. Selanjutnya pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan
uji-t terhadap nilai post-test dari kelas kelas yang diberikan perlakuan dengan menggunakan metode make a match dan kelas yang diberikan perlakuan
dengan menggunakan metode snowball throwing. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t
hitung
= 4,5424 dan t
tabel
= 2,000 maka diketahui bahwa pada hasil akhir tes post-test terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar kimia siswa yang menggunakan metode make a match dengan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan metode snowball throwing pada pokok
pembahasan rumus kimia, tata nama senyawa, dan persamaan reaksi. Dengan demikian kelas make a match mempunyai peningkatan hasil
belajar yang lebih tinggi dibandingkan pada kelas snowball throwing. Berdasarkan data yang tersaji di atas, penerapan metode make a match pada
kelas X6 dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penerapan metode snowball throwing pada kelas X5. Sehingga dapat dikatakan
bahwa efek dari perlakuan dari masing-masing kelas dapat mempengaruhi hasil belajar.
Hasil belajar yang diperoleh sangat memungkinkan disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern, diantaran faktor-
faktor tersebut adalah faktor guru, siswa, dan faktor metode pembelajaran. Metode yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran adalah metode
make a match dan snowball throwing. Dari kedua metode ini mempunyai
langkah-langkah dan pelaksanaan yang hampir sama. Kondisi proses pembelajaran di kelas yang diajarkan dengan
menggunakan metode snowball throwing, setelah materi sampaikan guru menyuruh siswa untuk siswa menyiapkan kertas dan menuliskan sebuah
pertanyaan sesuai materi atau topik yang telah disampaikan guru. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola, dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang
lain selama kurang lebih 5 menit. Setelah siswa mendapat satu bola yang berarti satu pertanyaan, siswa tersebut diberikan kesempatan untuk memikirkan
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian hingga 1-5 siswa mendapat giliran untuk menjawab. Setelah selesai
kemudian guru memberikan kesimpulan tentang materi tersebut. Di kelas ini kondisi siswa kelihatan kurang kondusif karena dalam
penerapan snowball throwing banyak siswa yang membuat pertanyaan yang tak sesuai dengan materi yang telah disampaikan dan kadang-kadang
pertanyaan yang dibuatnya susah difahami dan dimengerti maksudnya. Hal inilah yang menyebabkan lebih rendahnya hasil belajar siswa pada kelas
kontrol. Gejala-gejala ini disebabkan pertanyaan yang keluar dari koridor ketentuan materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa menjadi kurang
mengerti yang akibatnya, dalam proses menjawab butir soal siswa-siswa yang berada di kelas kontrol kurang begitu mengerti sehingga banyaknya siswa yang
tidak bisa menjawab butir soal yang di teskan. Sedangkan kondisi yang berbeda dalam pembelajaran yang
menggunakan metode make a match atau pembelajaran di kelas X6 setelah materi selesai disampaikan kepada siswa guru segera menyiapkan beberapa
kartu yang berisi beberapa konsep atau topik telah disampaikan satu bagian kartu berbentuk soal dan bagian lainnya kartu berbentuk jawaban. Kemudian
kartu tersebut dibagikan kepada siswa, setiap mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soaljawaban. Kemudian tiap disuruh siswa memikirkan
jawabansoal yang sesuai dengan kartu yang dipegang dengan mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Setiap siswa yang dapat