Interpretasi Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
make a match dan snowball throwing. Dari kedua metode ini mempunyai
langkah-langkah dan pelaksanaan yang hampir sama. Kondisi proses pembelajaran di kelas yang diajarkan dengan
menggunakan metode snowball throwing, setelah materi sampaikan guru menyuruh siswa untuk siswa menyiapkan kertas dan menuliskan sebuah
pertanyaan sesuai materi atau topik yang telah disampaikan guru. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola, dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang
lain selama kurang lebih 5 menit. Setelah siswa mendapat satu bola yang berarti satu pertanyaan, siswa tersebut diberikan kesempatan untuk memikirkan
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian hingga 1-5 siswa mendapat giliran untuk menjawab. Setelah selesai
kemudian guru memberikan kesimpulan tentang materi tersebut. Di kelas ini kondisi siswa kelihatan kurang kondusif karena dalam
penerapan snowball throwing banyak siswa yang membuat pertanyaan yang tak sesuai dengan materi yang telah disampaikan dan kadang-kadang
pertanyaan yang dibuatnya susah difahami dan dimengerti maksudnya. Hal inilah yang menyebabkan lebih rendahnya hasil belajar siswa pada kelas
kontrol. Gejala-gejala ini disebabkan pertanyaan yang keluar dari koridor ketentuan materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa menjadi kurang
mengerti yang akibatnya, dalam proses menjawab butir soal siswa-siswa yang berada di kelas kontrol kurang begitu mengerti sehingga banyaknya siswa yang
tidak bisa menjawab butir soal yang di teskan. Sedangkan kondisi yang berbeda dalam pembelajaran yang
menggunakan metode make a match atau pembelajaran di kelas X6 setelah materi selesai disampaikan kepada siswa guru segera menyiapkan beberapa
kartu yang berisi beberapa konsep atau topik telah disampaikan satu bagian kartu berbentuk soal dan bagian lainnya kartu berbentuk jawaban. Kemudian
kartu tersebut dibagikan kepada siswa, setiap mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soaljawaban. Kemudian tiap disuruh siswa memikirkan
jawabansoal yang sesuai dengan kartu yang dipegang dengan mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Setiap siswa yang dapat
mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. Setelah selesai semua, kartu dikumpulkan dan dikocok lagi kemudian ditukar denag kartu
barisan sebelahnya agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. Setelah selesai semua kemudaian guru
bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. Dalam kegiatan tersebut terlihat dari pertemuan pertama hinnga
pertemuan terakhir para siswa semakin aktif memikirkan dan mencari jawaban soal yang tertera dalam kartu, walaupun dalam proses ini membutuhkan
pemantauan yang khusus dari guru yang bersangkutan itu dikarenakan takut mengganggu siswa-siswa kelas yang lain.
Gambar 4.1. Perbedaan Mean Kelas Make A Match dan Kelas Snowball Throwing
Berdasarkan dari data di atas dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas yang menggunakan metode make a
match maupun kelas yang menggunakan metode snowball throwing. Pada
kelas yang menggunakan metode make a match terjadi kenaikan rata-rata sebesar 31,31 atau sebesar 48,70, sedangkan pada kelas yang menggunakan
metode snowball throwing terjadi kenaikan sebesar 20,54 atau sebesar 38,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelas yang menggunakan metode
33.03 33.51
64.34 54.05
10 20
30 40
50 60
70
make a match snowball throwing
Ni lai
pre-test post-test