mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. Setelah selesai semua, kartu dikumpulkan dan dikocok lagi kemudian ditukar denag kartu
barisan sebelahnya agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. Setelah selesai semua kemudaian guru
bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. Dalam kegiatan tersebut terlihat dari pertemuan pertama hinnga
pertemuan terakhir para siswa semakin aktif memikirkan dan mencari jawaban soal yang tertera dalam kartu, walaupun dalam proses ini membutuhkan
pemantauan yang khusus dari guru yang bersangkutan itu dikarenakan takut mengganggu siswa-siswa kelas yang lain.
Gambar 4.1. Perbedaan Mean Kelas Make A Match dan Kelas Snowball Throwing
Berdasarkan dari data di atas dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas yang menggunakan metode make a
match maupun kelas yang menggunakan metode snowball throwing. Pada
kelas yang menggunakan metode make a match terjadi kenaikan rata-rata sebesar 31,31 atau sebesar 48,70, sedangkan pada kelas yang menggunakan
metode snowball throwing terjadi kenaikan sebesar 20,54 atau sebesar 38,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelas yang menggunakan metode
33.03 33.51
64.34 54.05
10 20
30 40
50 60
70
make a match snowball throwing
Ni lai
pre-test post-test
make a match mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan kelas yang
menggunakan metode snowball throwing. Faktor yang menyebabkan hasil belajar di kelas yang menggunakan
metode make a match lebih tinggi daripada kelas yang menggunakan metode snowball throwing
, itu dikarenakan soal yang didapatkan oleh para siswa sesuai dengan materi yang telah disampaikan oleh guru, karena soal-soal kartu
tersebut dibuat langsung oleh guru dan disesuaikan dengan materi yang disampaikan. Sehingga ketika siswa menjawab tidak begitu kesulitan mencari
pasangan kartu yang sesuai dengan jawabannya. Sedangkan di kelas yang menerapkan metode snowball throwing banyak siswa yang membuat siswa
yang tak sesuai dengan materi yang telah disampaikan sehingga pertanyaan yang dibuatnya susah difahami dan dimengerti maksudnya. Hal inilah yang
menyebabkan lebih rendahnya hasil belajar siswa pada kelas kelas yang menerapkan metode snowball throwing. sehingga dalam post-test pun lebih
banyak siswa di kelas kelas yang menerapkan metode make a match yang mampu menjawab benar dibandingkan dengan kelas yang menerapkan metode
snowball throwing . Sehingga berdasarkan hasil uji hipotesis terdapat perbedaan
yang signifikan antara nilai rata-rata di kelas yang menggunakan metode make a match
dengan nilai rata-rata dari kelas yang menggunakan metode snowball throwing
. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, kedua metode ini sama-sam
mempunyai kelemahan, yaitu selain dari langkah-langkah dari kedua metode tersebut juga menyebabkan kondisi kelas yang tidak kondusif, membutuhkan
pantauan guru secara khusus, terkesan main-main dan sedikit menganggu kegiatan pembelajaran kelas yang lain.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hsil penelitian dan analisa data yag telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan metode make a match
menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan metode snowball throwing.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang
menggunakan metode make a match dengan hasil belajar siswa yang menggunakan pada konsep rumus kimia, tata nama senyawa dan persamaan
reaksi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitaian ini, saran-saran yang perlu diajukan adalah sebagai berikut :
1. Guru bidang studi kimia hendaknya memilih dan menggunakan model,
metode ataupun media pembelajaran yang melibatkan keakstifan siswa, yang menjadikan siswa sebagai subyek belajar bukannya hanya sebagai
objek belajar, sehingga proses pembelajaran dapat lebih bermakna. Penggunaan metode make a match atau metode snowball throwing dapat
dijadiakan alternatif agar pembelajaran menjadi lebih bermakna dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2. Guru hendaknya dapat memahami dan dapat menerapkannya dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga tingkat keterlibatan siswa dalam pembelajaran semakain tinggi.
3. Kepala sekolah hendaknya mengadakan pendidikan dan latiahan Diklat
mengenai pengunaan model-model, metode, media pembelajaran kepada 65
guru-guru bidang studi agar setiap guru dapat memahami dan dapat menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga tingkat
keterlibatan siswa dalam pembelajaran semakain tinggi. 4.
Pembelajaran dengan metode yang bervariasi dapat memberi pengaruh positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, dan diharapkan
kedepannya ada penelitian lebih pada konsep yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I., Learning To Teach Belajar untuk Mangajar,
diterjemahkan oleh Helly Prajitno dan Sri Mulyantini, Yogyakarta: Pustaka Pelajar . 2008.
Arifin Mulyati dkk. Strategi Belajar Mengajar Kimia Prinsip dan Aplikasinya Menuju Pembelajaran yang Efektif, Bandung, 2006.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 2007.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Rineka Cipta, 2006
Atiek Winarti dan Yudha Irhasyuarna, Optimalisasi Peran Laboiratorium Sebagai Upaya Menyiapkan Pembelajaran Kimia di SMU Dalam Mengahadapi
Abad 21, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 2001, No. 030, Th. VII. Dahar, Ratna Wilis , Teori-Teori Belajar, Jakarta, Erlangga.1996
Dharma,Surya, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan DEPDIKNAS
2008 Fatmawati, Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Kelas VIII
4
Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match Mencari Pasangan pada Konsep Sistem Peredaran Darah Pada Manusia SMPN 26
Makassar. Skripsi. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar dibimbing oleh Pro.Dr. Musyafar, M.Pd dan
Drs. Adnan, M.S. diakses : http:blog.unm.ac.idadnanbio201006 0308010 Jam 13:37
Herlanti, Yanti, Strategi Pengolahan Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN JKT, EDUSAINS Vol. 1 no. 1 juni
2008. http:akmaldebayor.blogspot.com201005snowball-throwing_08.html.
diakses: 0308 2010 Jam 12.41 http:id.wikipedia.orgwikiKimia. 270709 21:47.
http:id.wikipedia.orgwikiPersamaan_reaksi. 270709. 21:52.
67
http:id.wikipedia.orgwikiTatanama_organik. 270709. 21:52. J.M.C Johati, M Rachmawati, Kimia SMU Untuk Kelas X, Jakarta,
Erlangga, 2004. Mawaridah, Nurul, Pengaruh Metode Pembelajaran Quantum Teaching-
Snowball Throwing terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Malang pada Materi Senyawa Hidrokarbon Tahun Pelajaran
20092010. diakses: http:karya- ilmiah.um.ac.idindex.phpkimiaarticleview7427. 03082010 Jam 13.07.
Munadi Yudhi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta, Gaung Persada Press, 2008.
Neni Iska, Zikri, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta, Kizi Brother’s, 2006.
Oemar Hamalik, Proes Belajar Mengajar, Jakarta : 2001 : Bumi Aksara Parwoto,
Pengaruh Metode Pembelajaran dan Motivasi Terhadap Kreativitas Anak dalam Bermain Komputer, E-Learning BPPLSP
Regional V. Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007. Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Sebuah
Terjemahan dari Coopertive Learning Theory, Research, and Practice Karya Allymand Bacon, Bandung, Nusa media, 2009.
Russeffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan, Bandung: IKIP Bandung Press.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana, 2008.
Safitri, Rizca, Pengaruh Penggunaan Metode Kolaborasi Quantum Teaching-Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X Sma
Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Ajaran 20082009. Diakses : http:skripsi.unila.ac.id20090807pengaruh-penggunaan-metode-kolaborasi-
quantum-teaching-snowball-throwing-terhadap-hasil-belajar-sejarah-siswa-kelas- x-sma-negeri-12-bandar-lampung-tahun-ajaran-20082009, 31072010 Jam 11.40
Sofyan, Ahmad, dkk, Evaluasi Pembelajran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.