Metode Pembelajaran Snowball Throwing

Perubahan itu sendiri dapat terjadi karena ada pengalaman atau praktik yang dilakukan siswa dengan sengaja dan disadari ataupun tak disadari oleh siswnya, dimana perubahan itu dapat bersifat bermanfaat sesuai dengan yang menjadi harapan siswa, disamping itu juga perubahan dapat menghasilkan sesuatu yang baru yang lebih baik dibandingkan dengan yang telah ada sebelumnya. Selain itu perubahan sendiri dapat terjadi karena usaha yang dilakukan oleh siswa itu sendiri ataupun terjadi bukan karena dengan sendirinya seperti proses kematangan atau kedewasaan yang terjadi pada siswa itu sendiri. Menurut Winkel, belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang dapat menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan- pemahaman, sebuah keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. 17 Sedangkan menurut Reber dalam kamus susunannya yang terkenal modern, Dictionary of Psychology membatasi pengertian belajar kedalam dua definisi. Pertama, belajar adalah The process of acquiring knowledge , yakni proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah A relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a result of reinforced practice, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai latihan yang diperkuat. Pengertian yang pertama biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif, karena oleh sebagian ahli dipandang kurang representatif karena tidak mengikutsertakan perolehan keterampilan nonkognitif. 18 Timbulnya keanekaragaman pendapat para ahli mengenai pengertian belajar merupakan suatu fenomena perselisihan yang wajar karena adanya titik perbedaan cara pandang. Namun secara umum belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku 17 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo, 1996, h. 53 18 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung. Remaja Rosdakarya, 2008, h. 91 individu yang relatif menetap sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan di sekitarnya yang melibatkan proses kognitif.

b. Domain dan Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil product menunjuk kepada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan raw materials menjadi barang jadi finished goods. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. 19 Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Menurut Bloom, terdapat tiga ranah yang merupakan hasil belajar diantaranya ranah kognitif cognitive domain , ranah afektif affective domain dan ranah psikomotorik psychomotor domain 20 . Untuk tujuan pengukuran, ketiga domain tersebut disusun secara hirarki dalam tingkat-tingkat mulai tingkat terendah dan sederhana hingga tertinggi dan paling kompleks: 1 Ranah kognitif cognitive domain, ranah kognitif hasil belajar dibedakan ke dalam beberapa tingkat yaitu C1 mengenal atau menghafal, C2 pemahaman, C3 penerapan, C4 analisis, C5 sintesis, dan C6 evaluasi. a Hapalan atau pengetahuan C1 mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, prinsip atau istilah serta metode yang diketahui. 19 Purwanto, Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar: Domain dan Taksonomi, Jurnal No.16IXTEKNODIKJuni2005, h.155 20 Suharsimi Arikunto, “ Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan”, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, h. 117 b Pemahaman C2 mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke dalam bentuk yang lain, seperti rumus matematika ke dalam kata-kata, membuat kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti data dalam grafik. c Penerapan C3 meliputi kemampuan menggunakan prinsip, teori, hukum, aturan, maupun metode yang dipelajari pada situasi baru atau kongkrit. d Analisis C4 meliputu kemampuan menganalisa atau merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. e Sintesis C5 meliputi kemampuan menemukan hubungan yang unik, seperti mengkomunikasikan gagasan atau pengalaman dalam bentuk tulisan, gambar dan simbol ilmiah. f Evaluasi C6 merupakan kemampuan yang mencakup kemampuan untuk membentuk pandangan mengenai sesuatu atau beberapa hal dengan pertanggungjawaban pendapat yang berdasarkan kriteria tertentu. 2 Ranah afektif affective domain, ranah afektif hasil belajar dibedakan menjadi: penerimaan, partisipasi, penilaian atau penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. a Penerima: mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru. b Partisipasi: mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. c Penilaian atau penentuan sikap: mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penlilaian itu.

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Dan Metode Demonstrasi

1 10 213

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Penerapan Metode Pembelajaran make a Match Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok

0 6 150

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang yang diajar menggunakan metode demontrasi dengan metode ceramah : Studi eksperimen di SMPN I Cikarang Barat

0 3 148

Pengaruh pembelajaran Kooperatif tipe Make A match terhadap motivasi belajar matematika

1 8 166

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik Di SMA Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 11

PERBANDINGAN ANTARA METODE MAKE A MATCH DENGAN METODE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR Perbandingan Antara Metode Make A Match Dengan Metode Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gatak Sukohar

0 0 18

PERBANDINGAN ANTARA METODE MAKE A MATCH DENGAN METODE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR Perbandingan Antara Metode Make A Match Dengan Metode Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gatak Sukohar

0 0 16