Pengertian Belajar Hakikat Pembelajaran
b Pemahaman C2 mencakup kemampuan untuk menangkap makna
dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan,
mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke dalam bentuk yang lain, seperti rumus matematika ke dalam kata-kata,
membuat kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti data dalam grafik.
c Penerapan C3 meliputi kemampuan menggunakan prinsip, teori,
hukum, aturan, maupun metode yang dipelajari pada situasi baru atau kongkrit.
d Analisis C4 meliputu kemampuan menganalisa atau merinci suatu
kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik.
e Sintesis C5 meliputi kemampuan menemukan hubungan yang
unik, seperti mengkomunikasikan gagasan atau pengalaman dalam bentuk tulisan, gambar dan simbol ilmiah.
f Evaluasi C6 merupakan kemampuan yang mencakup kemampuan
untuk membentuk pandangan mengenai sesuatu atau beberapa hal dengan pertanggungjawaban pendapat yang berdasarkan kriteria
tertentu. 2
Ranah afektif affective domain, ranah afektif hasil belajar dibedakan menjadi: penerimaan, partisipasi, penilaian atau penentuan sikap,
organisasi, dan pembentukan pola hidup. a
Penerima: mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku
pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru. b
Partisipasi: mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c Penilaian atau penentuan sikap: mencakup kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penlilaian itu.
d Organisasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem
nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. e
Pembentukan pola hidup: mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi dan
menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehudupannya sendiri.
3 Ranah psikomotorik psychomotoric domain, ranah psikomotorik
hasil belajar dibedakan menjadi: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, dan gerakan kompleks.
a Persepsi: mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi
yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing
rangsangan. b
Kesiapan: mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian
gerakan. c
Gerakan terbimbing: mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan
imitasi. d
Gerakan yang terbiasa: mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak gerik dengan lancar, karena sudah dilatih
secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. e
Gerakan kompleks: mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan
lancar tepat, dan efisien. f
Penyesuaian pola gerakan: mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan
kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran.
g Kreativitas: mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola
gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.
21
Sedangkan menurut Gagne dalam Dahar, penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar disebut sebagai kemampuan
capabilitis. Menurutnya, terdapat lima macam kemampuan, tiga diantaranya bersifat kognitif, satu bersifat afektif, dan satu lagi bersifat
psikomotorik. Kelima kemampuan tersebut diantaranya: keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, informasi verbal, dan keterampilan
motorik.
22
1 Keterampilan Intelektual
Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinterasi dengan lingkungannya melalui penggunaan symbol-simbol atau gagasan-
gagasan. Belajar keterampilan intelektual ini sudah dimulai sejak tingkatan pertama sekolah dasar atau bahkan sewaktu taman kanak-kanak
dan dilanjutkan sesuai dengan perhatian dan kemampuan intelektual seseorang.
Selama bersekolah, banyak sekali jumlah keterampilan- keterampilan intelektual yang dipelajari seseorang. Keterampilan-
keterampilan yang didapat melalui berbagai mata pelajaran yang dapat digolongkan berdasarkan tingkat kompleksitasnya.
Selama proses belajar inilah perkembangan intelektual seseorang dapat berubah. Semakin tinggi jenjang pendidikan dan semakin dewasa
seseorang semakin banyak pula tantangan dan hambatan yang akan menjadi masalah. Oleh karena itu untuk memecahkan masalah siswa
memerlukan aturan-aturan yang tinggi, yaitu aturan-aturan yang kompleks.
21
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1999, h. 245-250
22
Ratna Wilis Dahar , Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga.1996 h. 134-140