berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan.
4
Sedangkan, menurut Robert Ennis mendefinisikan berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk
memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.
5
Dari pemaparan diatas dapat dirumuskan pengertian kemampuan berpikir kritis yaitu proses berpikir
seseorang dalam memecahkan suatu masalah atau membuat suatu keputusan berdasarkan analisis dari pemikiran yang tajam serta pertimbangan yang aktif
secara terus menerus. Untuk mengetahui sejauh mana keterampilan berpikir kritis seseorang
maka diperlukan variabel yang mampu memberikan indikasi bahwa seseorang tersebut memiliki keterampilan berpikir kritis. Hal yang mampu menunjukkan
bahwa seseorang memiliki keterampilan berpikir kritis diantaranya menurut Gleser terdapat 12 indikator berpikir kritis, yaitu:
6
1. Mengenal masalah. 2. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai menangani masalah-masalah
tersebut. 3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan.
4. Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan. 5. Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas dan khas.
6. Menganalisis data. 7. Menilai fakta dan mengevaluasi pernyatan-pernyataan.
8. Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah. 9. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan.
10. Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang ambil.
11. Menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas.
4
Arief Achmad, Memahami Berpikir Kritis, 2014, http:www.re- searchengines.com1007arief3.html
5
Alec Fisher, op. Cit., h. 4
6
Ibid., h. 7
12. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya menurut Ennis ada lima indikator untuk mengukur bahwa seseorang memiliki kemampuan berpikir kritis, antara lain:
7
1. Memberikan penjelasan sederhana elementary clarification 2. Membangun keterampilan dasar basic support
3. Menyimpulkan inferring 4. Membuat penjelasan lebih lanjut advanced clarification
5. Mengatur strategi dan taktik strategies and tacties
2. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Seperti yang telah dirumuskan sebelumnya bahwa berpikir kritis adalah proses seseorang dalam memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan,
atau memenuhi hasrat keingintahuan yang sistematik untuk sampai pada kesimpulan atau pengambilan keputusan. Untuk mendapatkan definisi berpikir
kritis matematis terlebih dahulu kita mengetahui definisi matematika. Berdasarkan etimologi perkataan “matematika” berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh
dengan bernalar.
8
Hal ini terjadi karena dalam matematika lebih menekankan aktivitas penalaran. Matematika erat kaitannya dengan penalaran, seperti yang
dikemukakan oleh Sumardyono bahwa matematika sebagai cara bernalar, matematika dapat dipandang sebagai cara bernalar, paling tidak karena beberapa
hal, seperti matematika memuat cara pembuktian yang sahih valid, rumus-rumus atau aturan yang umum, atau sifat penalaran matematika yang sistematis.
9
Penalaran dan pembuktian matematika erat kaitannya dengan berpikir kritis, karena penalaran dan pembuktian merupakan sebagai elemen terkait dalam
berpikir kritis menurut O’Daffer dan Thornquist.
10
7
Suwarma, op. cit. h. 13
8
M. Jainuri, Hakekat Matematika, 2014, h. 1, https:www.academia.edu7216165Hakikat_Matematika
9
Ibid., h. 3
10
Suwarma, op. cit.,h. 8
Menurut beberapa ahli seperti Craver, Kuhn, Ennis menyatakan bahwa secara epistimologi berpikir kritis matematika berbeda dengan dengan berpikir
pada bidang lainnya hal ini dikarenakan adanya situasi yang berbeda.
11
Situasi yang berbeda akan menimbulkan definisi berpikir kritis yang berbeda pula,
contohnya Ennis berfokus pada adanya perbedaan penalaran pada tiap bidang. Pada bidang matematika hanya menerima pembuktian deduktif untuk menyusun
kesimpulan akhir sedangkan dibidang lainnya pembuktian deduktif itu tidak diperlukan dalam mendapatkan kesimpulan akhir.
Glaser mendefinisikan berpikir kritis dalam matematika sebagai kemampuan dan disposisi untuk menyertakan pengetahuan sebelumnya, penalaran
matematika, dan strategi kognitif untuk menggeneralisasi, membuktikan, atau mengevaluasi situasi-situasi matematika yang tidak familiar secara reflektif.
12
Secara garis besar Glaser mendefinisikan berpikir kritis secara umum ataupun dalam bidang matematika menjadi dua bagian yang saling terkait yaitu sikap atau
disposisi dan keterampilan berpikir. Dari uraian yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan berpikir kritis
matematika adalah proses seseorang dalam memecahkan suatu masalah, memenuhi hasrat keingintahuan melalui cara pembuktian yang valid atau sifat
penalaran matematika yang sistematis untuk sampai pada kesimpulan atau
pengambilan keputusan.
Keterampilan berpikir kritis matematika merupakan keterampilan yang diperlukan seseorang dalam berpikir kritis pada bahasan matematika. Berdasarkan
uraian indikator menurut beberapa ahli pada pembahasan sebelumnya, penggunaan indikator berpikir kritis matematika pada penelitian ini menggunakan
indikator yang dimodifikasi dari indikator berpikir kritis menurut Ennis yaitu memberikan
penjelasan sederhana,
membangun keterampilan
dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut, mengatur strategi dan taktik.
Secara operasional indikator tersebut dimodifikasi menjadi tiga yaitu: 1. Memberikan penjelasan sederhana
11
Ibid., h.7.
12
Ibid., h 16.