adalah  60.  Perhitungan  koefisien  kemiringan  menunjukkan  hasil  yang  positif, berarti  data  memiliki  kecenderungan  mengumpul  dibawah  rata-rata  dengan
kemiringan positif landai kanan yaitu: 0,119. Sebaran dari kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen ditunjukkan
dengan  nilai  varians  sebesar  101,84,  dan  skor  simpangan  baku  sebesar  10,092. Ketajaman  atau  kurtosis  sebesar  2,226,  model  kurva  datar  platikurtis,  karena
nilai ketajaman 3 lihat lampiran 15, hal 200. Kemampuan  berpikir  kritis  siswa  kelas  eksperimen  yang  menggunakan
strategi  pembelajaran  Think-Talk-Write  TTW  belum  memenuhi  standar  yang diinginkan.  Berdasarkan  perhitungan  letak  rata-rata  kelas  eksperimen  terdapat  9
orang  siswa  atau    36  yang  mempunyai  nilai  sama  dengan  atau  diatas  rata-rata KKM,  sedangkan  sekitar  64  lainnya  atau  16  siswa  memperoleh  nilai  dibawah
rata-rata KKM. Untuk memperjelas dapat dilihat dari grafik ozaif pada gambar 4.1 berasal dari frekuensi kumulatif kurang dari.
Gambar 4.1 Grafik Ogive Kurang Dari Kelas Eksperimen
2.2  Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol
Hasil  tes  yang  diberikan  kepada  kelas  kontrol  dengan  jumlah  siswa sebanyak 26 siswa, disajikan dalam distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas Kontrol
No Nilai X
Frekuensi Absolut Frekuensi Kumulatif
fi f
fi f
1 40
1 3,87
2 50
5 19,23
1 3,87
3 55
2 7,69
6 23,1
4 60
6 23,07
8 30,79
5 65
2 7,69
14 53,86
6 70
5 19,23
16 61,55
7 75
2 7,69
21 80,78
8 80
3 11,53
23 88,47
9 85
26 100
Jumlah 26
100
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada kelas kontrol nilai terkecil yang didapat adalah 40 dan nilai yang tertinggi adalah  80. Nilai rata-rata kelas kontrol adalah
62,692.  Berdasarkan  hasil  perhitungan  kelas  kontrol  diperoleh  nilai  median sebesar  59,625,  modus  sebesar  55,83.  Perhitungan  koefisien  kemiringan
menunjukkan hasil yang positif, berarti data memiliki kecenderungan mengumpul dibawah rata-rata dengan kemiringan positif landai kanan, yaitu 0,756.
Sebaran  dari  kemampuan  berpikir  kritis  pada  kelas  kontrol  ditunjukkan dengan nilai varian 113,905 dan simpangan baku sebesar 10,672. Ketajaman atau
kurtosis  sebesar  2,169  berarti  model  kurva  datar  platikurtis  sebab  nilai ketajaman  3 lihat lampiran 17, hal 202
Nilai  rata-rata  kelas  kontrol  lebih  kecil  dari  nilai  rata-rata  yang  ditetapkan sekolah,  yaitu  70.  Kemampuan  berpikir  kritis  siswa  kelas  kontrol  yang
menggunakan strategi konvensional juga belum mampu menjangkau nilai standar yang  diinginkan.  Berdasarkan  perhitungan  letak  rata-rata  sekitar  12  siswa  atau
46,15    yang  memperoleh  nilai  sama  dengan  atau  diatas  KKM,  sedangkan  14 siswa atau 53,85 memperoleh nilai dibawah KKM.
Untuk  lebih  memperjelas  dapat  dilihat  dari  grafik  ogive  pada  gambar  4.2 berasal dari frekuensi kumulatif kurang dari
Gambar 4.2 Grafik Ogive Kurang Dari Kelas Kontrol
Berdasarkan  uraian  mengenai  kemampuan  berpikir  kritis  materi  logaritma siswa  kelas  eksperimen  dan  kemampuan  berpikir  kritis  materi  logaritma  siswa
kelas  kontrol  diatas,  terlihat  adanya  perbedaan.  Untuk  lebih  memperjelas perbedaan  kemampuan  berpikir  kritis  materi  logaritma  siswa  kelas  eksperimen
kelompok dengan pembelajaran menggunakan strategi Think-Talk-Write dengan kelas  kontrol  kelompok  yang  diajarkan  dengan  strategi  konvensional,  dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Perbandingan Statistika Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistika Kelas
Eksperimen Kontrol
Jumlah Siswa N 25
26 Maksimum X
max
80 80
Minimum X
min
45 40
Rata-rata 65,4
62,692 Median Me
65 60
Modus Mo 60
60 Varians
101,84 113,905
Simpangan Baku 10,092
10,672 Kemiringan
0,119 0,756
Ketajaman 2,226
2,169
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa jelas terdapat perbedaan statistika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,  yaitu dapat  dijelaskan bahwa perolehan nilai  rata-
rata  kelas  eksperimen  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  kelas  kontrol  dengan selisih  2,708.  Selaras  juga  dengan  perbandingan  nilai  median  dan  modus  pada
kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Perolehan  siswa  dengan  nilai  terbesar  terdapat  pada  kelas  eksperimen  dan
kelas kontrol yaitu dengan skor 80, sedangkan nilai terkecil dari kedua kelompok terdapat  pada  kelas  kontrol  dengan  skor  40.  Hal  ini  menunjukkan  kemampuan
berpikir kritis perorangan  yang paling rendah terdapat di kelas kontrol. Sebaran  dari  data  kedua  kelompok  terlihat  bahwa  kelas  kontrol  memiliki
sebaran  yang lebih heterogen karena memiliki varians dan simpangan baku yang lebih  besar  dari  kelas  eksperimen.  Selain  itu  jika  dilihat  dari  nilai  ketajamannya
kedua  kelas  tergolong  kurva  datar  platikurtis.  Kemudian  koefisien  kemiringan pada  kedua  kelas    kemiringan  yang  positif.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  kedua
kelas memiliki kecenderungan data mengumpul dibawah rata-rata.