Tabel 4.6 Perbandingan Statistika Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistika Kelas
Eksperimen Kontrol
Jumlah Siswa N 25
26 Maksimum X
max
80 80
Minimum X
min
45 40
Rata-rata 65,4
62,692 Median Me
65 60
Modus Mo 60
60 Varians
101,84 113,905
Simpangan Baku 10,092
10,672 Kemiringan
0,119 0,756
Ketajaman 2,226
2,169
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa jelas terdapat perbedaan statistika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai rata-
rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan selisih 2,708. Selaras juga dengan perbandingan nilai median dan modus pada
kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Perolehan siswa dengan nilai terbesar terdapat pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol yaitu dengan skor 80, sedangkan nilai terkecil dari kedua kelompok terdapat pada kelas kontrol dengan skor 40. Hal ini menunjukkan kemampuan
berpikir kritis perorangan yang paling rendah terdapat di kelas kontrol. Sebaran dari data kedua kelompok terlihat bahwa kelas kontrol memiliki
sebaran yang lebih heterogen karena memiliki varians dan simpangan baku yang lebih besar dari kelas eksperimen. Selain itu jika dilihat dari nilai ketajamannya
kedua kelas tergolong kurva datar platikurtis. Kemudian koefisien kemiringan pada kedua kelas kemiringan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa kedua
kelas memiliki kecenderungan data mengumpul dibawah rata-rata.
B. Pengujian Hipotesis Dan Pembahasan
Dalam penelitian ini menggunakan analisis kovarians, hal ini dilakukan untuk mengontrol kemampuan awal siswa yang berbeda, kemampuan awal yang
berbeda ini tentu akan menimbulkan terjadinya bias atau kesalahan dalam penarikan kesimpulan. Untuk dapat menggunakan Ankova terlebih dahulu harus
memenuhi asumsi-asumsi yang diberikan. Diantaranya pengujian kemampuan awal siswa dalam model, pengujian pengaruh strategi pembelajaran terhadap
kemampuan awal, dan pengujian homogenitas dari koefisien regresi pada perlakuan Think-Talk-Write TTW dan konvensional. Berikut akan dijelaskan
secara rinci dibawah ini:
Pengujian Kemampuan Awal Siswa Dalam Model Pengujian asumsi yang pertama harus dipenuhi adalah pemeriksaan apakah
hubungan atau pengaruh antara kemampuan awal dan kemampuan berpikir kritis bersifat linear?, sehingga tepat memasukkan kemampuan awal sebagai kovariat
dalam analisis kovarians ini. Pengujian ini akan menguji apakah benar kemampuan awal mempengaruhi kemampuan berpikir kritis. Hal ini berarti kita
akan menguji koefisien regresi kemampuan berpikir kritis atas kemampuan awal. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan F
hitung
dengan F
tabel
. Dimana, hipotesis yang akan diuji adalah:
H = Kemampuan awal tidak mempengaruhi kemampuan berpikir kritis
matematika yang dihasilkan oleh strategi pembelajaran TTW H
1
= Kemampuan awal mempengaruhi kemampuan berpikir kritis matematika yang dihasilkan oleh strategi pembelajaran TTW
Hipotesis statistiknya adalah: H
: β = 0 H
1
: β ≠ 0 Asumsi ini akan terpenuhi jika kemampuan awal mempengaruhi
kemampuan berpikir kritis, yaitu memenuhi kriteria F
hitung
F
tabel
. Dari hasil perhitungan diperoleh F
hitung
= 7,119 lihat lampiran 20, hal 210, sedangkan dari tabel harga F untuk db = 1; 48 pada taraf signifikansi
α = 5
adalah 4,04. Karena F
hitung
lebih besar dari F
tabel
7,119 4,04, maka H ditolak,
artinya kemampuan awal mempengaruhi kemampuan berpikir kritis. Sehingga, untuk asumsi yang pertama telah dipenuhi.
Pengujian Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Kemampuan Awal Asumsi berikutnya yang harus dipenuhi adalah tidak adanya pengaruh
strategi pembelajaran terhadap kemampuan awal. Ini merupakan asumsi kedua yang harus dipenuhi untuk dapat menggunakan analisis kovarians. Asumsi ini
dipenuhi melalui teori, bahwa m enurut Kadir, “dalam eksperimen bidang
pendidikan tes kemampuan awal selalu dilakukan sebelum perlakuan diberikan, maka secara teoritis skor tes kemampuan awal yang diperoleh dapat dipastikan
bukan dipengaruhi oleh perlakuan ”.
1
Dengan demikian asumsi tidak ada hubungan antara TTW dan kemampuan awal terpenuhi.
Pengujian Homogenitas Dari Koefisien Regresi Pada Perlakuan Think-Talk- Write TTW dan Konvensional
Asumsi berikutnya yang harus dipenuhi adalah kehomogenan koefisien regresi dari masing-masing perlakuan. Dalam kovarians kita telah menghitung
koefisien regresi seluruh perlakuan strategi TTW dan konvensional yaitu sebesar: lihat lampiran 20, hal 209. Sedangkan, dari hasil perhitungan
didapatkan = 1,182 dan
0,288 lihat lampiran 20, hal 212. Hipotesis yang ingin diuji pada bagian ini apakah benar kedua koefisien regresi dari masing-
masing perlakuan dianggap sama homogen, sehingga kita cukup menghitung satu koefisien regresi untuk semua pemberian metode pembelajaran yaitu
. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai
F
hitung
dengan F
tabel
. Hipotesis yang akan diuji adalah: H
: Kedua koefisien regresi sama H
1
: Kedua koefisien regresi tidak sama
1
Kadir, op. cit., h. 248
Maka, hipotesis statistik yang akan diuji adalah: H
: β
1
= β
2
H
1
: β
1
≠ β
2
Asumsi ini terpenuhi jika F
hitung
F
tabel
. Dari hasil perhitungan diperoleh F
hitung
= 3,774 lihat lampiran 20, hal 212-213, sedangkan dari tabel harga F untuk db = 1; 48 pada taraf signifikansi
α = 5 adalah 4,04. Karena F
hitung
lebih kecil dari F
tabel
3,7744,04, maka H diterima, artinya memang benar kedua
koefisien regresi adalah homogen. Jadi, asumsi kehomogenan koefisien regresi untuk setiap perlakuan dengan strategi pembelajaran terpenuhi.
Ketiga asumsi tersebut telah terpenuhi maka penggunaan analisis kovarians dalam penelitian ini menjadi sahih. Untuk asumsi yang keempat tidak perlu diuji
karena galat percobaan pasti akan muncul. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pengujian hipotesis main effect dilanjutkan pengujian hipotesis simple
effect jika pada pengujian main effect diterima kebenarannya secara signifikan. Dibawah ini akan dijelaskan pengujian hipotesis main effect dan simple effect
secara rinci.
1. Pengujian Hipotesis Main Effect
Setelah dilakukan uji asumsi untuk analisis kovarians dan keseluruhan pengujian terpenuhi Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Sebelum
melakukan pengujian hioptesis terlebih dahulu menyusun tabel ankova sebagai berikut:
Tabel 4.7 Tabel Ankova
Sumber Varian
JKx JK
Y
JP
XY
JK
Yres
db RJK
Fh Ft
Total T
2705,922 5600,98
913,039 5292,9
49 - Antar
Klp A 753,846
93,441 -265,407
496,776 1
496,776 4,971
4,04 Dalam
Klp D 1952,075
5507,538 1178,446
4796,124 48 99,919
Pengujian hipotesis dilakukan dalam 2 tahap, tahap yang pertama yaitu main effect dan simple effect. Pengujian main effect yaitu untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang belajar dengan strategi Think-Talk-Write TTW, dan strategi konvensional setelah mengontrol
pengaruh kemampuan awal siswa. Pengujian main effect dilakukan dengan pengajuan hipotesis sebagai berikut:
H : Dengan mengontrol kemampuan awal siswa, tidak terdapat perbedaan
kemampuan berikir kritis antara siswa yang belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran TTW, dan konvensional.
H
1
: Dengan mengontrol kemampuan awal siswa, terdapat perbedaan kemampuan berikir kritis antara siswa yang belajar dengan menggunakan strategi
pembelajaran TTW, dan konvensional. Dengan demikian hipotesis statistik yang diajukan adalah:
H : μ
res1
= μ
res2
H
1
: μ
res1
≠ μ
res2
Keterangan: μ
res1
:Rata-rata kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen μ
res2
:Rata-rata kemampuan berpikir kritis kelas kontrol. Nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen dan kontrol
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.8 Rata-Rata Kemampuan Berpikir Ktitis Kelas Eksperimen dan Kontrol
E K
65,4 62,69
Kriteria pengujian dalam main effect ini yaitu, jika F
hitung
F
tabel
maka H diterima dan H
1
ditolak. Sedangkan, jika F
hitung
F
tabel
maka H
1
diterima dan H ditolak, pada taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikansi α = 5 dengan db
1
= 1 dan db
2
= 48. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh F
hitung
sebesar 4,971 lihat lampiran 20, hal 213 dan F
tabel
sebesar 4,04. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa F
hitung
F
tabel
4,971 4,04. Maka, H ditolak dan H
1