Pengujian Hipotesis Simple Effect

82,28. Jadi analisis kovarians lebih efisien dibandingkan menggunakan analisis yang tanpa mengontrol kemampuan awal. 3

3. Pembahasan a. Proses Pembelajaran

Penelitian ini dilakukan pada kelas X sepuluh yang penempatannya berdasarkan tes yaitu X.1 dan X.2. Penelitian ini dilakukan pada materi wajib awal semester ganjil kelas X yaitu logaritma. Selanjutnya pemilihan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan secara acak melalui pengundian koin. Hasil dari pengundian koin didapat yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas X.1 dan yang menjadi kelas kontrol adalah kelas X.2. Karena dilakukan pada dua kelas yang berbeda kemampuan awalnya maka analisis dari data yang digunakan adalah Analisis Kovarians Ankova dengan jalan mengontrolmengendalikan pengaruh tes kemampuan awal dalam pengujian hipotesis. Penelitian ini dilakukan pada materi logaritma, yang ada dibab pertama untuk siswa kelas X. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kemampuan berpikir kritis siswa yang diberikan perlakuan khusus yaitu dengan mengubah strategi pembelajaran dari konvensional ke strategi yang lebih bisa untuk merangsang kemampuan berpikir kritis siswa. Karena, berpikir kritis adalah kemampuan yang tidak datang dengan sendirinya, namun harus dilatih secara terus menerus. Strategi pembelajaran yang diberikan pada kelas eksperimen adalah strategi pembelajaran Think-Talk-Write TTW sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan strategi konvensional yaitu strategi ekspositori. Indikator berpikir kritis yang akan diukur pada penelitian ini yaitu indikator berpikir kritis menurut ennis yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan peneliti, indikator tersebut adalah memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar dan menyimpulkan. Dalam setiap pertemuan pada kelas eksperimen menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write. Kegiatan pembelajaran disetting agar siswa belajar secara berkelompok. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil 3 Kadir,op. cit., h.247 yang terdiri dari 3-4 orang setiap kelompok. Selain itu, siswa selalu diberikan Lembar Kerja Siswa LKS dan mengerjakan LKS tersebut secara individu terlebih dahulu, ini merupakan tahap think. Pada tahap ini siswa secara individu berusaha menyelesaikan dan menganalisis permasalahan yang ada dalam LKS. Hasil dari tahap ini yaitu siswa mampu memberikan alasan dari strategi, taktik serta jawaban yang diperoleh dan yang terakhir siswa mampu menyimpulkan. Jawaban pada tahap ini dituliskan pada kolom jawaban awal yang ada dalam LKS. Pada tahap selanjutnya yaitu tahap talk siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya yang telah dibentuk oleh guru sebelumnya. Tahap ini merupakan sarana untuk menguji pemahaman siswa dan mempertajam analisis dari masalah tersebut. Setelah tahap ini selesai siswa bebas menentukan solusi yang akhirnya yang digunakan merupakan hasil pemikirannya sendiri pada tahap think atau solusi setelah mereka berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Pada tahap ini tidak hanya siswa berdiskusi dengan teman satu kelompoknya namun jika masih ada waktu yang tersedia ditunjuk secara acak kelompok yang akan mempresentasikan hasil yang didapat di depan kelas. Tahap terakhir yaitu write pada tahap ini siswa menuliskan ide-ide yang diperolehnya dari tahap think dan talk. Tulisan ini harus memuat alasan-alasan yang mendukung dari solusi yang digunakan berupa sifat-sifat logaritma dan hasil akhir berupa kesimpulan terbukti atau tidak terbukti dari soal pembuktian yang diberikan. Jawaban ini dituliskan pada kolom jawaban akhir yang ada pada LKS. Pada pertemuan pertama pembelajaran menggunakan strategi TTW ini masih belum maksimal, hal ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa untuk belajar matematika dalam kondisi berkelompok. Selain itu, siswa juga masih bingung dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa LKS yang diberikan karena didalam LKS tersebut siswa diharuskan untuk mengemukakan alasan berupa penggunaan konsep matematika dalam menjawab soal yang ada dalam LKS. Masalah selanjutnya adalah yang terjadi pada pertemuan pertama adalah kondisi kelas kurang kondusif karena peneliti masih belum bisa mengontrol kegiatan pembelajaran. Ketika siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya, siswa masih malu untuk mengemukakan hasil diskusinya bersama teman sekelompoknya didepan kelas. Pada pertemuan pertama banyak sekali siswa yang tidak menuliskan alasan dari jawaban yang mereka gunakan. Ada juga yang menuliskan alasan namun kurang lengkap seperti berikut ini. Gambar 4.6 Gambar 4.4 Jawaban LKS 1 Kelas Eksperimen Namun, ada juga yang mampu menuliskan jawaban beserta alasan dengan tepat. Seperti yang ada dalam gambar berikut. Gambar 4.5 Jawaban LKS 1 Kelas Eksperimen Jawaban yang dituliskan siswa dalam LKS tersebut mampu menunjukkan ia mampu mengaitkan definisi logaritma yang telah dijelaskan sebelumnya dengan soal yang ada dalam LKS. Pada pembelajaran selanjutnya, guru memberikan motivasi agar siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran supaya siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir mereka. Selain itu, setiap langkah dari strategi pembelajaran Think-Talk-Write TTW ini melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya sehingga siswa tidak hanya mengetahui konsep matematika saja, tetapi mengetahui makna dari konsep matematika tersebut dan mengetahui kapan konsep matematika tersebut digunakan dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Pada pertemuan selanjutnya siswa mulai mampu beradaptasi dengan teman sekelompoknya dan siswa mulai terbiasa dengan strategi pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti. Siswa mulai memahami maksud dari soal yang ada di LKS, siswa juga mulai terbiasa untuk selalu menuliskan alasan dari setiap langkah yang mereka lakukan. Alasan tersebut merupakan salah satu indikator berpikir kritis yang diukur dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sedikit demi sedikit kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu, siswa juga mulai percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya ketika kelompokya ditunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Hal ini terlihat dari jawaban LKS yang mereka berikan semakin menunjukkan perkembangan kemampuan berpikir kritis mereka. Mereka mulai tidak terlalu bergantung pada peneliti, mereka mulai mandiri dalam mengerjakan LKS dan bekerjasama dengan baik bersama teman sekelompoknya. Perkembangan kemampuan berpikir kritis mereka terlihat dari hasil jawaban LKS mereka berikut ini. Gambar 4.6 Jawaban LKS 2 Kelas Eksperimen Gambar tersebut merupakan jawaban siswa untuk LKS 2, dari jawaban yang dituliskan oleh siswa terlihat bahwa setelah tahap talk pemahaman siswa semakin tajam, nampak dalam kolom jawaban awal yang merupakan hasil dari tahap think siswa tidak menuliskan sifat logaritma apa yang ia maksud dan siswa tidak mampu menghitung nilai dari , namun setelah tahap talk siswa berdiskusi dengan teman satu kelompoknya ia mampu menentukan sifat logaritma