Hasil uji normalitas terhadap masing-masing variabel penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas
Dengan Metode Kolmogorov-Smirnov
Variabel Statistik
χ² Probability
Value p
Tingkat Signifikansi
α Prestasi Belajar Y
0,710 0,694
0,05 Ketepatan Metode Mengajar X
1
0,980 0,292 0,05
Motivasi Belajar X
2
0,723 0,620
0,05 Lingkungan Belajar X
3
1,093 0,183
0,05 Variabel prestasi belajar Y memiliki nilai statistik
χ²=0,710 dengan nilai probability value p=0,694. Pada tingkat signifikansi
α=5 atau 0,05; maka nilai p0,694
α0,05, sehingga statistik χ² tersebut tidak signifikan. Oleh karena statistik χ² tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi variabel prestasi belajar
Y adalah normal. Variabel ketepatan metode mengajar dosen X
1
memiliki nilai statistik χ²=0,980 dengan nilai probability value p=0,292. Pada tingkat signifikansi α=5 atau
0,05; maka nilai p0,292 α0,05, sehingga statistik χ² tersebut tidak signifikan. Oleh
karena statistik χ² tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi variabel
ketepatan metode mengajar dosen X
1
adalah normal. Variabel motivasi belajar X
2
memiliki nilai statistik χ²=0,723 dengan nilai
probability value p=0,620. Pada tingkat signifikansi α=5 atau 0,05; maka nilai
p0,620 α0,05, sehingga statistik χ² tersebut tidak signifikan. Oleh karena statistik
χ² tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi variabel motivasi belajar X
2
adalah normal.
Variabel lingkungan belajar X
3
memiliki nilai statistik χ²=1,093 dengan nilai
probability value p=0,183. Pada tingkat signifikansi α=5 atau 0,05; maka nilai
p0,183 α0,05, sehingga statistik χ² tersebut tidak signifikan. Oleh karena statistik
χ² tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi variabel lingkungan belajar X
3
adalah normal.
C. Pengujian Hipotesis Penelitian
Penelitian ini mengandung tiga hipotesis yaitu: 1 Hipotesis mengenai adanya hubungan antara ketepatan metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa,
2 Hipotesis mengenai adanya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, dan 3 Hipotesis mengenai adanya hubungan antara lingkungan belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa. Pengujian terhadap hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan korelasi
product moment dengan tiga variabel bebas yaitu: ketepatan metode mengajar dosen X
1
, motivasi belajar X
2
dan prestasi belajar X
3
; di mana variabel terikatnya adalah prestasi belajar Y.
Hasil analisis korelasi product moment untuk masing-masing variabel disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.6 Hasil Analisis Korelasi
Product Moment Antara Variabel Bebas dengan Variabel Prestasi Belajar
Variabel Bebas Koefisien
korelasi r
xy
Probability Value
p Tingkat
Signifikansi α
Ketepatan Metode Mengajar X
1
0,694 0,000
0,05 Motivasi Belajar X
2
0,666 0,000
0,05 Lingkungan Belajar X
3
0,705 0,000
0,05 Lihat lampiran hal 123
1. Hubungan antara Ketepatan Penggunaan Metode Mengajar Dosen X
1
dengan Prestasi Belajar Y.
Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment antara ketepatan penggunaan metode mengajar dosen X
1
dengan prestasi belajar Y, diperoleh nilai korelasi sebesar r
x1y
=0,694 dengan p=0,000. Pada pengujian dengan tingkat signifikansi
α=0,05 maka nilai p0,000α=0,05; yang berarti korelasi atau hubungan tersebut signifikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, hipotesis pertama penelitian ini diterima kebenarannya di mana, hubungan antara ketepatan penggunaan
metode mengajar dosen X
1
dengan prestasi belajar Y signifikan bersifat positif. Hal ini berarti semakin tepat penggunaan metode mengajar yang digunakan oleh para
dosen, maka prestasi belajar mahasiswa cenderung akan meningkat. Implikasi dari hasil pengujian hipotesisnya ini adalah pentingnya para dosen
menggunakan metode yang tepat dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kampus. Penggunaan metode mengajar yang tepat diharapkan dapat meningkatkan
prestasi belajar mahasiswa.
2. Hubungan antara Motivasi Belajar X
2
dengan Prestasi Belajar Y.
Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment antara motivasi belajar X
2
dengan prestasi belajar Y, diperoleh nilai korelasi sebesar r
x2y
=0,666 dengan p=0,000. Pada pengujian dengan tingkat signifikansi
α=0,05 maka nilai p0,000
α=0,05; yang berarti korelasi atau hubungan tersebut signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, hipotesis kedua penelitian ini diterima
kebenarannya di mana, hubungan antara motivasi belajar X
2
dengan prestasi belajar Y signifikan bersifat positif. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi belajar maka
prestasi belajar mahasiswa cenderung akan meningkat.