BAB II. KAJIAN PUSTAKA
Didalam bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang berasal dari pendapat para ahli yang telah diakui kebenarannya, yang merupakan
landasan sebagai syarat penunjang untuk memecahkan masalah yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengungkap masalah tentang
ketepatan penggunaan metode mengajar dosen, motivasi belajar, lingkungan belajar dan prestasi belajar mahasiswa.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini mengemukakan beberapa metode atau cara yang digunakan dalam penelitian baik dari awal penyusunan kuesioner sampai
pengambilan data menggunakan kuesioner tersebut serta beberapa metode untuk menganalisis perolehan data yang telah terkumpul.
BAB VI. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini mengemukakan tentang penerapan metode-metode yang digunakan hingga ditemukannya suatu hasil yang dapat
dipertanggungjawab. Kemudian dari hasil tersebut kita dapat memberikan suatu pembahasan.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini mengemukakan tentang kesimpulan yang telah kita tarik dari pembahasan. Kesimpulan tersebut dapat memberikan pengertian
kepada pihak yang berkepentingan sehingga hasil penelitian tersebut dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Disini juga ditulis beberapa
saran yang membangun berdasarkan hasil penelitian yang bermanfaat untuk beberapa pihak yang berkepentingan
9
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Motivasi Belajar
1. Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Seperti yang dikatakan Sartain
dalam bukunya psychology Understanding of Human Hehavior : motif adalah suatu penyataan yang kompleks dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah
laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang Purwanto, 1984:64. Pengertian motif tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan. Seseorang atau suatu
organisme yang berbuat atau melakukan sesuatu, sedikit banyaknya memilih kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapainya. Dalam
pelajaran tentang motivasi kadang-kadang kebutuhan itu diberi arti yang khusus. Sartain menggunakan istilah kebutuhan hanya sebagai suatu istilah yang menunjuk
pada suatu kekurangan tertentu di dalam suatu organisme.
2. Motivasi Belajar
Motivasi belajar diartikan sebagai daya pendorong atau perangsang yang merangsang siswa untuk mau dan ingin melakukan kegiatan belajar baik di sekolah
maupun di rumah sehingga tercapai prestasi yang memuaskan. Dalam soal belajar, motivasi itu sangat penting. Motivasi adalah syarat mutlak
untuk belajar. Di sekolah seringkali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos dan sebagainya. Hal demikian dapat berarti bahwa
guru tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar ia belajar dengan segenap tenaga dan pikirannya.
Menurut Winkel 1996 : 27-28 motivasi belajar dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu :
a. Motivasi ekstrinsik yaitu bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Yang tergolong dalam motivasi ekstrinsik
adalah belajar demi memperoleh pujian dari orang lain, belajar demi tuntutan yang akan diraih, belajar demi meningkatkan gengsi sosial dan belajar demi
memperoleh hadiah material yang telah dijanjikan. b.
Motivasi intrinsik yaitu bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar. Siswa yang mempunyai motivasi intrinsik akan terlihat dari ketekunannya untuk mengerjakan tugas-tugas belajar,
keuletannya dalam memecahkan kesulitan dalam belajar dan senang mencari atau memecahkan soal-soal dalam buku pelajaran.
B. Minat
Persoalan motivasi dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau
arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan- kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan
membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan
kecenderungan jiwa seseorang biasa disertai dengan perasaan senang, karena merasa memiliki kepentingan dengan sesuatu itu.
Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.