Pendidikan Karakter Teori yang Mendukung
2.1.11.1.Permainan “engklek”
Permainan “engklek” biasa dimainkan anak-anak dilingkungan sekitar rumah. “engklek” adalah permainan berjalan melompat dengan satu kaki
Dharmamulya: 2005. Permainan “engklek” tidak memerlukan pekarangan yang luas namun cukup di tempat yang datar Mulyani: 2013. Permainan “engklek”
disebut juga Somdah. Somdah merupakan permainan yang menggunakan media gambar persegi empat yang digambar di lantai ataupun di tanah Wardani: 2010.
Berdasarkan paparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa permainan “engklek” merupakan permainan yang dimainkan dengan cara melompat dengan satu kaki di
pekarangan yang datar. Selanjutnya Dharmamulya,dkk 2005 mengatakan bahwa permainan
“engklek” memiliki fungsi yang meliputi : 1 Melatih ketrampilan dan ketangkasan seperti pada olah raga pada umumnya; 2 Memupuk persahabatan
antara sesama anak-anak. Fungsi “engklek” tersebut sama dengan pendapat Sujarno 2013 yaitu bahwa permainan “engklek” bukan hanya sebagai kegiatan
hiburan namun juga merupakan sarana untuk mempererat persaudaraan. Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua fungsi dalam permainan
“engklek” yaitu fungsi yang berhubunngan dengan keterampilan motorik dan sosial anak. Penulis memodifikasi permainan “engklek” untuk menjelaskan materi
bangun ruang pada muatan matematika dan melatih gerakan jalan lurus, jalan berkelok dan jalan zig zag pada muatan PJOK.
Aturan permainan “engklek” yaitu: Tahap I, misalkan giliran main jatuh pada A. A melempar gacuk ke petak 1. Kemudian A melakukan “engklek” dari
mentasan menuju petak 5 melalui petak 1,2,3 dan 4. Sampai di petak 5 melakukan obrog dan berbalik badan. Kemudian A “engklek” lagi melalui petak 4,3,2 dan 1
dan jongkok mengambil gacuk terus ke mentasan. Tahap II, A “engklek” menuju petak 5 dan pada waktu kembali menuju pentasan gacuk diletakkan berganti-ganti
di atas telapak tangan dan punggung tangan. Tahap III, A ingkling dari pentasan menuju ke petak 5, tetapi saat kembali ke pentasan gacuk diletakkan di lengan
kiri. Tahap IV, tahap ini sama dengan tahap III tetapi gacuk diletakkan di lengan kanan. Tahap V, A “engklek” dari mentasan menuju ke petak 5, kembalinya gacuk
diletakkan di pundak kiri. Tahap VI, tahap ini sama dengan tahap V tetapi gacuk diletakkan pundak kanan. Tahap VII, tahap ini dinamakan tahap golek omah.
Pemain melakukan “engklek” dari pentasan ke petak 5 dan kembali lagi ke pentasan, gacuk diletakkan pada punggung tangan kanan sambil digoyang ke kiri
ke kanan. Sekembalinya di pentasan, posisi badan tetap membelakangi petak- petak arena permainan. Dalam posisi tersebut si pemain melempar gacuk melalui
atas kepala kea rah petak-petakan permainan. Bila gacuk jatuh di dalam salahs atu petak, maka pemain mendapat omah satu. Apabila gacuk kena garis, pemain
menginjak garis, pemain terjatuh sewaktu “engklek”. Peneliti memodifikasi permainan “engklek” setelah mengetahui langkah-
langkah permainan yang asli. Modifikasi langkah-langkah permainan “engklek” meliputi : 1 Pemain berjumlah 5; 2 Pemain akan mendapat giliran maju
pertama apabila menang undian; 3 Setiap pemain akan melemparkan gacuk pada